HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
.Setelah berjam-jam di sekolah, akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Waktu pulang sekolah. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang menunggu jemputan, ada yang langsung menuju ke parkiran dan pulang, ada yang masih di kantin untuk makan, ada juga yang masih di perpustakaan sambil membaca novel favorit mereka.
Begitu juga dengan Juna dan Regan ini, keduanya baru saja keluar kelas. Juna merenggangkan sendi-sendinya. Ia merasa lelah seharian ini.
"Lu langsung pulang?" Tanya Regan.
"Menurut Lo?" Tanya Juna balik.
"Ya pulang lah, istirahat. Lu keliatan capek banget tuh, kayak yang gak pernah sekolah aja" ucap Regan.
Juna terdiam.
"Lo bawa motor sendiri?" Tanya Regan.
Juna menggeleng. "Gue di jemput supir"
Regan mengangguk. "Enak banget ya, ada supir yang ngejemput"
"Mau ikut gue?" Tanya Juna.
Keduanya sudah sampai di gerbang sekolah dan Juna bisa melihat mobil supir nya yang sudah terparkir.
"Eumm, gak deh. Gue duluan ya. Sampai ketemu besok" ucap Regan. Dia meninggalkan Juna sendirian dan berjalan menjauh dari gerbang.
Juna menghela nafas setelahnya ia berjalan ke arah mobilnya. Teman barunya itu benar-benar tidak bisa di tebak. Orangnya emang julid setiap saat, tapi dia sosok yang perhatian dan sigap. Regan bahkan selalu berada di samping Juna, takut-takut Juna membutuhkannya.
"Oh iya, gue belum punya nomor dia" gumam Juna saat sudah berada di dalam mobil.
"Tuan bicara sesuatu?" Tanya Pak Andra--supirnya.
"Nggak pak" jawab Juna.
"Tuan mau mampir dulu?" Tanya Pak Andra lagi.
"Gak usah, pak. Kita langsung pulang aja" jawab Juna.
****
"Ngapain kalian di rumah saya?!" Tanya Regan dengan keras.
3 orang dewasa dengan tubuh yang besar-besar menoleh ke arah Regan. Dari tubuh dan pakaian mereka, Regan sudah bisa menebaknya. Ketiganya pasti orang suruhan.
"Mana Arif Bagaskara?" Tanya salah satu dari mereka.
"Percuma kalian nyari sampe kesini, dia gak ada disini" jawab Regan.
"Jangan berani berbohong!" Geram temannya yang satu lagi.
"Buat apa saya berbohong, dia memang tidak disini. Kalau kalian nyari dia, cari di tempat lain dan jangan pernah datang kesini" ucap Regan dengan tegas.
Ayahnya itu memang tidak ada disini. Ia sudah lama pergi meninggalkan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Tanpa kabar bahkan Regan tidak tau apakah ia masih hidup atau sudah mati. Karena dari ayahnya pergi itu, Regan sudah tidak pernah menganggapnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Teen Fiction12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"