19 | Datangnya Keluarga Kusmawardi

840 81 0
                                    

Tika dan Zian diminta duduk berdua di hadapan Ayuni dan Bagus pagi itu. Mereka berdua benar-benar tidak bisa menahan tawa, karena untuk pertama kalinya mereka menjadi pusat perhatian dua keluarga besar. Bagi mereka hal itu sungguh sangat menggelikan, karena harus ditatap oleh banyak orang demi menentukan undangan, cincin pernikahan yang akan dipesan, serta warna pakaian pengantin yang akan dipakai oleh mereka berdua.


"Jangan lupa pikirkan juga pakaian untuk pagar ayu dan pagar bagus," pinta Nania.

"Tolong warnanya yang masuk akal ya, Kak Tika. Aku mau pakai itu untuk berfoto sebagai pasangan dengan Lili," tambah Aris.

"Ih ... kamu kok kaya enggak bisa pesan baju couple secara mandiri, sih? Masa mau foto sama Lili harus nunggu Zian dan Tika nikahan biar pakaiannya kompak?" sindir Damar kepada Adik bungsunya.

Lili pun langsung menatap ke arah Aris usai mendengar sindiran Damar.

"Kak Aris ... jangan begitu dong. Aku malu," rajuk Lili.

Aris pun langsung menatap ke arah Damar dengan sengit.

"Kak, enggak usah memancing emosi warga sekitar deh. Aku benar-benar sebal dengan sindiran Kakak yang selalu saja keluar pada saat yang tidak tepat," omel Aris,

Lili langsung menutup mulut Aris menggunakan tangannya.

"Kenapa malah jadi mengomel pada Kak Damar? Kak Aris benar-benar susah dinasehati. Aku capek lama-lama karena harus terus mengingatkan Kakak untuk tidak melawan pada yang lebih tua."

Melihat Lili semakin merajuk, Aris pun segera meraih cheesecake roll yang tersedia di meja ruang tengah saat itu. Tangan Aris melepaskan tangan Lili dari mulutnya, lalu menyodorkan cheesecake roll ke mulut Lili dengan sikap dan senyum yang manis.

"Ayo, buka mulutmu. Biar aku suapi," pinta Aris.

"Kamu sudah bosan hidup di darat, Ris? Mau coba bertahan hidup di air danau?" tawar Tika, tak segan-segan.

Aris pun terkekeh pelan saat melihat Tika yang benar-benar mudah sekali naik darah. Zian kembali menyabarkan Tika dengan penuh kelembutan. Jojo muncul dari arah belakang rumah lalu dengan segera mengecup pipi kanan Manda di depan semua orang.

"Jojo! Kamu itu tidak sadar tempat atau bagaimana?" tegur Tika, semakin naik darah.

Jojo hanya terkekeh pelan sambil menatap ke arah Kakak iparnya.

"Aku dan Manda tidak bisa dilarang seperti Aris dan Lili, Kak. Kami sudah sah, sudah menjadi suami-istri," balas Jojo dengan santai.

"Duh! Aku pikir yang sikapnya bisa berubah jadi tidak tahu diri setelah menikah itu hanya Ben saja. Ternyata kamu juga bisa berubah menjadi tidak tahu diri setelah menikah dengan Manda! Kecap-kecup sembarangan! Mataku ini loh Jo, jadi ternodai sebelum waktunya!" gemas Tika.

Yvanna muncul dari dapur dan langsung mengecup pipi kanan dan kiri Ben tepat di depan Tika. Tika jelas langsung terbelalak saat melihatnya, namun Yvanna justru hanya tersenyum santai ketika bertemu tatap dengan Tika.

"Jangan marah-marah terus, Kakakku Sayang. Anggap saja apa yang kami lakukan adalah bagian dari tutorial yang bisa Kakak contoh setelah menikah dengan Kak Zian," ujar Yvanna dengan santai.

"Tu--tutorial? Maksudmu apa, Yv? Maksudmu aku ini tidak bisa bersikap romantis dan hangat terhadap pasanganku nanti, sehingga membutuhkan tutorial?" Tika semakin gemas di tempatnya saat itu.

Semua orang tertawa ketika mendengar apa yang Yvanna katakan kepada Tika. Ayuni langsung menangkupkan kedua tangannya pada wajah Tika yang kini sudah memerah.

"Sudah, jangan ditanggapi terus keusilan Adik-adikmu. Mereka itu sedang senang karena kamu akan segera menikah dengan Zian. Makanya mereka terus saja menggodamu habis-habisan," ujar Ayuni.

"Itu benar, Nak. Bahkan ... Paman pun sebenarnya ingin memberikan tutorial untukmu dan Zian, seandainya saja Zian tidak mencubit lengan Paman sejak tadi secara diam-diam," lapor Bagus atas kelakuan Zian yang terselubung.

Zian langsung memucat, sementara Tika langsung menaikkan sebelah alisnya ketika melirik ke arah pria itu.

"Aku sayang kamu, Tika," ungkap Zian.

"Ingin merasakan rasanya hidup di air danau, calon Suamiku tersayang? Tampaknya kamu deh yang butuh pindah dari daratan ke perairan daripada Aris," tawar Tika.

Gelak tawa jelas semakin terdengar ketika Zian akhirnya mendapat tawaran yang sama dari Tika. Tika memang tak pernah pandang bulu ketika sedang kesal terhadap siapa pun. Hal itulah yang membuat Zian semakin sayang padanya dan tidak mau mempertimbangkan wanita lain untuk mendampingi hidupnya.

Pram kini menunjukkan kepada Mardani, Irma, Fani, dan Dela yang sudah melihat sendiri pagi itu, bahwa Tika saat ini sedang melewati masa-masa menjelang pernikahan bersama Zian. Tika dan Zian kini sedang sama-sama memilih cincin yang akan dipesan, sementara yang lainnya ikut memberikan saran demi membuat Tika kembali naik darah.

"Sudah puas? Sudah sadar, betapa Tika sangat mencintai pria yang kini ada di sampingnya? Sudah paham, bahwa Tika tidak mungkin menjadi selingkuhan mantan Suamimu?" tanya Pram, tampak begitu dingin.

Mardani dan Irma kini menatap ke arah Pram dengan ekspresi tidak enak. Dela bahkan menatap ke arah Fani yang tampaknya saat itu masih saja sulit untuk percaya dengan kenyataan.

"Maafkan kami sekeluarga, Pak Pram. Masalahnya, mantan menantu kami sendiri yang menyebut nama Tika ketika Putri kami bertanya tentang siapa wanita yang sudah membuat rumah tangga mereka hancur berantakan. Kami berdua tidak percaya dengan hal itu, bahkan Putri bungsu kami pun sama tidak percayanya dengan kami. Namun Fani tetap ingin membuktikan sendiri hal tersebut," jelas Mardani dengan nada merendah.

"Mantan menantumu itu bahkan sudah lama tidak bertemu dengan Tika. Tika dan Manda sudah lama pindah tugas ke Polda Garut. Itu dia, Pimpinan di kantor Manda dan Tika. Dia datang untuk memberikan selamat atas pernikahan Manda serta ingin ikut serta dalam perencanaan pernikahan Tika. Istri pimpinan Manda dan Tika itu adalah teman baiknya Yvanna, jadi mereka sudah seperti keluarga kami sendiri. Silakan jika kalian mau bertanya tentang Tika," ujar Pram, tepat pada saat Roni dan Talia tiba di rumah itu.

Fani pun segera mendekat pada Roni tanpa ragu-ragu. Roni dan Talia tampaknya sudah tahu mengenai kedatangan anggota Keluarga Kusmawardi, karena Narendra mungkin telah memberi tahu mereka ketika baru saja tiba di halaman depan. Roni tidak keberatan diajak bicara, dan mereka akhirnya berkumpul di ruang tamu rumah itu.

"Itu benar. Letnan Tika dan Letnan Manda sudah pindah tugas dari kantor lamanya yang dipimpin oleh Suami anda ... uhm ... maksudku mantan Suami anda, sekitar tujuh bulan yang lalu. Selama tujuh bulan bertugas di kantor yang aku pimpin, Letnan Tika selalu pergi ke mana-mana bersama Letnan Manda, serta kedua saudarinya yang lain jika ada tugas yang berat. Dan kedekatan Letnan Tika dengan seorang pria pun baru saja terjadi akhir-akhir ini, karena pria itu adalah salah satu Putra dari Keluarga Adriatma. Keluarga yang sudah dikenal dekat oleh Keluarga Harmoko. Jika Letnan Tika tidak mengenal Zian Adriatma, maka mungkin dia masih memutuskan untuk hidup sendiri sampai keluarga besarnya menjodohkan dirinya. Dia bukan wanita yang mudah membuka diri. Itulah sedikit-banyaknya yang aku ketahui tentang Letnan Tika," jelas Roni, sesuai dengan yang diinginkan oleh Talia.

* * *

TUMBAL UMURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang