1 | Syarat Yang Harus Dipenuhi

1.1K 90 9
                                    

BOOOMMM!!!


Wadah batu berisi tanah kuburan beserta foto Manda yang sedang dimantrai oleh Ki Mitra mendadak meledak. Biantoro yang saat itu ada di hadapan Ki Mitra--dukun kepercayaannya--terlihat kaget dan keningnya berdarah akibat terkena pecahan wadah batu yang meledak.

"Ada apa ini, Ki Mitra? Kenapa wadah itu tiba-tiba saja meledak? Kenapa ritual kali ini tidak sama seperti ritual-ritual sebelumnya?" tanya Biantoro.

Ki Mitra terdiam selama beberapa saat. Biantoro bisa menangkap raut wajah yang cukup penuh dengan keresahan dalam diamnya Ki Mitra saat itu. Ki Mitra kemudian menatap ke arah Biantoro setelah beberapa saat berlalu.

"Tampaknya akan sangat sulit untuk bisa menundukkan wanita yang kamu inginkan itu, jika harus mengancam dengan cara menyakiti Adiknya. Di dalam keluarga wanita yang kamu inginkan tampaknya ada banyak pelindung. Aku sudah berhasil mengirimkan satu utusan untuk menyerang wanita bernama Manda tersebut, tapi utusanku berhasil dimusnahkan dan wanita bernama Manda itu berhasil diselamatkan. Apakah kamu tahu mengenai para pelindung di dalam keluarga wanita bernama Tika itu?" tanya Ki Mitra setelah memberi penjelasan kepada Biantoro.

Biantoro memikirkan sejenak penjelasan yang diberikan oleh Ki Mitra kepadanya, sebelum menjawab pertanyaan dari dukun kepercayaannya tersebut.

"Sejujurnya aku kurang tahu, Ki. Tapi selama ini Tika dan Manda itu selalu saja berhasil menyelesaikan kasus-kasus yang berhubungan dengan sesuatu yang tidak bisa diterima akal sehat manusia. Entah siapa yang membantu mereka berdua di luar kantor, aku benar-benar tidak tahu. Aku sebenarnya juga heran dengan hal tersebut, tapi aku tidak berani bertanya-tanya karena Tika maupun Manda memang selalu saja tertutup mengenai kehidupan pribadi keluarga mereka. Tapi justru karena sikap dan sifat Tika yang tertutup itulah, aku menjadi semakin kagum terhadapnya dan ingin menjadikannya sebagai Istriku. Tapi Tika selalu menjaga jarak dariku karena dia tahu bahwa aku adalah pria beristri dan juga Ibu kandung Tika mengenal dekat siapa Istriku. Tambahan ... Manda tampaknya tidak suka jika Tika berada di dekatku terlalu lama. Manda tidak pernah pergi dari sisi Tika ketika aku memanggil Tika ke ruanganku. Tika tidak pernah datang ke ruanganku sendirian, Manda pasti ikut bersamanya. Seakan dirinya memiliki alarm tanda bahaya, jika sudah mendengar bahwa aku memanggil Tika ke ruanganku. Yang orang lain tahu, Tika itu galak dan selalu ketus jika berbicara dengan lawan jenis. Tapi yang tidak orang lain tahu adalah, Manda sebenarnya memiliki sisi kejam jika sudah berhadapan dengan lawan jenis. Dia benar-benar pemilih dan bahkan Tika pun sering diberi peringatan olehnya untuk menjaga jarak dariku," tutur Biantoro, mengenai apa yang ia ketahui mengenai Tika dan Manda.

Ki Mitra menatap ke arah Biantoro sambil meraih bunga tujuh rupa dari dalam sebuah wadah lain.

"Kalau kamu memang lebih menyukai wanita bernama Tika itu, kenapa dulu kamu justru memintaku untuk memberi pelet pada Fani yang sekarang sudah menjadi Istrimu? Kenapa bukan Tika sejak awal yang kamu targetkan?" Ki Mitra ingin tahu.

"Karena dulu aku tidak tahu kalau Tika dan Manda itu adalah wanita-wanita dari keluarga terhormat dan kaya, Ki. Aku pikir, menyukai Tika dan jatuh cinta padanya bukanlah pilihan yang tepat selama aku tetap tidak berada di tengah keluarga terhormat dan kaya. Aku takut tidak akan disegani dan dianggap remeh oleh orang lain. Tapi setelah aku tahu bahwa Tika adalah Putri dari Keluarga Harmoko, aku benar-benar menyesal karena justru memilih untuk memberi pelet pada Fani," jelas Biantoro.

"Sejak kapan kamu tahu kalau Tika itu adalah Putri dari keluarga terhormat dan kaya?"

"Aku tahu mengenai hal itu ketika keluarga besar Istriku mengadakan acara tujuh bulanan Adik iparku. Mereka mengundang Keluarga Harmoko pada hari itu, dan aku bertemu dengan Tika serta Manda di sana. Aku benar-benar menyesal karena harus memperkenalkan diri sebagai Suaminya Fani di hadapan Tika secara langsung. Tika benar-benar tidak pernah menatapku sejak hari di mana dia tahu bahwa aku telah memiliki Istri. Dan Manda mendukung menjauhnya Tika dariku, seakan dia tahu bahwa nama baik Tika akan menjadi buruk jika masih saja dekat denganku setelah tahu kalau aku adalah pria yang memiliki Istri."

"Apakah Tika pernah menyukaimu, sebelumnya?"

"Tampaknya tidak, Ki. Tapi kami dulu sangat dekat dan sebelum menikah dengan Fani aku pernah mengantarnya bertugas beberapa kali, ketika Manda tidak sedang bersamanya."

Ki Mitra tampak masih berpikir soal langkah selanjutnya yang harus mereka tempuh. Diam-diam Ki Mitra jelas merasa kesal, karena utusannya yang paling ia percaya telah dikalahkan oleh seseorang dari dalam Keluarga Harmoko. Seharusnya saat ini Tika telah menghubungi Biantoro kembali dan memohon agar Manda dilepaskan dari penderitaan. Namun sayangnya, wanita itu tampak sangat percaya kepada anggota keluarganya bahwa Manda akan bisa diselamatkan dari serangan gaib macam apa pun.

"Kalau pada akhirnya wanita bernama Manda itu tidak bisa kita serang menggunakan ritual yang biasa, maka kita harus menggunakan cara yang lain," ujar Ki Mitra.

"Cara apa itu, Ki?" tanya Biantoro.

Ki Mitra kembali menatap Biantoro dengan serius.

"Kamu benar-benar ingin menaklukkan Tika, bukan?"

"Iya, Ki. Aku mau menaklukkan Tika."

"Meskipun harus menempuh jalan yang lebih sulit dari biasanya?"

"Iya, Ki. Meskipun harus menempuh jalan yang lebih sulit dari biasanya, aku akan tetap melalui jalan itu demi bisa menjadikan Tika sebagai Istriku," Biantoro meyakinkan Ki Mitra.

"Berarti kamu sudah siap untuk kehilangan segalanya yang ada di hidupmu saat ini? Jabatan, nama baik, dan juga Istri?"

"Aku memang sudah kehilangan semuanya, Ki. Fani sudah kuceraikan, masa jabatanku juga sudah berakhir dua hari yang lalu, dan nama baik ... aku rasa tidak pernah sama sekali aku memiliki nama baik setelah menikahi Fani. Keluarga besarnya itu benar-benar angkuh dan hanya hobi menghinaku selama ini," Biantoro tampak mendendam pada keluarga mantan istrinya.

"Kalau begitu, mari kita jalankan jalan lainnya. Aku akan membuat Manda terjerat dalam kesakitan selama sisa umurnya berjalan. Kita akan lakukan ritual tumbal umur kepadanya, supaya Tika memohon padamu agar Adiknya dibebaskan. Percayalah, tidak akan ada yang bisa menghalangi jika aku menumbalkan umur wanita bernama Manda itu. Tapi sebelumnya, lengkapi persyaratan untuk ritual tumbal umur tersebut dan jangan lupa berikan ancaman kepada Tika seperti yang kamu lakukan tadi. Semakin dia merasa takut, maka akan semakin rentan pertahanannya dan pertahanan di dalam keluarganya. Apa kamu siap?" tantang Ki Mitra.

"Tentu saja aku siap, Ki. Katakan, apa saja syarat yang harus kupenuhi untuk melaksanakan ritual tumbal umur itu?" Biantoro tampak kembali menemukan semangatnya.

* * *

TUMBAL UMURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang