I'm disappointed, but I can't do it without you.
[
Go Get Her]
"Kenapa dia nggak jujur aja?" tanya Harfian sambil berdecak sebal setelah mendengar cerita sebenarnya yang Azka alami dari Harun. "Dia malah milih penjelasan yang ambigu, Api kesel lah kalau dia sampe khianatin Kak Ika!" katanya lagi yang marah karena merasa bersalah.
Teman-temannya Azka diam, entah harus menjawabnya bagaimana karena mereka mengerti privasi Azka yang sebaiknya dia sendiri yang bicara pada orang-orang terdekatnya.
"Kita nggak bisa asal cerita, Pi, yang jelas Azka punya rasa takut sama gengsi yang gede buat harga dirinya sendiri." Jawab Ojan pada akhirnya setelah lama terdiam, "dia aja bisa terbuka sama kita abis ada masalah dulu sama si Ditya."
Mendengarnya tentu membuat Harfian terdiam, jika diingat beberapa waktu ke belakang sih dia jelas percaya bahwa sejelek-jeleknya sifat Azka nggak akan sampai memainkan perempuan, terlebih Azka tipe yang sangat blak-blakan.
Lucunya, tipe yang seperti Azka nih sangat pintar menyembunyikan sesuatu yang menurutnya tidak bisa diceritakan pada orang lain, mungkin kalau bukan karena Lidiya pegang hape Azka pun tentang dirinya yang menjebak Azka tak akan pernah terbongkar oleh Ranika dan Harfian.
Lagi pula Azka punya teman yang seperti Ojan, Alby dan Harun, semua masalah yang sudah sampai ke telinga tiga orang itu tentu saja menjadi ancaman kalau Azka bergerak ceroboh. Macam dulu Alby tahu lebih dulu soal hubungannya dengan Ranika, was-was terus Azka setiap saat setiap ada Alby disekitarnya, dikit-dikit nyindir sampai masalahnya selesai. Tapi, Azka tetaplah Azka, untungnya manusia yang satu ini cerdik.
"Tapi, kalau ngerasa perlu alasan sih seenggaknya dia harus tahu Azka punya trauma," celetuk Ditya membuat teman-temannya merapatkan bibirnya.
Mungkin kalau Ditya yang angkat bicara sih nggak masalah, karena dia kan terlibat dalam masa lalunya Azka.
"Trauma apa?" tanya Harfian dengan kening yang berkerut. Rasanya aneh kalau dengar seorang Azka memiliki trauma, sikapnya yang menyebalkan itu justru membuat orang lain yang trauma.
"Azka tuh punya pemikiran takut ditinggal sama orang-orang kesayangannya, dia juga menuntut dirinya buat jadi sempurna biar orang di sekitarnya nggak nganggep remeh dia. Itu makanya Azka buat tameng sendiri yang bikin orang lain jadi harus hati-hati kalau bersikap sama dia, kamu tahu sendiri mulut dia kalau nyeplos kayak gimana." Kata Ditya sambil menghela nafas, karena memang tak ada orang yang lebih memahami Azka selain dirinya. "Singkatnya, cara dia ngejaga kamu sama kakak kamu tuh lewat sikap ceplas-ceplosnya itu, orang mana mau berurusan sama dia yang mulutnya penuh racun? Makanya sampe sekarang nggak ada yang berani macem-macem ke kamu sama kakak kamu di depan atau di belakang si Azka, kalau ada pun nggak pernah nyampe 24 jam. Azka emang se-toxic itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Get Her
Fanfiction[Adult Content🙏] Azka tahu dirinya sudah menang sejak kedua orang tuanya memberitahu jika Ranika sudah menjadi tunangannya, bahkan orang tua Ranika juga bilang, mereka menyukai sikap tanggung jawab Azka yang mengambil alih tugas mereka untuk menjag...