34- Benalu

354 6 0
                                    

••
Mengenalmu adalah hal terburuk sepanjang sejarah. Manusia itu banyak sifatnya salah satunya kamu yang sangat mirip dengan binatang tanpa akal.

•••

Gallan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah Asya. Lelaki yang hanya memakai kaus oblong dengan celana selutut itu mempercepat langkah dan membuka pintu kamar Asya dengan secepat kilat lalu berseru.

"Asyafaa,"

"Astaga!"

Asya sangat terkesiap, ia melotot lalu keningnya berkerut keherahan akan adanya Gallan yang tiba-tiba.

Ia melirik jam weker di samping nakas pukul 11.30 malam kemudian Asya menghela napas pelan, perempuan yang sedang merapihkan buku-buku itu menyelesaikan kegiatannya lalu mendekati Gallan.

"Ada apa sayang?" sahutan Asya yang manis berhasil membuat pertahanan Gallan runtuh. Lelaki itu berhambur memeluk badan Asya yang terbilang agak kecil sampai si perempuan berdiri limbung.

Mencoba memahami, Asya pun mengusap-usap punggung Gallan, jujur ia sendiri tidak tau alasan Gallan datang tanpa memberi kabar terdahulu. Asya tak bertanya kenapa, ia justru membawa Gallan duduk di tepian kasur seraya menatap lekat manik sang kekasih.

Lelaki yang selalu gengsi, berkata pedas, jutek dan kadang sarkasme kini jauh berbeda. Gallan menitihkan air mata, lelaki di depan Asya ini terlihat rapuh dan hancur.

"Asya," Gallan berucap parau, "Bunda ..., Bunda di selingkuhin."

Asya tertegun. Ia terdiam lama saking syok karena sosok Bunda yang sempurna pun bisa di duakan.

"Aku gak bisa liat Bunda sedih, aku hancur tapi Bunda lebih hancur, Sya."

Gallan menangis, pertahaan cowok ini ambruk tatkala Asya sekadar mengusap bahu Gallan. Di tariknya si pacar ke dalam rengkuhan seraya berkata menenangkan.

"Gal, tau ga? Saking baiknya Bunda, di jauhin sama Tuhan dari pria jahat. Papa kamu gak tulus, ga adil kalo dapet Bunda yang hatinya lembut kaya sutra kan?"

Gallan buang napas berat, raut muka dia berubah menjadi kesal dan marah seketika.

"Papa selingkuh sama Mama Aya, itu yang buat aku hancur, Sya. Kamu bisa bayangin, Aya temen sma aku dan nyokapnya rebut Papa dari Bunda. Kenapa harus orang deket?"

Asya mengerti, ia sangat tau betul bagaimana rasanya di hancurkan oleh orang yang bahkan terlibat dalam hidup. Sama halnya dengan Arsha tatkala lebih percaya orang lain ketimbang adik sendiri. Dan sampai sekarang Asya masih menyimpan rasa sakit hati itu meski sudah memaafkan.

"Asya harus apa Gallan? Asya bukan Tuhan yang bisa mengubah hidup Gallan jadi sempurna dan bahagia. Asya manusia biasa yang kadang hilang arah. Apa yang bisa Asya lakuin biar Gallan enggak sedih lagi?"

"Cukup ini," Gallan peluk erat Asya dengan perasaan terdalam. "Dan jangan tinggalin aku, Sya. Aku ga punya rumah ternyaman selain kamu."

Asya memejam dan batin ia ikut berucap.

'Justru aku yang takut kamu pergi Gal.'

"Iya, Asya janji selalu ada untuk Gallan."

"Aku mau sembuh, Sya. Aku gak mau mati, aku ga mau sakit-sakitan dan merepotkan Bunda yang sekarang sendirian."

"Gal, aku pastiin kamu bisa sembuh. Aku yakin Tuhan pasti akan kembaliin jantung kamu biar sehat lagi, aku yakin ginjal kamu bisa berfungsi lagi."

"Iya, Sya. Aku mau itu."

GALLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang