HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
.TAPI SEBELUM ITU, MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN SEMUANYAAA, TELAT SIH TAPI GAPAPA DEH🙏🏼🙏🏼
.
.
.
.SMA PRAMUDYA
"Ayo kita kekelas, Arka."
"Bentar, Zan. Kevin belum dateng."
Arzan menghela nafas. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 7 tapi mereka masih di parkiran sekolah.
"Aneh banget ga sih, Zan? Gak biasanya Kevin jam segini belum dateng. Pasti ada sesuatu sama dia," tebak Arka. Arka menoleh ke Arzan yang duduk di motornya, sedangkan Arka duduk di pot bunga besar.
"Ngapain, Jun?"
Arzan langsung melompat dan duduk di samping Arka. "Lu jangan aneh-aneh deh."
Arka tertawa kecil. "Penakut. Emang yang punya panggilan Jun itu cuma Juna apa?"
"Emang lu ada Deket sama Jun siapa lagi kalo bukan Juna?"
"Iya. Maaf. Kan maksud gue baik, gue nyapa dia," kata Arka.
"Dah ah yuk ke kelas aja!" Arzan langsung menarik tangan Arka. Mereka menuju ke kelas.
Sementara itu dikelas...
"Dav, lu sakit?" Tanya Travis.
David mendongak, memperlihatkan wajahnya yang bengkak, seperti kurang tidur. "Gue gapapa."
Galen berinisiatif bangkit dari duduknya dan menuju ke meja David. "Lu pucet, Dav."
Dan hal itu tak sengaja di dengar oleh Dandi.
David tersenyum. "Gue gapapa. Cuma pusing dikit."
"Ke UKS aja ya?"
"Kenapa David?" Regan mendekati mereka.
"Pucet. Dia bilangnya cuma pusing, tapi lebih baik dibawa ke UKS aja kan?" Kata Travis.
"Gue gapapa. Aman kok. Nanti kalo gue gak kuat, gue minta tolong ke Travis atau ga Galen deh," kata David.
"Bener nih?" Tanya Regan.
David mengangguk. Mau tak mau mereka kembali ke tempat mereka masing-masing. David kembali ke posisi awal, meletakkan kepalanya dimeja dan memejamkan matanya.
Dandi yang mendengar itu berinisiatif keluar kelas. Ia langsung menuju koperasi sekolah dan membeli roti juga susu kesukaan David. Setelah mendapat itu, Dandi kembali kekelas. Begitu melewati meja David, ia langsung meletakkan satu kresek itu di meja.
Teman-temannya yang melihat itu tersenyum. Travis sampai ingin berteriak tapi Dandi langsung menutup mulut Travis dengan tangannya. Lalu menuju ke bangkunya lagi.
"Huwekk, bauu ikan asin, Dan," keluh Travis.
"Fitnah lu. Gue ga ada sarapan ikan asin ya tadi," kata Dandi.
David membuka matanya ketika bel berbunyi. Ia mendongak dan menemukan satu kresek berisi roti dan susu. David memegang kresek itu lalu mengalihkan pandangannya ke kelas.
"Punya siapa?" Gumam David.
David menoleh ke belakang, tepatnya Ke Dandi. Dandi langsung kelabakan begitu David tiba-tiba menoleh ke arahnya. Dandi menutup wajahnya menggunakan buku paket sejarah tapi sampulnya terbalik.
David tersenyum lebar. Ia tahu itu pasti dari Dandi.
"Lu masih perhatian sama gue ternyata, Dan."
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Teen Fiction12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"