HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
.Cafe Elite Millenial
"Maaf, baru nyampe" ucapnya ngos-ngosan.
Ari-- kakak seniornya yang mengatur semua urusan cafe. Bisa dibilang, Ari itu sudah menjadi kepercayaan dari atasannya. Ari pun menghampirinya.
"Arka sama Arzan kesini nya?" Tanya Ari.
Bagaimana Ari bisa tau? Karena, Arka dan Arzan itu seperti surat dan perangko, tak terpisahkan.
Arka menggeleng. "Arzan nya bilang ada hal penting yang diurus, jadi Arka sendiri"
"Loh?"
"Tadi dikasih uang buat naik ojol cuma gak Arka ambil. Arka gak enak. Arka masih punya sepasang kaki yang bisa buat sampe sini" lanjut Arka.
Ari tersenyum bangga mendengarnya. Ia jadi benar-benar ingin menjadikan Arka adiknya.
"Ucapan kakak tempo hari masih berlaku loh" ucap Ari.
"Yang kakak mau aku jadi adiknya kakak?" Tanya Arka.
Ari mengangguk.
"Gak ah! Kan Arka dah punya Abang juga" ucap Arka dengan kekehan pelan.
"Tapi kamu gapapa kan?" Tanya Ari. Jujur, ia masih khawatir. Jarak dari sekolah dan cafe itu lumayan jauh. Dan Arka dengan entengnya jalan kaki. Apa gak meleyot tuh kaki?
"Aman kok kak" ucap Arka
"Yaudah, ganti baju dulu, abis itu tungguin nih meja kasir. Kakak mau bantu yang belakang dulu"
"Siap, Kapten"
****
Hari menjelang malam, dan Kenzo baru saja sampai di rumahnya. Ia naik ojek online setelah pulang les.
Kenzo memberikan beberapa lembar uang dan juga helmnya. Ia merapikan rambutnya sebentar.
"Mas, tapi ini kebanyakan" ucap Bapak Ojol tersebut. Bapak itu berniat mengembalikan selembar uang 50ribu itu ke pemiliknya.
Kenzo tersenyum. "Buat bapak aja kembaliannya. Saya pamit masuk. Hati-hati, Pak"
"Ya Allah, Mas. Semoga mas sehat dan bahagia selalu. Terima kasih banyak mas"
"Terimakasih juga" balas Kenzo.
Setelahnya, bapak ojol itu pergi dari rumahnya dengan senyum yang terpancar.
Tidak ada salahnya bersedekah, meskipun jumlahnya tidak banyak.
Saat memasuki gerbang rumah, Kenzo mendengar suara motor lain yang berhenti. Ia melihat Fero yang turun dari motor temannya itu. Keduanya memandangi Kenzo dengan pandangan yang tidak bisa Kenzo artikan.
Tak ingin berlama-lama, Kenzo memutuskan untuk masuk. Ia mendengar suara motor yang menjauh tapi ia masih mengabaikannya.
"Tunggu!" Ucap Fero.
Barulah, Kenzo membalikkan badannya dan menatap ke arah Fero yang berjalan ke arahnya.
"Anak Mama baru pulang?" Tanya Fero seolah-olah khawatir.
Itu bukan bentuk perhatian tapi ejekan.
'Ck! Ini apalagi coba'
Melihat Kenzo yang mau membuka pintu, segera saja Fero memegangi gagang pintu itu dan bersandar.
"Apa?!" Sentak Kenzo.
"Wah, lu bisa marah juga ternyata" ejek Fero.
Kenzo menghela nafas. "Minggir"
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Teen Fiction12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"