17. Hospital

1.9K 238 37
                                    

HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
.

Rumah Sakit Bhayangkara

Sudah lebih dari 30 menit Sergan di tangani oleh dokter, tapi masih belum ada tanda-tanda dokter akan keluar dari sana. Anak-anak Heaven yang lain sudah berada di sini setelah di kabari oleh Marka. Mereka masih menunggu. Regan pulang lebih dulu karena takut bundanya mencarinya.

David masih melihat tangan dan celana jeans nya yang terdapat bercak darah yang mengering. Rasanya seperti mimpi, ia kuat dengan darah sebanyak itu. Padahal, ia phobia dengan darah.

Dandi yang duduk di samping David itu mengelus pundak David untuk menenangkannya. Arzan, Arka dan Kevin mereka duduk di lantai dengan menyender di dinding rumah sakit. Dari mulut mereka, tak henti-hentinya merapalkan doa yang sama, supaya Sergan baik-baik saja.

Leon memegang tas Sergan dengan erat. Ia masih merasa bersalah. Yuda dan Marka melihatnya. Yuda menyenggol Marka, menyuruhnya untuk menenangkan Leon. Marka mengangguk dan duduk di samping Leon.

"Ini salah gue," lirih Leon tanpa melihat siapa yang duduk di sampingnya.

"Harusnya gue tetep larang dia turun," lanjut Leon saat Marka hanya diam.

Marka menghela nafas dan meletakkan tangannya di pundak Leon. "Jangan nyalahin diri lu sendiri, Bang."

"Tapi Sergan.."

"Doain aja dia gapapa," potong Marka.

"Alasan gue sama Yuda masukin dia ke geng kita, itu karena dia anak yang kuat. Gue yakin dia bakal baik-baik aja," lanjut Marka. Dan dijawab Leon dengan anggukan.

Yuda melihat jam di dinding. Pukul 12 malam lewat 15 menit. Kedua matanya mengedar ke teman-teman Sergan yang masih menunggu. Kedua mata mereka memerah dan juga terlihat lelah.

"Buat yang besok sekolah, mending pulang sekarang aja," kata Yuda.

Beberapa pasang mata langsung menuju ke Yuda. Kevin yang mengantuk pol itu juga menoleh dengan kedua mata yang sudah menyipit.

"Gue gak mau," celetuk Arzan.

"Gimana kalau Sergan butuh sesuatu, Bang?" Tanya Haikal.

"Kita bisa izin besok, Bang," ucap Jendra.

"Tolong dengerin gue," peringat Yuda.

"Yang besok waktunya sekolah, angkat tangan."

David, Dandi, Arka, Arzan, Kevin termasuk anak-anak Heaven mengangkat tangannya.

"Buat yang angkat tangan, gue mohon pulang ke rumah masing-masing."

"Tapi, Sergan..."

"Sergan tanggung jawab gue. Kalian gak usah mikir macem-macem. Gue janji kalau Sergan ada kabar, gue bakal langsung hubungi kalian," kata Yuda dengan kedua mata yang fokus ke anak-anak Heaven. Lalu beralih ke Dandi, David, Arka, Arzan dan Kevin.

"Gue juga bakal hubungi tentang Sergan lewat Arzan. Jadi, kalian gak usah khawatir."

Mereka semua diam.

12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang