15. Stars

2.1K 268 96
                                    

HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
.

Ctas! Ctas!

"Papa..sakit.."

Ctas!

Remaja laki-laki itu mengigit bibir bawahnya kuat saat cambukan ikat pinggang di punggungnya semakin menjadi-jadi. Sudah hampir satu jam, tapi pelaku yang melukai punggungnya itu tak kunjung berhenti. Ia yakin luka lamanya akan kembali terbuka lagi.

"Saya benci sekali sama kamu, Travis," katanya lalu kembali mencambuknya.

Ya, remaja itu Travis. Sepulang sekolah bukannya di sambut dengan sapaan hangat atau mau makan apa. Tapi malah di tarik oleh ayah kandungnya sendiri menuju gudang dekat kamarnya dan mulai mencambuknya.

"Papa berhenti," lirih Travis.

Papa Travis itu melempar ikat pinggangnya kasar lalu menendang dada Travis dengan kuat. Hal itu langsung membuat darah mengucur dari mulutnya.

"Saya kalah main judi tadi, padahal jika menang sedikit lagi saja. Pasti saya sudah bisa membeli minuman itu. Sekarang apa yang harus saya minum ARRGHHH," Teriak Papanya di akhir. Lalu keluar dari sana.

Travis memukul dadanya yang terasa sesak. Air matanya berlomba-lomba keluar saat rasa sakitnya kian menjadi. Darah terus keluar tanpa henti dari mulutnya.

Travis membawa tubuhnya untuk bersandar di dinding gudang itu. Dengan seragam dan cardigannya yang berlumur darah itu, ia paksakan.  Travis memejamkan kedua matanya lalu mengambil nafas sebanyak-banyaknya untuk mengurangi rasa sesak itu.

"Mama gak mau pulang? Travis kesakitan, Ma. Papa jahat. Travis disiksa terus sama Papa. Sakit.."

****

Beberapa hari kemudian. Kantin SMA PRAMUDYA...

Selepas insiden waktu itu, Kevin dan Arka benar-benar seperti orang yang bertengkar. Mereka tidak menyapa bahkan mengobrol. Tepatnya, Kevin yang menghindari, bahkan ia duduk di bangku belakang yang tersisa. Sehingga, Arka duduk sendirian di bangkunya.

"Kayak orang yang pacaran terus berantem kalian kalau kata gue mah," kata Sergan.

Arka tidak merespon dan masih melihat Kevin yang duduk dengan Galen, Travis, Juna dan Regan di meja kantin tak jauh dari ia duduk. Mereka tampak mengobrol hal yang lucu sehingga mereka tertawa bersama.

Arzan menjentikkan jarinya di depan Arka, membuat Arka menoleh.

"Makan, gak usah ngeliatin dia Mulu," ucap Arzan.

"Gue mau minta maaf ke dia," balas Arka.

Arzan berdecak. "Ck! Udahlah. Gak usah ngemis maaf ke dia. Kalau emang tuh anak masih ngehargai lu, dia pasti gak bakal ngejauh. Gak usah jadi pengemis ke orang yang kayak gitu. Kita lihat aja, seberapa dia betah kayak begitu."

Setelahnya, Arzan kembali memakan mie ayamnya. Tak sengaja, kedua mata Arka bertemu dengan Sergan. Sergan mengangguk setuju atas perkataan Arzan. Arka menghela nafas dan melanjutkan memakan mie ayamnya yang mengembang.

Tak tahu saja, Kevin mendengar percakapan mereka dan memandang sendu ke arah mereka.

****

"Gue masih gak tau awal mereka kayak gitu gimana," celetuk Dandi.

Sedari tadi, Dandi, David, Kenzo dan Agam memperhatikan antara meja Arka dan Kevin. Mereka benar-benar berada di pihak netral.

12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang