"jangan nakal nakal sayang"
Sulbbi mengangguk mengiyakan sebagai jawaban,Raffa mengecup kening sulbbi sebentar selepasnya baru lah raffa menglangkah berat meninggalkan sulbbi.
Sulbbi memasuki kelas yang sudah mendapati ricis yang sedang besenandung,tidak tau jika temannya sudah sampai kelas,sulbbi tersenyum walaupun begitu ia sahabatnya,kadang memang ricis menyebalkan tapi ia juga sangat menyayangi ricis, dan sebaliknya.
"Ricis lagi ngapain!!"seru sulbbi,tas yang semula dibahu ia simpan di kursi yang ia tempati,ricis mendengus dengan sulbbi yang tiba tiba datang.
"Ngagetin aja si lu sahabat"ketus ricis,mood nya sedang tidak baik baik saja hari ini mengingat sesuatu mengganjal dihatinya.
Sulbbi mengerutkan keningnya heran,memang tidak heran dengan ketusnya tapi yang heran dari ricis buat sulbbi yang tiba tiba saja ricis merenungi diri seperti menyimpan masalah.
"Muka kamu kenapa,ada masalah kah ricis"tanya sulbbi,terlihat ricis gusar dan menghela nafas sangat panjang,dugaannya meleset pasti ada apa apa pada ricis.
Ricis melihat sekeliling setalah itu melihat sulbbi dengan mata lesu.
"Gue juga gak tau sulbbi gue kenapa,tapi yang jelas hati gue kaya gimana gitu"
"Jangan terlalu dipikirin kalo gitu ricis,gapapa mungkin sekarang masih abu abu tapi nanti kamu bakal tau jawabannya "jawaban sulbbi membuat ricis melengo mata jengkol,coba saja lihat ke atas atas apa sulbbi sebijak ini kah kawan kawan? Tentu tidak
Ini sulbbi sudah sepenuhnya mempunyai otak sepertinya,ricis saja melengo mendengar ucapan sulbbi barusan,jujur sulbbi selalu bego bukan?
"Bentar ko lo jadi bijak si"heran ricis,sulbbi mengerjakan matanya tak percaya,benarkah dia bijak sekarang?.
"Apaan si ricis gak ada aku bijak kan,kamu juga tau sendiri "yakin sulbbi toh benar dia sendiri tidak merasa bijak menurunya,terus ini ricis heran dengan perkataanya barusan, sangat aneh .
"Sumpah beneran kali ini lo bijak, tapi kali ini gak tau gue lo gimana lagi besoknya"dengan memicingkan matanya"apa lo jangan jangan diajarin pinter sama kak raffa ya?"lanjutnya
"Ricis jangan ngawur deh,aku lapar nih telat tadi ka raffa jemput aku"
"Jadi?"ketus ricis, sulbbi menggelengkan kepalanya tidak percaya, ricis benar benar sedang tidak baik rupanya,sudahlah ia tidak ingin bergelud dengan ricis,bukan takut tentu dia bakalan kalah melawan ocehan ricis yang seperti kereta api.
Bisa dibayangkan sulbbi baru sekata,ricis akan mengeluarkan seribu lebih kosa kata yang tidak pernah kalian dengar dari bibir cantiknya itu.
"Sudahlah aku mau"
"Mayra!!"
Suara lantang itu menghampiri sulbbi yang belum selesai dengan ucapannya kepada ricis,ntah itu sulbbi maupun ricis sama sama melengo dengan suara lantang itu.
Laki laki itu menghampiri sulbbi dengan senyuman yang tak pernah pudar,dengan membawa wadah yang jelas itu seperti makanan.
Menyimpan makanan itu dihadapan sulbbi,sulbbi tentu saja malu dengan tingkah laki laki itu yang tiba tiba.
"Eh kak Tomy"ujar sulbbi bingung,jelas dia bingung bagaimana ia bisa mengetahui kelasnya sekaligus masuk tanpa permisi dengan penghuni penghuninya.
Iyap dia Tomy si laki laki yang baru beberapa hari pindah dari sekolahnya ke sekolah ini,tentu saja membuat semua isi sekolah gempar dengan kedatangan Tomy sang musuh bebuyutan.
"Aku bawa makanan,ayo makan mayra"ucap nya,Tomy sangat menyayangi sulbbi,bukan karena ia ingin mengambil dari raffa,karna memang sebelum raffa mendekat sulbbi memang sudah mengenal Tomy terlebih dahulu bukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buluk? Bodo Amat
Teen Fiction[•ON GOING]_Hati hati cerita semakin rumit!! "𝙶𝚊𝚙𝚊𝚙𝚊 𝚋𝚞𝚕𝚞𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚍𝚞𝚒𝚝" Rasanya sejuk seperti angin. Dan menyakitkan seperti jarum. Kisah Mayra sulbbi haffsania, gadis yang belum pernah ditemukan dinovel...