30# Akhir Kita Pada Akhirnya

163 22 4
                                    

Because until then, we are friends

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Because until then, we are friends.

[Go Get Her]




"Aku ketemu Alby dulu sebelum ketemu sama Azka tadi," ucap Ditya setelah lama berdiam dalam kecanggungan bersama Ranika. Keduanya sekarang sedang ada di taman rumah sakit, duduk dalam satu kursi panjang namun saling berjauhan.

Lucu sekali memang, padahal dulu mereka paling tidak bisa duduk berjauhan seperti ini.

"Aku dimarahin, dimaki-maki, hampir ditendang juga sama Alby karena udah nyakitin kamu. Dia cerita tentang kesalahpahaman aku sama Azka, gimana Azka waktu dibully dulu gara-gara gosip yang aku sebar, gimana kesiksanya Azka selama ini ngelawan traumanya, gimana pusingnya Azka cari cara buat ngasih tahu kalau kamu udah dijodohin sama dia."

Ranika menundukkan kepalanya, entah harus merespon apa dan bereaksi seperti apa ketika Ditya selesai menjelaskan masalahnya dengan Azka versi dia. Bahkan Ranika sampai merasa bingung, perlukah ia percaya dengan semua omongan Ditya? Ranika menjadi takut kalau ini hanya sandiwara laki-laki itu saja agar bisa melancarkan kebejatan lainnya yang sedang dia rencanakan. Mungkin juga tidak, namun siapa yang tahu, kan?

"Aku sempet mau maafin Azka tentang masalah kita dulu, aku mau maafin diri aku sendiri yang emang sengaja mau balas dendam ke dia sampai mentalnya rusak. Tapi, waktu aku tahu Azka diem-diem suka kamu, aku nggak bisa buat berhenti gitu aja."

"Aneh nggak sih kalau cuma suka sampe harus ngurusin kamu? Dia hafal segalanya tentang kamu lebih dari aku yang pacar kamu sendiri. Dia bahkan nggak perlu capek-capek mikirin gimana caranya bisa narik perhatian orang tua kamu, beda sama aku yang mau jemput kamu aja harus nunggu di alfa depan. Sampe akhirnya aku tahu, kamu ternyata dijodohin sama dia. Dari situ aku marah, aku mau lanjutin rencana aku buat balas dendam ke Azka."

"Klise, Nik. Semua karena aku iri sama dia yang bisa setenang itu jalin hubungan sama kamu, padahal dia tahu kamu tuh masih pacar aku. Makanya aku bisa setega itu lukain kamu pas malam itu, karena aku nggak sengaja lihat dia di sekitar rumah kamu pas aku juga lagi mau ke rumah kamu. Aku marah dan sakit hati secara bersamaan waktu dia semudah itu cium kamu, disitu juga aku kepikiran buat lakuin hal yang buruk sama kamu. Maaf, ya, Nik? Mungkin emang nggak cukup, tapi aku juga nggak tahu harus apa selain minta maaf sama kamu."

Ranika menipiskan bibirnya mengingat malam itu, membayangkan bagaimana di posisi Ditya lalu membenarkan yang diucapkannya. Namun, tetap saja, apa yang dilakukan Ditya itu salah besar, Ranika tidak bisa memberinya ruang maaf semudah itu.

"Terus sekarang perasaan lo gimana? Udah puas belum?" tanya Ranika membuat Ditya diam. Kosa kata yang gadis itu pilih membuat Ditya menipiskan bibirnya dan menunduk, laki-laki itu sadar betul kalau Ranika sudah tidak lagi untuknya. "Sebelum kita bener-bener putus, gue bakal ngomongin ini sebagai pacar yang sayang sama lo."

Go Get HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang