HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
.SMA PRAMUDYA
"Juna izin hari ini."
Arzan menoleh ketika David menunjukkan hpnya. Isinya roomchat wali kelas dan David. Wali kelasnya bilang bahwa Juna izin hari ini.
"Perasaan gue dari tadi malem ga enak banget, Zan. Juna gapapa kan?" Tanya David.
Arzan menghela nafas. Ia juga merasakan hal yang sama seperti David. Apalagi ia yang tau tentang penyakit di derita oleh Juna. Membuat ketakutannya semakin besar.
"Kita berdoa aja semoga Juna gapapa," kata Arzan mengakhiri obrolan mereka dan kembali membaca komiknya.
David mengangguk. Jarinya tiba-tiba menekan roomchat lainnya.
Mama Dandi
Bisa ga sih kamu tuh ga jadi beban buat Dandi?
Kamu tuh udah gede seharusnya kamu bisa urus diri kamu sendiri, jangan apa-apa masih mengandalkan Dandi!
Kamu kira Dandi itu siapa kamu hah?!
Pantesan Mama kamu ga peduli sama kamu, kamu itu terlalu manja!Maafin David ya, Tante.
David udah gak temenan
Sama Dandi lagi kok.
Tante jangan sering-sering
Marahin Dandi ya?
David sama Dandi udah jauhan.
Tante ga usah khawatir/Read
Tubuh David kembali bergetar membaca pesan dari Mama Dandi. Pesan itu sudah 3 hari yang lalu. Tapi meskipun begitu, ia masih merasakan sakit membacanya. Apa yang dikatakan Mamanya Dandi itu benar, ia hanya beban untuk semua orang di dekatnya. Mungkin karena itu, Mamanya tidak peduli dan hanya memikirkan pekerjaannya.
Tak sadar, ia memancing penyakit kecemasannya. Tubuhnya bergetar hebat. Handphonenya sampai terjatuh ke lantai. Hal itu membuat Arzan di sampingnya kaget.
"Dav! David!" Arzan menggoyangkan pundak David begitu melihat pandangan David yang berubah kosong tapi tubuhnya bergetar hebat.
"David!" Pekik Arzan. Arzan panik mana mereka hanya berdua lagi di kelas.
"Obat.." lirih David.
"Ha??"
"Obat gue... Di tas.."
Arzan langsung mencari obat di dalam tas David. Arzan melihat adanya pil obat berada di botol kecil. Arzan mencoba mencari lagi tapi tak ketemu. Artinya, memang ini obatnya. Arzan tidak tahu berapa dosis seharusnya, jadi ia hanya memberikan 1 pil dan sebotol airnya. David meminum obat itu dengan tangan gemetar. Setelah selesai, David meletakkan kepalanya di atas meja. Perlahan tubuhnya mulai membaik seperti biasa.
"Dav?" Panggil Arzan. Ia mengelus pundak David.
"Gue gapapa, Zan. Makasih," kata David masih dengan posisi yang sama.
Arzan menghela nafas lega, tangannya masih mengelus pundak David. "Syukurlah."
Tak lama Dandi datang dengan Arka dan Kevin di belakangnya. Dandi melihat David sekilas sebelum duduk di bangkunya. Awalnya itu tempat duduk Kenzo dan Agam. Tapi karena ada masalah, jadi ia duduk dengan Kenzo. Karena Kenzo yang tak masuk, jadilah Dandi duduk bersama Agam. Sedangkan David duduk bersama Arzan di bangku awal tempat Dandi dan David. Sedangkan Sergan, ia memilih untuk duduk sendiri dan membiarkan Arzan menemani David.
Arzan menoleh ke Arka awalnya tapi ia malah menciduk Dandi sedang menatap lama ke David. Sepertinya ia khawatir. Hal itu membuat Arzan tersenyum kecil.
Dandi Baskara
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Teen Fiction12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"