Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
柴 大寿
. . . . .
Cahaya matahari mulai terbit, menampakkan sinarnya secara perlahan-lahan hingga masuk kedalam sela-sela tirai yang sedikit terbuka, membuat mata pria yang sedang tertutup itu menyerngit akan sinarnya.
"Erghh." erangnya, tubuhnya berbalik upaya menghindari pancaran sinar yang mengganggu retinanya, hendak memeluk seseorang yang tidur satu ranjang dengannya.
Alangkah terherannya pria itu saat tidak merasakan tubuh seseorang yang lebih kecil darinya, membuatnya terbangun sepenuhnya dan menyadari bahwa sosok yang dia cari tidak ada diranjangnya.
Aroma bacon menyerang indra penciumannya, menurunkan kedua kakinya dan berdiri untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku sehabis bangun tidur.
Andai pemandangan ini bisa dilihat oleh orang lain, mungkin orang yang melihatnya sudah terdiam ditempat. Bagaimana tidak? Otot lengan yang terbentuk dengan sempurna, punggung lebar yang bisa kau jadikan sandaran dikala kau ingin memeluk boneka teddy bear besar tapi tidak punya.
Dan jangan lupakan tatto yang terukir ditubuh kekarnya, membuatnya 100% lebih hot dan menawan. Ahh sungguh tubuh pria idaman para wanita.
Kakinya kini mengikuti aroma yang enak itu menuju dapur, dimana orang yang dia cari ternyata sedang memasak disana dengan satu tangannya yang menumpu tubuhnya agar tetap seimbang.
Tangan kekarnya kemudian melingkar diperut sang dara membuatnya terjengit, untung saja dia tidak sampai terkena serangan jantung.
"Ara, selamat pagi sayang." sapamu kepada pria besar itu, yang disapa hanya menjawabnya dengan deheman sebelum menenggelamkan wajahnya diceruk lehermu.
"Duduklah, sarapan sebentar lagi siap." ujarmu membalikkan daging bacon itu agar tingkat kematangannya sama-sama matang.
Bukannya menurut tapi pria itu justru mulai nakal, tangannya sengaja ia masukan kedalam kaos oversize yang kamu pakai dan mengelus perutmu, sedangkan tangan satunya dia arahkan ke payudaramu yang terasa pas di genggamannya.
"E-ehm Taiju tunggu, aku sedang memasak." tolakmu.
"Mhn." pria bernama Taiju itu sama sekali tidak mendengarkan perkataan kekasihnya, dia malah mematikan kompornya, menarikmu dan menaruhmu diatas meja makan.
Bibirmu kalian menyatu dengan Taiju yang mendominasi, kamu yang sudah kewalahan dengan Taiju pun hanya bisa mengikuti alur permainannya.
Bibir Taiju kini turun untuk menghisap lehermu yang sudah dihiasi oleh cupang yang dia buat tadi malam.
"Taiju~" erangmu pelan saat kamu meletakkan kedua tanganmu dipundak Taiju.
Taiju menyeringai kemudian tangannya menarik kain bajumu ke atas sebelum tangannya meluncur ke bawah dan menyeret kukunya ke pahamu. Kamu mendesah pelan saat jari-jari Taiju menggoda vaginamu yang terbalut celana dalam.