"Aku dikabari oleh Bu Astri tadi pagi. Katanya Pak Bian sudah memutuskan untuk pensiun dini dua hari lalu dan juga sudah bercerai dari Istrinya seminggu lalu. Maka dari itulah kenapa dia sekarang berusaha keras ingin menaklukkan Kakak melalui aku," Manda memberikan jawaban secara terbuka kepada Tika.
"Dan kamu tidak segera memberi tahu hal itu padaku? Kenapa? Kamu takut aku berpikir bahwa aku akan mempertimbangkan untuk menerima kehadiran Pak Bian?" tebak Tika.Manda menghela nafasnya selama beberapa saat.
"Terlalu jauh tebakanmu itu, Kak. Aku tidak berpikir sampai ke sana," ujar Manda.
"Lalu? Ke arah mana kamu berpikir tentang Pak Bian dan aku, sehingga kamu tidak memberi tahu aku tentang apa yang kamu dengar dari Bu Astri?" desak Tika.
"Aku tidak mau kamu disudutkan oleh mantan Istrinya Pak Bian!" jawab Manda, tegas.
Tika pun terdiam, begitu pula semua orang yang tengah mendengarkan pembicaraan kedua wanita itu.
"Pak Bian menceraikan Istrinya dengan alasan sudah merasa bosan dan telah menemukan tambatan hati yang lain! Hal itu dengan sengaja dia cantumkan di dalam berkas perkara perceraiannya, agar Hakim segera mengabulkan permohonan cerai itu tanpa perlu ada mediasi. Pak Bian bahkan tidak mau bertemu dengan mantan Istrinya selama sidang perceraian mereka berlangsung. Hanya Pengacaranya yang hadir dalam persidangan itu. Dan kamu harus tahu, bahwa saat ini Kak Fani Kusmawardi sedang mencari tahu mengenai siapa tambatan hati mantan Suaminya yang telah membuat rumah tangganya hancur berantakan! Maka dari itulah aku tidak memberi tahu kamu. Karena kalau kamu tidak tahu mengenai hal itu, maka kamu tidak akan pernah disalahkan oleh Kak Fani dan Kak Fani akan berpikir bahwa Suaminya memang tidak setia karena menginginkan kamu padahal kamu tidak menginginkan dia! Aku harap kamu paham sekarang dan berhenti berpikiran negatif setiap kali aku memberimu saran untuk menjauhi sesuatu!"
"Manda, atur perkataanmu kepada Tika," tegur Tio.
"Persetan dengan sopan santun saat ini, Kak Tio! Biarkan saja kalau Manda tidak menyebutku Kakak dan hanya menyebut namaku seperti dia menyebut nama Lili dan Reza! Ini tidak ada urusannya dengan sopan santun! Biarkan aku bicara dan berdebat dengan Manda seperti yang kami inginkan!" balas Tika terhadap Tio dengan cukup keras.
Tio pun tak lagi ingin bicara meski hanya sedikit. Tika maupun Manda jelas sama-sama memiliki emosional yang sulit untuk ditaklukkan, jika tidak ditangani oleh orang yang tepat. Namun kali ini, orang yang bisa menaklukkan emosional mereka juga tengah tidak ingin melerai. Yvanna sejak tadi hanya diam bersama Reza dan tidak ikut campur dengan pembicaraan siapa pun.
"Lalu tujuan pembicaraan dan perdebatan kalian itu apa saat ini? Kalian akan mendapatkan apa dari berdebat?" tanya Pram.
"Kami akan mendapatkan kesepakatan, Kakek. Dari perdebatan ini aku akan menuntut dia untuk mengikuti apa yang aku katakan saat ini," jawab Manda dengan cepat.
Tika kembali menatap ke arah Manda.
"Kesepakatan? Kesepakatan seperti apa yang kamu inginkan dariku?" tanyanya.
"Aku ingin kamu tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa mengenai perceraian Pak Bian dan Kak Fani. Meskipun saat ini kamu sudah tahu hal itu dari aku, tetaplah bertingkah seakan kamu tidak tahu apa pun. Aku tidak mau nama baikmu tercemar dan aku juga tidak mau kamu disudutkan oleh pihak manapun serta dituduh sebagai perempuan perusak rumah tangga orang lain!" tegas Manda untuk yang kesekian kalinya.
Tika memperlihatkan bagaimana frustrasinya ia pada saat itu.
"Manda ... kamu sadar tidak, kalau saat ini kamu sedang terancam akibat ulahnya Biantoro? Kamu paham tidak, kalau saat ini dia bisa melakukan apa saja termasuk membunuh kamu?"
"Lalu ... kamu mau tunduk di kakinya Biantoro sekarang, hanya karena kamu takut aku mati? Begitu maksudmu?" Manda melempar balik pertanyaan pada Tika.
Tika jelas sedang berada pada posisi yang serba salah. Hal itu membuatnya sulit untuk memberikan jawaban atas pertanyaan Manda.
"Kamu harus ingat baik-baik satu hal. Kalau sampai aku tetap hidup dan kamu sudah terlanjur tunduk di kakinya Biantoro, maka aku yang akan membunuh kamu! Aku tidak akan pernah sudi punya Kakak ipar jahanam seperti dia! Camkan itu baik-baik!"
Pram menatap ke arah Yvanna dan Reza yang masih juga diam, meski Manda sudah melewati batas terhadap Tika. Yvanna bergerak tak lama kemudian, lalu disusul oleh Reza. Tatapan Yvanna pun langsung tertuju pada Tika, seperti yang sedang Manda lakukan.
"Aku setuju dengan Manda," ujar Yvanna. "Jangan pernah tunduk pada laki-laki itu meski dia mengancam terus-menerus. Kalau sampai Kakak tunduk kepadanya, maka kami akan langsung bertindak di luar akal sehat."
Tika menatap Yvanna dan sadar bahwa apa yang Manda katakan kepadanya memang untuk kebaikan dirinya sendiri. Manda ataupun Yvanna sama-sama tidak sedang membicarakan keinginan mereka, namun sedang membicarakan masa depan Tika yang jelas akan menjadi suram jika sampai mengikuti keinginan Biantoro.
"Aku juga setuju dengan apa yang Kak Manda katakan. Aku akan ada dipihak Kak Manda jika sampai Kak Tika memilih untuk menyerah pada laki-laki laknat itu," ujar Reza, tanpa basa-basi.
Lili mengusap airmatanya dan merangkul Manda dari tepian tempat tidur.
"Aku jelas akan selalu ada dipihak Kak Manda. Jadi sebaiknya Kak Tika tidak menyerah dan tunduk pada manusia jahat macam Biantoro itu," tambah Lili.
Pram kini menatap Ben, Tio, dan Silvia yang masih bungkam sejak tadi.
"Silakan kalau di antara kalian bertiga ada yang mau menambahkan. Tapi meskipun salah satu dari kalian ada yang memihak Tika, Tika tetap saja tidak akan menang karena Kakek akan ada dipihak Manda. Lagi pula ... siapa juga yang mau memiliki Cucu menantu yang tidak punya adab serta rasa kemanusiaan seperti Biantoro itu? Hari ini dia berani mengancam Tika melalui Manda. Kalau dituruti, besok-besok dia akan mengancam Tika melalui siapa lagi kira-kira? Kakek jelas tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tika boleh meninggalkan rumah Keluarga Harmoko dan menikah dengan siapa pun yang dia inginkan, tapi tidak dengan manusia macam Biantoro!" tegas Pram, tak main-main.
"Aku juga tidak mau, Kek. Siapa yang mau menikah dengan orang yang bahkan sama sekali tidak pernah aku harapkan? Tapi masalahnya saat ini Manda ...."
"Jangan jadikan aku sebagai alasan bagi kamu untuk menyerah!" potong Manda dengan keras. "Kak Yvanna, Reza, dan bahkan Kakek tidak menyerah untuk melindungi aku. Apakah kamu tidak mempercayai hal itu, sehingga kamu menjadi selemah ini? Ke mana Prastika Harmoko yang aku kenal selama ini, hah? Prastika Harmoko yang aku kenal adalah sosok yang paling kuat hatinya di dalam keluarga kita! Tidak seperti kamu yang memiliki hati paling lemah!"
Sekali lagi Tika ditampar dengan sangat keras melalui kata-kata Manda yang tajam seperti biasanya. Hal itu membuatnya diam dan berhenti merasa takut dalam sekejap.
"Zian, kamu enggak mau langsung to the point saja menikahi Tika malam ini juga? Perdebatan soal hati Tika yang melemah dan juga cara untuk menjauhkan dia dari ketakutan akan nama baiknya tercemar bisa kita hentikan kalau kamu mau menikahinya," tawar Ben.
Tawaran itu terdengar sangat konyol, namun nyatanya Ben tak main-main soal tawarannya tersebut kepada Zian.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL UMUR
Horror[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 5 Baru saja selesai menyelesaikan kasus yang berhubungan dengan hal gaib, Manda tiba-tiba saja mengalami muntah darah. Manda terus saja kesakitan karena ternyata wanita itu telah menjadi sasaran kekejaman dari a...