°°°
Mencintai orang yang bahkan tidak ingin di sukai seperti menggapai sebuah ilusi.°°°
Suara pintu kamar mandi terbuka, menampakan sosok Gallan dengan rambut basah. Cowok itu baru selesai mandi dan matanya melirik jam beker seraya alis terangkat naik.
"Baru jam tujuh? Gue kira udah jam sebelas." Ia bergumam, badannya bergidik dingin karena ac kamar yang tinggi. Gallan berangsur ke arah lemari menarik kaus polos dengan boxer hitam di atas lutut.
Cowok itu merentangkan tulang-tulungnya seraya kepala di telengkan ke kanan dan kiri sekedar melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku. Hidup gini-gini saja tetapi terasa capek.
"GALLAN...,"
"Bangsat!" ia terkesiap. Jantungnya berdetak cepat karena kaget sekali. Gallan melotot melihat Asya yang membuka pintu dan masuk ke kamarnya.
Asya? Mengapa Gallan merasa sial karena ada perempuan ini dimana-mana.
"Lo ngapain ke sini? Cewek sinting!" Gallan kesal sekali. Ia sampai lemas melihat Asya yang masuk ke kamarnya.
Perempuan yang memakai jaket crop dengan rambut di jepit itu cekikikan. Ia menahan agar tak tersenyum lebar. Melihat Gallan habis mandi, masuk kamar Gallan untuk pertama kali membuat Asya ingin menjerit.
"Maaf, Gallan. Tapi Asya di suruh Bunda masuk aja. Soalnya kata Bunda di ruang tengah akan kedatangan teman-teman Bunda."
"Ya elo ngapain ke sini?!"
"Gallan lupa? Kita ada matakuliah yang satu kelompok. Ayo kita kerjakan makalahnya."
Gallan mendecih, ia merampas ponsel dengan perasaan kesal menggebu. Cowok itu mengecek grup chatting dan mendelik.
"Sya, masih seminggu lagi makalah itu di kumpulin."
"Iya, tau, kok. Asya cuma mau lebih cepet aja."
"Emang anjing lo ya!" Gallan frustrasi. Ia lantas meraih macbook lalu melemparnya di atas kasur.
"Kerjain sana!"
"Gak mau sendiri," Asya cemberut. Perempuan itu baru saja mau melompat ke atas kasur namun Gallan mencegah dengan sangat kasar.
"Anjing, jangan coba sentuh kasur gue. Nanti kusut setan!"
Helaan napas Asya membuat Gallan mendengus. Perempuan itu langsung aja duduk anteng di atas karpet berbulu. Menepuk-nepuknya membuat Gallan memejam sabar.
"Gallan, sini duduk. Ayo kita kerjakan makalahnya."
Kali ini Gallan menurut, cowok itu duduk samping Asya. Namun helaan napas Gallan terdengar berat dan bete sekali.
"Gallan," seru Asya, posisi duduknya menyerong menghadap Gallan.
"Hm?"
"Kenapa Gallan ga suka sama Asya?" ia tak ada niat mencari penyakit dengan bertanya seperti itu. Bahkan Asya merasa malam ini menyenangkan kala duduk berdua dengan Gallan meskipun cowok ini sangat tertekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALLAN
Fiksi Remaja~Sebuah awal dan akhir yang akan membawa semua peristiwa pahit di dalamnya~ [Romance-Comedy-Fiksi ] _____________________________ "Aku salah Gal, pelukan kamu waktu itu, cuma pelukan tanpa rasa, dan begonya aku berharap kamu mulai suka. Padahal jela...