25 | Menghancurkan Semua Syarat

838 90 2
                                    

"KURANG AJAR!!!" bentak Ki Mitra. "BERANINYA KAMU MENGHINA UTUSANKU YANG SUDAH KAMU LENYAPKAN!!! AKU TIDAK BISA TERIMA DENGAN PENGHINAAN DARIMU!!! SEKARANG ... SEBAIKNYA KAMU BERSIAP-SIAP UNTUK MENERIMA PEMBALASAN DARIKU!!!"


Ki Mitra tampak mempersiapkan serangan pertamanya kepada Yvanna. Roni terlihat kaget saat hal itu terjadi sehingga dengan cepat meraih pistol yang tersimpan di pinggangnya. Manda dan Tika segera menahan Roni agar tidak mengeluarkan tembakan.

"Jangan, Pak Roni! Jangan lepaskan tembakan!" larang Tika.

"Kenapa? Adik kamu akan diserang oleh orang itu, Letnan Tika," ujar Roni, tampak tidak mengerti.

"Itu memang tujuan Kakakku menantangnya, Pak Roni. Jadi sebaiknya kita tidak mengganggu dan tetap diam di sini seperti yang Kakakku inginkan. Kalau sampai kita mengganggu dan konsentrasi Kakakku berantakan, maka keadaan justru akan menjadi tidak kondusif. Ajian palang geni yang sudah dipasang oleh Kakakku akan terbuka kembali dan kita mungkin akan mendapat serangan dari utusan-utusan orang itu yang ada di luar pembatas," jelas Manda, sambil menunjuk ke arah beberapa makhluk yang tampak ada di luar batas ajian palang geni.

Roni menatap ke arah yang Manda tunjukkan, begitu pula dengan Zian, Ben, Jojo, dan Aris. Mereka semua bisa melihat makhluk-makhluk utusan Ki Mitra yang tampak kebingungan mencari keberadaan Ki Mitra saat itu.

"Jika ajian palang geni itu terbuka, maka makhluk-makhluk itu akan langsung menyerang membabi buta ke arah kita dan Yvanna tidak akan bisa berkonsentrasi penuh pada apa yang sedang dia tuju terhadap kaki tangan Biantoro," tambah Tika.

BLAMMM!!! BLAMMM!!!

Ki Mitra mulai menyerang ke arah Yvanna, namun serangan itu dengan mudahnya ditangkis oleh Yvanna. Seakan kekuatan Ki Mitra sama sekali tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekuatan yang Yvanna miliki. Hal itu membuat Ki Mitra semakin merasa marah terhadap Yvanna.

"Jangan senang dulu hanya karena kamu bisa menangkis serangan dariku! Kamu itu hanya manusia biasa dan kamu pasti punya kelemahan!" geram Ki Mitra.

"Kamu juga manusia biasa, sudah tua pula. Kamu juga pasti punya kelemahan, dan disertai dengan kekurangan akibat penuaan yang terjadi pada dirimu," balas Yvanna, tetap tersenyum seperti tadi. "Kenapa? Sulit ya, menemukan manusia yang cocok untuk dijadikan tumbal pada ritual tumbal umur yang akan kamu lakukan selama ini? Adikku seistimewa itu ya, dimatamu?"

Kedua tangan Ki Mitra tampak mengepal dengan kuat usai mendengar apa yang Yvanna katakan. Tampaknya pada saat itu laki-laki tersebut merasa kaget karena Yvanna bisa menebak apa yang ingin dilakukan olehnya terhadap Manda. Aris pun menyadari bahwa Lili dan ular putih miliknya tidak ada di sisinya lagi. Saat akan menanyakan keberadaan mereka, Jojo langsung memberi tanda pada Aris untuk tidak perlu bertanya di mana Lili dan ular putih itu. Yvanna jelas sudah memberikan tugas sendiri kepada Lili saat mereka berada di jalan tadi, sehingga Lili kini bergerak sendiri dan ditemani oleh ular putih milik Aris.

"Aku sudah di dalam rumah laki-laki itu, Kak Tika," lapor Lili, yang terdengar oleh Tika melalui alat yang terpasang di telinganya.

"Oke, Lili. Laporan kamu aku terima. Sekarang apa pun yang kamu lihat di dalam sana, segeralah hancurkan seperti yang Yvanna perintahkan tadi," bisik Tika, membalas laporan dari Lili.

"Oke, Kak. Tapi ... coba Kakak buka dulu ponsel milik Kakak sekarang. Ada beberapa foto yang aku kirimkan," pinta Lili.

Tika pun segera membuka ponselnya dan melihat apa yang Lili kirimkan. Manda dan Roni ikut melihatnya, hal itu membuat Manda cukup merasa stress saat tahu kalau fotonya ada di dalam sebuah wadah batu berisi tanah.

"Aduh ... Biantoro benar-benar berniat sekali ingin menjadikan aku korban dari ritual tumbal umur. His effort is very awfull," ungkap Manda, mendadak kembali mengalami darah tinggi.

"Ya, kamu jelas benar soal itu," tanggap Tika. "Oke Lili, ambil fotonya Manda dan amankan. Setelah itu hancurkan semuanya yang menjadi syarat ritual tumbal umur itu," lanjutnya terhadap Lili.

"Siap!" balas Lili.

BLAMMM!!! BLAMMM!!!

Yvanna lagi-lagi menangkis semua serangan yang dikeluarkan oleh Ki Mitra. Roni cukup kagum saat melihat bagaimana Yvanna menangkis semua serangan itu hanya dengan menggunakan kedua tangannya saja. Wanita itu tetap berada di posisinya, tidak bergeser sama sekali sejak tadi.

"Istrimu tampaknya tidak mengeluarkan banyak tenaga, ya?" tanya Roni kepada Ben.

"Begitulah dia. Dia memang tidak pernah butuh mengeluarkan banyak tenaga hanya untuk menghalau serangan. Baik itu serangan dari makhluk gaib seperti yang ada di luar batas ajian palang geni itu, ataupun serangan kekuatan yang diberikan oleh lawannya. Aku bahkan pernah melihat sendiri bagaimana saat Yvanna melawan makhluk yang merasuki tubuh Ibunya Silvia. Aku saat itu diminta untuk terus membaca Al-Qur'an bersama Zian, Aris, Jojo, Kak Tika, Manda, dan Lili. Saat proses perlawanan itu terjadi, aku bisa melihat kalau Yvanna memang tidak mengeluarkan tenaga yang banyak. Dia hanya perlu memusatkan kekuatannya pada tujuan, lalu mulai memberikan serangan balik saat lawannya mulai melemah," jawab Ben, sesuai dengan apa yang ia ketahui.

Lili membakar ranting kayu cendana bersama kain merah polos yang menjadi alasnya hingga menjadi abu, pada lantai rumah Ki Mitra. Selanjutnya ia memecahkan telur pertama dari buaya perawan, lalu menyingkirkannya dengan perasaan sedikit jijik akibat bau amis yang tercium oleh hidungnya. Terakhir, Lili melubangi buah kelapa kembar hingga airnya mengalir keluar dan habis tanpa sisa di dalam buah kelapa tersebut.

Di luar, Ki Mitra merasa heran, karena semua makhluk yang tadi ia utus tidak bisa mendekat ke arahnya sama sekali. Semua utusannya itu terlihat seperti kebingungan dan seakan tidak bisa menemukan di mana keberadaan Ki Mitra, padahal Ki Mitra ada tepat di tengah halaman rumahnya. Yvanna kini mulai mengeluarkan ajian pematah dan menyerang ke arah Ki Mitra yang mulai kelelahan. Ki Mitra hendak menangkis serangan itu, namun keadaannya yang semakin menua--seperti yang tadi Yvanna sebutkan--membuatnya kesulitan berkonsentrasi antara bertahan dari serangan dan keinginan untuk menyerang. Mau tidak mau, akhirnya laki-laki itu menyerah dengan sendirinya setelah ajian pematah yang Yvanna lepaskan ke arahnya menerjang tepat pada bagian dada.

BRAKKK!!!

Ki Mitra terlempar ke arah dinding rumahnya yang terbuat dari kayu. Membuat dinding itu jebol dan Ki Mitra terdampar di lantai rumahnya dalam keadaan berdarah-darah serta muntah darah. Setelah memberikan serangan tak terelakkan kepada Ki Mitra, Yvanna pun melepaskan ajian palang geni yang tadi membatasi wilayah sekitar rumah tersebut. Makhluk-makhluk utusan Ki Mitra telah pergi karena tak dapat menemukan keberadaan manusia yang memanggil mereka. Roni kini maju bersama Tika dan Manda untuk mengamankan Ki Mitra yang masih hidup, meski dalam keadaan sekarat. Yvanna pun berdiri di hadapannya, setelah kedua tangan Ki Mitra diborgol oleh Roni.

"Kapan Biantoro akan datang ke sini? Jawab! Atau aku akan membuatmu tersiksa lebih daripada yang kamu rasakan saat ini!" ancamnya, setelah menyiapkan ajian pemusnah jiwa di tangannya.

* * *

TUMBAL UMURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang