No matter how long you hold on, it can eventually get out of control. At its height, when you realize your friends are your enemies.
[Go Get Her]
Hujan turun semakin deras mengguyur bumi, pandangan yang sebelumnya jelas pun menjadi buram. Ditya menyipitkan matanya untuk menajamkan penglihatan pada seorang gadis yang duduk sendirian di halte, ia terlihat sedikit basah akibat menyempatkan diri berlarian menuju halte untuk menghindari hujan, walaupun akhirnya tetap kena basah juga.Gadis itu melamun di sana, entah berapa lama, kalau Ditya kira mungkin ada sampai setengah jam. Ditya mengerutkan keningnya melihat si gadis kini menunduk lalu menutup wajah dengan kedua tangan, tak lama kemudian Ditya sadar, gadis itu sedang menangis.
Dering telepon berbunyi, Ditya mengeluarkan hape lalu mengangkat telepon yang masuk itu tanpa mengalihkan pandangannya dari si gadis yang di seberang itu.
"Gue nyerah, Dit," ucap si penelpon membuat Ditya mendecih.
"Cupu," ejek Ditya hingga terdengar tawa sinis dari balik teleponnya.
"Adeknya brutal, bangsat! Dia diem-diem masih ngikutin gue, terus pas gue lagi terpojok pasti kena amukan dia. Kata lo dia lemah? Dari mananya, anjing, dia lemah???" omel si penelpon yang kini membuat Ditya tertawa.
"Wajar gak sih? Lo kan nyakitin kakaknya," jawab Ditya membuat si penelpon mendengus. "Tapi nggak papa sih, Jo, makasih udah nurutin mau gue. Lo berhenti aja, biar gue yang urus abis ini. Buat bayaran lo, udah gue atur. Kirim rek aja, ntar gue TF."
"Wah... Gila lo! Nggak takut sama adeknya apa? Sumpah, dia brutal banget, gue udah ngerasain berantem sama dia."
"Udah gue bilang dia lemah, lagian mana berani sih dia sama gue?"
"Anjing lo! Jangan terlalu sengak, jir, biasanya temen lawan temen suka lebih membahayakan. Dia tahu lo gimana tapi nggak tahu apa yang dibalik topeng anjing lo itu, sama kayak lo yang sok tahu gimana dia tapi lo nggak pernah tahu sebrutal apa dia. Gue cuma ngingetin aja, Dit, jalan lo salah."
"Kelemahan dia ada di orang-orang yang dia sayang, Jo, gue udah hancurin satu. Sekarang gue bakal hancurin lagi orang lain yang dia sayang, menurut gue ini urutan yang pas. Habis ceweknya, gue bakal mainin kakaknya."
"Bukannya tobat, anjing, malah lanjut part dua!"
Ditya tergelak mendengar ejekan temannya itu, lalu mematikan sambungan secara sepihak sembari bangkit dari duduknya. Laki-laki itu lalu menyebrangi jalan sembari menutup kepalanya dari hujan, ia menginjakkan kakinya masuk dalam halte mengalihkan perhatian si gadis yang ia perhatikan sejak tadi.
Kedua pandangan mereka bertemu, Ditya melotot tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dengan raut cemasnya ia mendekati si gadis yang sama terkejutnya seperti Ditya, laki-laki itu duduk di samping si gadis meraih kedua tangan gadis itu dan menggenggamnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Get Her
Fanfiction[Adult Content🙏] Azka tahu dirinya sudah menang sejak kedua orang tuanya memberitahu jika Ranika sudah menjadi tunangannya, bahkan orang tua Ranika juga bilang, mereka menyukai sikap tanggung jawab Azka yang mengambil alih tugas mereka untuk menjag...