Yvanna memusatkan pikirannya saat menggunakan ajian susur tapak untuk mengikuti arus dari jejak-jejak Biantoro. Tika menemukan bekas ban mobil yang tertutupi oleh rerumputan pada halaman rumah tersebut. Jejak-jejak itu hampir tidak terlihat jika tidak dicari dengan teliti. Biantoro tampaknya sengaja tidak memangkas rumput yang sudah tumbuh sangat tinggi, agar tidak ada yang bisa menebak kalau dia kembali tinggal di rumah itu.
Tika, Manda, dan Lili menunggui Yvanna dengan sabar tanpa berani mengusik. Apa yang Yvanna lakukan tidak boleh gagal, atau Biantoro dan kaki tangannya akan berhasil melakukan sesuatu yang buruk berkaitan dengan Manda ataupun Tika. Meskipun Yvanna sudah sangat yakin bahwa Manda tidak akan lagi bisa disentuh oleh makhluk kiriman dari kaki tangan Biantoro, namun tetap saja Yvanna merasa wajib untuk mewaspadai serangan-serangan yang tidak terduga."Aku sudah sering mendengar dari Istriku tentang Yvanna dan kelebihannya. Sejak pertama kali aku mengenal Istriku, tidak pernah satu kali pun terlewati tanpa membahas tentang Yvanna. Setiap kali bertemu denganku sebelum kami menikah, dia selalu bertanya apakah aku sudah menemukan seseorang bernama Yvanna Harmoko yang dicarinya. Awalnya aku pikir, apa yang Yvanna lakukan untuk Istriku dimasa lalu hanyalah sesuatu yang kebetulan semata. Aku tidak benar-benar yakin bahwa ada seseorang yang memiliki kelebihan sampai bisa memberikan pertolongan kepada orang lain, bahkan sampai menyelamatkan beberapa nyawa. Tapi ... saat mendengar kesaksian dari teman-teman Istriku yang dulu juga ada di panti asuhan itu, aku mulai merasa penasaran dan berusaha keras ingin menemukan keberadaan Yvanna Harmoko. Dan aku tidak pernah menduga, kalau akan bertemu dengannya melalui kerjasama yang terjadi antara aku dan kedua saudarinya," ungkap Roni, yang saat itu masih bersandar pada bagian depan mobilnya bersama Ben.
Ben tersenyum.
"Percayalah, lima tahun yang lalu aku adalah sosok yang begitu membenci Yvanna," ujar Ben, apa adanya.
Roni menoleh dan mengerenyitkan keningnya selama beberapa saat usai mendengar apa yang Ben katakan.
"Dulu, tepatnya lima tahun lalu, kami berdua dijodohkan oleh orangtua kami masing-masing. Saat itu aku menolak untuk dijodohkan dengannya, terutama karena aku tahu bahwa dia memiliki kelebihan yang cukup ... aneh. Aku membuat kekacauan saat itu dan berhasil menyudutkan Yvanna sehingga Almarhum Ayahku mencaci makinya secara terang-terangan di hadapan seluruh anggota keluarganya maupun seluruh anggota keluargaku. Aku mempengaruhi Ayahku untuk membenci Yvanna, ketika Yvanna menyampaikan firasat tentang Ayahku yang akan dibunuh oleh seseorang melalui santet. Setelah menolak perjodohan itu, aku akhirnya menikahi wanita yang kupilih. Pernikahanku hanya berjalan tiga bulan, karena sama sekali tidak ada kecocokan yang kudapatkan ketika menikahi wanita itu. Selang beberapa bulan kemudian, Ayahku benar-benar meninggal akibat disantet oleh seseorang. Kehidupan keluargaku kacau dan sama sekali tidak bisa diperbaiki, meski kami berusaha keras. Lima tahun kemudian, akhirnya keluarga kami harus kembali berurusan dengan Keluarga Harmoko. Aris terkena penyakit kiriman dari seseorang dan Jojo disiksa secara gaib oleh makhluk yang sama. Otomatis hal itu membuat Yvanna sendiri yang turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan di dalam keluarga kami, karena Jojo dan Aris adalah sahabat baiknya sejak masih remaja."
"Lalu, apa yang terjadi setelah Yvanna turun tangan?" tanya Roni, merasa penasaran.
Ben lagi-lagi tersenyum.
"Satu-persatu rahasia tentang mengapa keluarga kami bisa mendapatkan banyak masalah yang berkaitan dengan hal-hal gaib terbuka setelah dia turun tangan. Orang yang membunuh Ayahku melalui santet adalah Almarhumah mantan Ibu mertuaku, sementara orang yang mengirim penyakit serta siksaan untuk Jojo dan Aris adalah Almarhumah mantan Istriku. Mereka punya dendam dimasa lalu terhadap Almarhum Ayahku, sehingga sangat menginginkan kematian seluruh anggota keluarga kami. Kami semua ditumbalkan. Mereka menjalani ritual tumbal musuh untuk membuat kami benar-benar binasa. Bahkan, akhirnya aku juga tahu bahwa Almarhumah mantan Istriku menggunakan pelet ketika mencoba menjerat diriku agar menikahinya dan membuatku menolak perjodohan dengan Yvanna. Jadi ... ketika akhirnya semua permasalahan di dalam keluargaku selesai, aku mulai merasa takut kehilangan Yvanna. Entah kenapa, hatiku terus terketuk untuk berada di sisinya, seakan hatiku sendiri yang menunjukkan ke mana tempat terbaik yang benar-benar tidak akan membuatku merasa kecewa. Dan akhirnya, sekarang aku dan dia telah menjadi satu dalam ikatan yang dulu pernah aku tolak mati-matian. Terdengar aneh, bukan?" tanya Ben.
Roni langsung menggeleng dengan cepat ketika mendengar pertanyaan itu.
"Tidak aneh sama sekali, Ben. Demi Allah tidak ada yang aneh dari akhir antara kamu dan Yvanna. Kamu terkena pelet pada saat menolaknya, jadi kamu tidak sepenuhnya salah," ujar Roni.
"Kalau kata Manda, meski aku terkena pelet sekalipun, seharusnya aku bisa memberikan perlawanan terhadap pengaruh pelet itu. Tapi karena aku memang tidak pernah menyukai Yvanna, maka dari itulah peletnya bekerja dengan maksimal terhadap diriku."
"Tidak. Saat itu kamu bukan tidak menyukai Yvanna. Kamu hanya belum menyukai dia dan belum sempat memberi kesempatan pada hatimu untuk mengenal dia lebih dekat. Andai saja kamu tidak sedang berada di bawah pengaruh pelet, mungkin lima tahun lalu kamu benar-benar akan mempertimbangkan untuk mengenal Yvanna lebih dekat. Percaya padaku, itu bukan kamu dan bukan keinginan hati kamu. Dulu kata Almarhumah Ibuku, kalau kamu ingin melihat dirimu dan keinginan hatimu yang sebenarnya, lihatlah apa yang saat ini sedang kamu jalani. Kalau kamu merasa bahagia dan merasa tidak ingin memikirkan hal lain selain yang kamu miliki, berarti itulah diri kamu dan juga isi hatimu yang sebenarnya," tutur Roni.
Yvanna tampak mendekat ke arah pagar rumah itu bersama Tika, Lili, dan Manda. Zian, Jojo, dan Aris jelas paling antusias ingin tahu tentang apa yang sudah Yvanna dapatkan ketika menggunakan salah satu ajiannya. Ben dan Roni pun ikut mendekat agar bisa mendengarkan apa pun yang akan Yvanna katakan saat itu.
"Bagaimana, Yv? Apakah kamu sudah bisa memberi tahu di mana keberadaan Biantoro saat ini?" tanya Jojo.
Yvanna menganggukkan kepalanya.
"Biantoro tampaknya masih mencari-cari sesuatu yang harus dipenuhi saat ini. Sementara itu aku mendapatkan keberadaan kaki tangannya yang terus berusaha ingin menyerang Manda," jawab Yvanna.
"Katakan, di mana keberadaan kaki tangannya itu?" tanya Tika.
"Iya, Kak. Bilang saja, lalu sebaiknya kita segera ke sana untuk menghentikan apa pun rencana gilanya terhadap Kak Tika dan Kak Manda. Kalau kaki tangannya lebih dulu kita hentikan, maka Biantoro jelas tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi," saran Lili.
Zian kembali meringis sambil menoleh ke arah Aris.
"Dia memang cerdas, Ris. Kalah kamu jika dibandingkan sama dia," ujar Zian, sambil menunjuk ke arah Lili.
Lili segera mengikat tangan Zian yang terulur dengan sapu tangan miliknya. Hal itu membuat Yvanna segera membantu Lili memperkuat ikatannya.
"Benar sekali, Lili Sayang. Kalau kita mengikat kuat intinya lebih dahulu, maka si biang masalah akan langsung bisa kita terkam pada akhirnya," ujar Yvanna. "Ayo, sebaiknya kita berangkat sekarang. Kita ke Desa Gunung Sembung, di Kecamatan Pagaden," ajaknya.
"Hei! Urusannya sama mengikat tanganku ini apaan? Bisa dilepaskan, tidak?" tanya Zian, setengah memohon.
"Sudah, biarkan saja kedua tanganmu terikat begitu. Biar gampang aku menarik-narik kamu kalau kita tiba di tujuan, nanti," ujar Tika, sambil memeragakan apa yang baru saja dikatakannya terhadap Zian.
"Tapi aku 'kan bukan kambing, Sayang," protes Zian dengan sangat lemah lembut.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL UMUR
Horror[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 5 Baru saja selesai menyelesaikan kasus yang berhubungan dengan hal gaib, Manda tiba-tiba saja mengalami muntah darah. Manda terus saja kesakitan karena ternyata wanita itu telah menjadi sasaran kekejaman dari a...