06# Renungan Hati

166 36 7
                                    

She's also a human who can be weak at any time when someone gives her more special attention

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

She's also a human who can be weak at any time when someone gives her more special attention.

[Go Get Her]




Ranika melirik jam tangannya lalu mengecek hape yang menunjukkan room chatnya dengan Azka, tidak ada balasan sama sekali setelah Azka bilang akan menjemputnya sore tadi. Bahkan Ranika yang sudah siap itu harus bolak-balik ke kamar, dapur, ruang tengah dan juga teras hanya sekedar menunggu laki-laki itu datang. Kesal? Jangan tanya!

Spam chat Ranika sejak awal juga hanya dibaca, status online pun kadang gadis itu lihat saat kembali memberi pesan pada Azka. Bahkan untuk membaca pesannya pun tak butuh satu detik, namun mengetikkan balasan tak kunjung datang. Sungguh, Azka semakin dibiarkan jadi semakin melunjak.

Sampai akhirnya suara motor Azka yang sudah Ranika hafal beberapa hari ke belakang terdengar juga di depan rumah, Ranika berdiri dari duduknya meninggalkan cemilannya di meja makan begitu saja. Kakinya ia hentakkan di setiap langkahnya, wajahnya memerah padam, hatinya panas dan rasanya ingin sekali Ranika mengacak-acak bumi saking tak tahannya menahan amarah.

Belum juga sampai ke teras, saat akan melewati ruang tengah tiba-tiba dari pintu utama tubuh menjulang Azka muncul dengan wajah santainya. Rambutnya lepek dan acak-acakan, wajahnya sedikit berminyak, seragam sekolahnya yang masih dia kenakan sudah kusut, namun anehnya masih ganteng saja dengan keadaan seberantakan itu.

Untuk masalah fisik tentu Ranika maupun Azka tidan munafik satu sama lain, mereka mengakui jika mereka memiliki bentuk fisik yang cantik. Bahkan Ranika sangat sadar jika dilihat lebih teliti--Azka jauh lebih ganteng dibanding Ditya.

"Kalau bukan karena Mama yang maksa gue buat nungguin lo dan berangkat ke Bogor sama lo, gue mending jalan kaki aja dari sore tadi!" ketus Ranika membuat Azka menghela nafas.

"Udah siap?" tanya Azka yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Ranika.

"Gue siap berangkat dari 4 jam yang lalu, Azka!" jawab Ranika dengan nada menyentak. Demi apapun Ranika paling tidak bisa dibuat menunggu, Ditya juga tidak pernah membuatnya menunggu seperti ini. "Ke mana aja lo tadi?! Lo tahu gue udah marah-marah di chat tapi kenapa nggak lo bales satu pun? Gue telepon malah lo reject! Lo tuh nggak bisa ngehargain gue banget, ya?! Mana belum pulang juga kan lo? Seragam lo acak-acakan gini secara nggak langsung lo bilang kalau gue harus nungguin lo siap-siap lagi!" omelnya sambil melipat tangan depan dada.

Azka yang pusing dengan segala bebannya jadi semakin pusing saja mendengar omelan Ranika, laki-laki itu mendekat dan merengkuh tubuh si gadis tanpa bicara apa-apa. Karena sedang marah, Ranika dengan segera mendorong Azka menjauh.

"Gue lagi marah sama lo, Azka! Ambil kesempatan banget peluk-peluk gue! Nggak sopan tahu, nggak?!" sungut Ranika kini mulai menaikkan nada bicaranya.

"Kalau gitu hargain gue juga," ucap Azka dengan wajah lelahnya kembali mendekat. "Peluk dulu sebentar, gue pusing." katanya yang kembali membawa Ranika dalam pelukannya. Baru akan melawan lagi, Ranika diam saat merasakan tubuh hangat Azka sedikit berbeda.

Go Get HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang