HAPPY READING AND ENJOY ~
.
.
.SMA PRAMUDYA
"Selamat pagi, dunia tipu-tipu" ucap Arka yang baru masuk kelas di susul dengan Arzan di belakangnya.
"Alay lu" ucap Arzan.
"Temen lu itu emang sesuatu banget, Zan" ucap Kevin yang sudah ada di bangkunya.
"Bukan temen gue" ucap Arzan sambil meletakkan tas di meja nya.
Arzan mengalihkan pandangannya ke penjuru kelas, masih ada beberapa siswa di kelasnya. Padahal matahari sudah terik-teriknya.
"Ini jam berapa dah kok masih sepi?" Tanya Arzan.
"Jam 6 lewat 20" jawab Kevin.
"Masih di jalan mungkin" sahut Arka dengan mata yang fokus di handphone nya.
"Eumm, Sergan belum dateng?" Tanya Arzan lagi.
"Kangen lu Ama Sergan?" Tanya Arka balik.
Arzan berdecak. "Ck! Gue cuma tanya"
"Lagian lu udah tahu orangnya gak ada masih nanya" ucap Arka.
"Gue Jambak juga lu" ucap Arzan. Setelahnya, ia duduk di bangkunya dan membaca komik favoritnya.
"Kayaknya ngegasnya Travis nular ke Arzan deh" ucap Kevin ke Arka
"Lu kira penyakit apa" ucap Arka.
"Eh tapi serius, dia ngegas Mulu hari ini. Gak PMS kan?" Tanya Kevin.
"Kamu nanyea?" Ejek Arka.
"Gue Jambak juga lu" ucap Kevin.
"Tuh ketularan Travis juga" ucap Arka.
Bukan ketularan Travis, emang Arkanya aja yang nyebelin.
Brak!
"Maaf, gak sengaja."
Suara meja yang bergeser disusul suara itu membuat Arka dan Kevin mengalihkan pandangan mereka. Ternyata, Juna yang menyenggol meja didepan mereka. Meja Arzan.
"Jangan-jangan mau di tanyain matanya seliweran lagi" tebak Kevin.
"Bisa jadi bisa jadi" ucap Arka.
"Jadi apa? Jadi nenek lampir?!" Sewot Kevin.
"Bener-bener ketularan Travis lu" ucap Arka.
Arzan berdiri dari duduknya, dan menghampiri Juna yang masih setia di dekat mejanya. Ia kira, Juna sudah duduk di bangkunya tadi.
"Gapapa, santai. Lu gapapa? Pinggang lu gak sakit, keras banget kedengarannya" tanya Arzan.
"Kok gak ditanyain mata lu seliweran ya?" Gumam Kevin heran.
"Gapapa. Gue cuma pusing aja dikit. Tapi gapapa. Maaf ganggu konsentrasi lu baca komik" ucap Juna.
Arzan mengangguk. "Santai aja"
Juna tersenyum dan mengangguk. Ia melanjutkan jalannya ke arah bangkunya dengan langkah sempoyongan sambil memegangi kepalanya.
Melihat itu, Kevin inisiatif membantu, soalnya bangku Juna itu di belakang, sedangkan mereka berada di urutan bangku nomor dua dari depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Teen Fiction12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"