Part 24

637 43 0
                                    

Bagas diam tak berkutik. Dia ingin meraih wajah gadis itu. Namun dia gentar untuk melakukannya. Bagas mengurungkan niatnya. Dia hanya berbalik dan meninggalkan kamar.

Keenan yang menangis hanya dapat meratapi kepergian Bagas dan nasibnya yang dia selalu pikir adalah sebuah kesialan.

Keenan tersedu. Rasanya dadanya begitu sesak bahkan dia memukul kecil mencoba untuk melepaskan rasa sesaknya. Begitu sulitkah Bagas mengatakan iya dan menceraikannya? Dia tak ingin berhubungan lagi dengan pria itu. Dia ingin segera lepas darinya.

Bagas yang menuruni anak tangga. Tak sadar bahwa Mama Sari telah pulang dan saat ini memandang menantunya yang tampak dengan tatapan kosong menuruni sebuah anak tangga.

Mama Sari menyebutnya. Dia khawatir bahwa menantunya akan terjatuh karena melamun.

"Bagas!"

Mama Sari mengencangkan suaranya. Bagas tersadar bahwa hampir saja dirinya terpeleset di tangga.

"Mama." Gumamnya.

Bagas memandang mama mertua. Semakin dia memandang Mamanya lama semakin perlahan wajah Keenan muncul di matanya.

Bagas menggeleng. Apakah karena mama mertuanya begitu mirip dengan Keenan sehingga sekilas ia melihat kasatan wajah gadis itu? Bagas segera memosisikan dirinya dan sadar bahwa mereka adalah orang berbeda.

"Bagas. Hati-hati ya. Mama takut kamu jatuh." Ucap Mama Sari begitu khawatir.

Bagas hanya mengangguk dan sedikit menyunggingkan senyum, "Iya, Ma."

Mama Sari melihat ekspresi aneh yang samar dari menantunya. Terlihat menantunya dalam keadaan sedih dan bingung. Mama Sari bertanya-tanya. Apa yang sedang terjadi pada menantunya itu?

Bagas pamit untuk pulang. Ia bersalaman dengan Mama Sari kemudian dia melengos pergi dari rumah. Masih dalam keadaan bingung. Mama Sari mengingat kembali bahwa menantunya tadi berjalan dari lantai dua. Bukankah itu berarti kemungkinan besar menantunya keluar dari kamar anaknya Keenan? Mama Sari kemudian berjalan menuju kamar Keenan dan ketika membuka pintu. Terlihat Keenan membuntal dirinya dengan selimut.

Mama Sari menghampiri Keenan dan duduk di samping ranjang. Ia mengelus pelan anaknya yang terbuntal.

"Keenan, kamu kenapa? Kok kamu cosplay jadi lemper sih?" Ucap Mama Sari.

Hening

Tak ada jawaban.

Bahkan sepertinya Keenan tak fokus mendengar mamanya bicara.

"Keenan... Kamu kenapa? Jangan bikin Mama khawatir gini deh." Ucap Mama menggoyangkan badan Keenan kencang.

Tak ada jawaban dari Keenan. Mama Sari hanya bisa menghela nafas dalam melihat anak bungsunya tak menghiraukannya. Kemudian ia mengambil langkah untuk memeluknya. Rasanya cukup menyakitkan melihat anaknya yang selalu ceria dan cerewet berubah menjadi seorang yang penyendiri dan pemurung. Mama Sari hanya memeluknya tidak mengatakan apapun yang dapat membuat suasana hati Keenan semakin memburuk.

Suasana hening dalam beberapa saat. Bunyi jam dari dinding kamar Keenan dapat terdengar oleh siapapun yang berada di ruangannya. Suara deratan pintu dari orang rumah yang hendak keluar masuk untuk menutupi tirai dapat terdengar oleh keduanya.

Setelah rasanya waktu berselang lama. Keenan mulai mengatakan satu kalimat yang membuat Mama Sari nampak hanyut dalam ucapannya.

Keenan berkata, "Ma, apakah hubungan Keenan dan Bagas bakal berlangsung lama?"

Mama Sari terdiam sesaat, kemudian dia bertanya, "Apa Keenan ngga bahagia hidup sama Bagas?"

Keenan bergeming. Sudah cukup memberikan jawaban untuk mamanya.

SWITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang