04# Blistering Taste

203 34 4
                                    

He was a man who always made me fall in love—and feel guilty at the same time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

He was a man who always made me fall in love—and feel guilty at the same time.

[Go Get Her]




Bel pergantian pelajaran terdengar membuat Bu Hafsi yang sudah siap-siap keluar dari kelas untuk pindah mengajar di kelas lain lantas pamit pada murid-muridnya, anak-anak kelas akhirnya bernafas lega dan memanfaatkan waktu sebelum pelajaran berikutnya menyambut mereka lagi.

Sementara itu Ranika berdiri dan membantu teman sebangkunya juga berdiri, keduanya berjalan keluar kelas setelah izin pada ketua kelas dan sekretaris untuk membawa teman mereka ke UKS. Sebenarnya agak sedikit malas Ranika tuh, mengingat UKS adalah tempat nongkrong seorang David Azka Magfira.

Semakin dekat jarak UKS, semakin berdebar jantung dan rasa malasnya Ranika. Dan benar saja dugaannya, entah apa tujuannya laki-laki itu tak masuk kelas, yang jelas Azka ada di salah satu ranjang UKS sekarang.

"Kebiasaan lo!" ketus Ranika sambil menendang kaki ranjang yang dipakai Azka hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Untungnya murid-murid yang sedang sakit tidak terganggu dalam tidurnya, Azka yang anteng sama hapenya jelas menoleh sambil meringis kesal.

Melihat Ranika yang sedang membantu temannya naik ke atas ranjang yang di seberang, Azka mengubah posisinya menjadi duduk.

"Gue sakit tahu," ucap Azka mencari perhatian Ranika.

Ranika menoleh dengan tatapan tajamnya, "Lo sakit setiap hari?" katanya membuat Azka nyengir.

"Males ke kelas, Nik, kan masih class meeting." jawab Azka melas.

"Tapi setiap hari jum'at kan dimulai habis jum'atan, Azka." omel Ranika kemudian, temannya yang sakit jadi melirik Ranika dan Azka bergantian.

"Lo berdua sodaraan? Keknya akrab banget, setahu gue kalian berdua nggak ada interaksi selama hampir tiga tahun ini." kata temannya Ranika membuat suasana menjadi canggung, Ranika juga lupa kalau ini lagi di sekolah.

Dari raut wajahnya sih Ranika terkejut dan juga panik, matanya mengisyaratkan pada Azka untuk mengkonfirmasi jika mereka tidak ada hubungan apa-apa selain Azka adalah teman dari pacarnya. Sementara Azka sendiri tak peduli dan kembali pada posisinya, rebahan sambil memainkan hape.

Ranika memaki dalam hatinya, Azka memang kadang suka sengaja membuat orang lain tahu hubungan mereka apa. Pada akhirnya Ranika yang cengengesan dan mencari alasan.

"Bukan kok, kita nggak sodaraan. Gue bisa deket sama Azka karena dia temennya Ditya, kan." jawab Ranika yang membuat temannya berseru dan tersadar kemudian, "Gue bikinin teh anget, ya?" tawarnya kemudian sengaja mengalihkan pembicaraan.

Temannya mengangguk dan tersenyum manis, "Boleh."

Ranika tersenyum pada temannya lalu berjalan menuju ujung tirai pembatas dan menutup ruang untuk temannya agar tidak terganggu oleh kehadiran Azka di ranjang seberang, setelah itu Ranika menuju ke meja biasa anak PMR berjaga dan membuat teh hangat.

Go Get HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang