HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
."Bangun!"
Galen meringis begitu selimutnya di buka paksa dan mengenai punggungnya. Demi apapun punggungnya tidak juga membaik. Malah panas dan semakin nyeri.
"Ma?"
"Ga usah enak-enak tidur kamu! Sana sekolah!"
Galen mencoba bangun dari berbaring. Ia duduk di pinggir kasurnya. "Ma, libur sehari lagi ya? Punggung Galen masih sakit."
Galen pikir mamanya akan prihatin dan mengabulkan perkataannya. Tapi...
"Gak ada! Gak ada! Kemarin kamu udah libur ya. Sekarang kamu bangun dan siap-siap sekolah. Cepetan!"
"Tolong, Ma. Kalo ini aja. Tolong turutin permintaan Galen kali ini," Galen sampai menyatukan tangannya. Ia benar-benar memohon.
"Kamu siap-siap sekolah sekarang atau jadwal les kamu mama tambah?" Ancam Mamanya.
Galen menghela nafas. "Ma, kenapa sih yang ada di pikiran Mama itu cuma les dan nilai? Mama pernah ga sih sekali aja mikirin kesehatan Galen?"
"Papa kamu masih disini, Galen. Kamu mau hukuman kamu lebih dari ini?"
Mamanya mendekat dan berbisik di telinganya. "Atau Mama hasut lagi Papa kamu dan biarin dia ngehukum kamu lagi sampe kamu kapok terus nurutin semua mau Mama?"
Galen menatap tajam Mamanya. "Mama egois. Mama cuma bisa bawa-bawa Papa."
"Kalaupun Galen dihukum lagi setelah ini, jangan harap Mama bisa lihat Galen lagi."
Galen pun berdiri menuju ke kamar mandinya dan meninggalkan Mamanya sendirian yang sibuk dengan pikirannya.
****
SMA PRAMUDYA...
"Kevin masih ga ada kabarnya, Zan," kata Arka.
Keduanya sedang berjalan di koridor. Ini sudah hari kedua Kevin tak masuk sekolah dan tak menghubungi mereka. Arzan juga mencoba menghubungi, tapi sama saja. Nomor Kevin tidak aktif.
"Pulang kampung kah?" Tebak Arzan.
"Lu yang bener aja. Pulang kampung tuh akhir semester. UTS aja belum," kata Arka.
"Hampir sih," lanjutnya.
Tring! Notifikasi handphone Arzan.
Mama
Ruang kepala sekolah kamu sebelah mana? Nanti Mama mau mampir buat atur kepindahan sekolah kamu.
Arzan berhenti berjalan. Membuat Arka berjalan duluan tanpa sadar karena keduanya sama-sama sibuk dengan handphone.
Arzan kembali membaca pesan dari Mamanya. Mamanya sudah mulai mengatur kepindahannya. Ia akan benar-benar meninggalkan semua kenangannya disini.
"Zan, kalau pas ujian kita bakal duduk depan ga sih? Kan nama kita awalannya dari A," kata Arka.
Tapi, ia tak mendapat sahutan. Sampai ia menoleh dan ternyata sudah tak ada Arzan di sampingnya. Arka bingung, yakali Arzan pake kekuatan angin topan jadi cepet masuk kelas. Arka menoleh ke belakang dan ternyata Arzan melamun dengan handphonenya.
"Zan!" Panggil Arka sedikit keras.
"Hah?" Sahut Arzan. Ia tersadar dan memasukkan handphone ke saku celananya. Lalu menyusul Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Fiksi Remaja12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"