°°°
Meskipun tidak ada peluang, kadang hal kecil bersamamu menyenangkan meskipun tidak akan pernah terulang.°°°
Kesenangan para remaja hanya sekadar tidak ada kelas dan dunia berasa berpihak. Hari ini kelas memang di alihkan untuk mengikuti seminar creativepreneur yang di adakan BEM untuk seluruh mahasiswa/mahasiswi.
Cowok yang memegang ponsel berlogo apel dengan kamera bulat tiga di belakang itu masuk ke dalam ruang serbaguna, Gallan duduk di belakang paling ujung dengan snack yang sudah di sediakan seperti; kue bolu, pie buah, air mineral, anggur, dan kue basah lainnya.
"Kuliah kaya gini kan enak. Tinggal duduk dengerin dapet banyak makanan. Ga perlu tuh pusing-pusing mikir," Leo memang tidak ada rasa malu, cowok itu langsung melahap kue dengan senang sekali.
"Kaya ga pernah di kasih makan lo Le," cibir Gallan jengah sendiri.
"Emang!" Leo menyahut lagi. "Seminggu gue puasa full, biar Allah makin sayang Leo."
Aya tertawa dan menggeleng. Perempuan yang duduk di antara Gallan dan Leo itu membuka pie buah seraya berujar.
"Puasa apaan coba Le seminggu ga makan sama sekali?"
"Puasa mendapat kekuatan dan wajah ganteng lebih dari Gallan."
"Sinting lo," celetuk Gallan dan matanya lurus memperhatikan pemateri dan moderator yang akan mau memulai seminar ini.
Satu persatu ramai orang berdatangan, mereka antusias mengikuti seminar yang di adakan BEM tiga bulan sekali. Ilmunya cukup lumayan karena pemateri yang di hadirkan cukup terkenal dan sukses.
Gallan menoleh kebelakang tepat pintu terbuka dan muncul seorang Asya bersama Sersi. Pandangan mereka bertemu, Gallan sudah bisa menebak Asya akan menghampirinya dan berisik.
Dan dugaan Gallan salah, perempuan yang memakai kemeja hitam bermotif bunga daisy kecil itu justru membuang muka tanpa melempar senyum sama sekali.
Asya memilih duduk paling depan dengan Sersi dan menghampiri Atlas. Senyum Asya terukir sempurna tatkala berjabat tangan dengan presiden mahasiswa itu.
Gallan harusnya senang karena Asya tak mengganggu. Tapi ada perasaan yang membuat ia berpikir. Agak tak enak hati.
'Dia marah sama gue?'
Batin Gallan bertanya dan cepat-cepat ia tak mau peduli.
"Gal," Aya berseru dan Gallan sontak memberikan atensi penuh pada perempuan di sebelahnya.
"Iya, Ay?"
"Pie kamu aku makan boleh?"
Mengangguk dan tersenyum. Gallan memberikan seraya ia bukakan untuk Aya.
"Makan aja, gapapa. Gue juga nggak mau ko."
Seminar creativepreneur telah berakhir. Dan pemateri memberi kesempatan untuk setiap orang yang mau bertanya dan mengangkat tangan. Pemaparan materi untuk lebih kreatif tentu di sambut antusias para mahasiswa yang merasa kuliah mereka monoton.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALLAN
Teen Fiction~Sebuah awal dan akhir yang akan membawa semua peristiwa pahit di dalamnya~ [Romance-Comedy-Fiksi ] _____________________________ "Aku salah Gal, pelukan kamu waktu itu, cuma pelukan tanpa rasa, dan begonya aku berharap kamu mulai suka. Padahal jela...