HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
."Tumben banget tuh 2 orang akur" ucap Agam.
Kenzo yang berada di sampingnya menoleh ke arah yang di tuju Agam.
"Sergan sama Regan?" Tanya Kenzo.
"Heumm. Bukannya beberapa hari yang lalu mereka berantem? Kok lengket banget" ucap Agam.
"Bukan berantem, Agam. Tapi hampir" koreksi Kenzo.
"Sama aja"
"Ya jelas beda. Kalau bilangnya berantem berarti udah sampe baku hantamnya. Kemarin kan masih saling teriak aja, berarti itu hampir" ucap Kenzo mengoreksi Agam.
"Iya intinya gitu" final Agam.
Sedangkan yang di bicarakan sedang mengerjakan tugas matematika yang akan di kumpulkan setelah jam istirahat nanti.
"Aduhh, lu inget caranya gak?" Tanya Sergan.
"Mana gue inget. Udah full nih memori otak" jawab Regan.
"Tanya Kenzo gimana?" Tanya Sergan.
"Emang dia mau?" Tanya Regan balik.
"Pasti mau. Makanya dibaikin" ucap Sergan.
Sergan bangkit dari duduknya dan Regan pun menyusulnya. Lalu, ia duduk di depan Kenzo dan Agam. Mendengar kursi di hadapan mereka bergeser, membuat keduanya mendongak.
Sergan tersenyum manis. Manis sekali sampai Agam sedikit gimana gitu.
"Kenzo boleh minta tolong bantuin yang nomor ini gak?" Tanya Sergan.
Kenzo menoleh ke arah soal yang ditunjuk Sergan.
"Boleh. Sini gue ajarin" jawab Kenzo.
"Kalau mau ngasih jawabannya langsung gapapa kok" ucap Regan tiba-tiba yang duduk di samping Sergan.
"Ngagetin lu" ucap Sergan setelah memukul lumayan keras pundak Regan. Sedangkan yang dipukul hanya diam.
"Sorry. Kalo kayak gitu, kalian kapan bisanya?" Tanya Kenzo.
Regan mengernyitkan dahinya.
"Nih orang diam-diam kalo ngomong suka bener" ucap Regan dalam hati.
"Gue minta ajarin ya, dia yang minta instan, gak patut ditiru emang" ucap Sergan.
Kenzo mengangguk dan mulai menjelaskan cara pengerjaannya. Cara Kenzo menjelaskan lebih mudah daripada mendengarkan penjelasan guru. Buktinya, Sergan dan Regan tidak perlu menyontek tapi sudah menyelesaikan semua soalnya. Bahkan Agam yang hanya mendengarkan pun langsung nyantol dengan rumus-rumus yang di jelaskan Kenzo.
"Thanks, Kenzo. Kapan-kapan gue les ke lu aja deh" ucap Sergan menutup bukunya.
"Gue juga. Jangan bosan-bosan ya ngajarin gue" ucap Regan.
"Iya sama-sama. Bilang aja jangan sungkan, gue pasti bantu kok"
Keduanya mengangguk dan kembali ke bangku masing-masing. Regan menoleh ke samping bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Подростковая литература12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"