°°°
Tak ada gunanya menurunkan harga diri untuk kepuasan pribadi. Hukum alam akan tetap menghakimi.°°°
Selembaran kertas putih berukuran A4 bercoret tinta hitam tertulis beberapa kalimat mengejutkan tertempel di seluruh mading jurusan.
TERUNGKAP!
Bia Syalwa. Wakil Presiden Universitas telah melakukan perundungan, bersikap keji pada mahasiswa semester empat. Bernama Asyafa Greyna Laluna. Dengan keputusan tegas dari Rektor kampus dan Dekan Fakultas sesuai SK yang ada, maka jabatan Bia di cabut. Dan Bia telah di DO (drop out) untuk tidak lagi berada di lingkungan Universitas.Terima kasih.
Semua yang membaca edaran itu heboh. Mereka tidak menyangka wakil Atlas punya sikap setan yang sangat memalukan. Video yang tersebar itu sudah mencapi dua juta like dan lima ratus ribu komentar pedas.
"Bye Kak," Asya melambai dengan seringai kecil kala melihat Bia yang keluar dari ruang Dekan. Di samping kakak kelas itu ada Aya yang terus menunduk malu.
"Asya pikir, Aya juga di DO. Sayang banget masih di kasih kesempatan."
Salah satu mahasiswa yang ada di samping Asya meringis takut, ia meneguk ludah gugup karena merasa perkataan Asya begitu menohok.
Tatapan Bia terkunci di Asya. Perempuan itu menilik tajam bak elang. Bia mengepalkan tangan dengan rasa benci yang menggebu. Asya telah menghancurkan hidupnya.
"CEWEK ANJING!" jerit Bia murka dan langsung di lempari beberapa kertas dan sisa makanan ringan pada mahasiswa/i di sekitar.
"Dasar gila!" cetus Sersi membuat Asya menoleh. Asya menghela napas hendak beranjak pergi.
"Sya," cegah Sersi.
"Asya males deket Sersi."
Sersi hanya bisa menurunkan bahu lemas. Perempuan itu menatap getir serta sedih melihat punggung Asya yang mulai menjauh.
"Gue bego banget!"
🍹🍹🍹
Asya sudah janjian dengan Atlas di ruang kesehatan. Ia memilih ruangan ini yang tampak sepi dan minim akan adanya orang. Perempuan berjepit bunga mawar mini itu menggoyangkan kaki karena Atlas belum kunjung terlihat.
"Lama banget!" sungut Asya bete. Perempuan itu baru saja mengirimkan pesan pada sang pacar.
"Ouch, sekarang Asya beneran pacar Gallan, akhirnya." Ia berguman girang seraya berbalas pesan dengan Gallan.
Asya pun memberitau kalau ia mau berbincang sedikit dengan Atlas. Dan tepat sekali pintu sudah terbuka dengan masuknya Atlas yang langsung duduk di kursi putih.
"Sya, maaf lama, gue abis ngobrol sama Bia dulu. Dia udah ninggalin kampus. Gue beneran gak nyangka Bia di drop out. Gue kaget banget sama kelakuan dia selama ini."
"Masa sih? Kak Atlas pura-pura gak tau kali?"
Lelaki beralmamater itu mendelik agak heran, ia mengerutkan kening lalu bertutur lagi.
"Maksudnya gimana Sya?"
"Kurang jelas ya?" Asya mencibir membuat Atlas terheran. Asya agak lain dari biasanya.
"Kakak selama ini tau kan kalo Asya di pukul, di jambak, di tendang dan di siksa. Kakak ada kan di situasi itu? Dan cuma liatin aja tanpa bantu. Seru ya Kak ada tontonan gratis."
Apa yang Asya katakan seperti tamparan keras untuk Atlas. Lelaki itu meneguk saliva dengan raut panik dan terkejut. Ia buang napas untuk menetralkan debaran jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALLAN
Teen Fiction~Sebuah awal dan akhir yang akan membawa semua peristiwa pahit di dalamnya~ [Romance-Comedy-Fiksi ] _____________________________ "Aku salah Gal, pelukan kamu waktu itu, cuma pelukan tanpa rasa, dan begonya aku berharap kamu mulai suka. Padahal jela...