fourteen

684 37 4
                                    

Seperti biasa hari Senin 'membosankan',tak hanya itu lelah akan menjalar kesemua murid,terutama untuk para pembosan,harinya akan semakin buruk saja jika mendengar hari Senin, walau hari hari biasa juga sama,tetapi mereka sangatlah membenci di hari Senin, dimana semua akan di jemur satu jam atau lebih,mendengarkan nasihat dibawahnya matahari pagi,sehat memang iya tetapi,untuk telinganya akan tidak sehat,mendengarkan semua ocehan lah sangat merugikan telinga,apalagi yang tidak bermanfaat.jika iya bermanfaat semua akan senang bukan mendengar hari Senin?huhu itu mustahil.semua murid sama saja,jika sudah mulai bosan apa yang ia boleh buat?apalagi di bawahnya terik matahari di pagi buta ini.tak hanya itu jam pulangnya akan lebih lama dari biasanya,masuk semakin pagi pulang pun akan semakin sore.huh sangat melelahkan.

"Mana ya"ujar gadis itu yang sudah terbalut baju seragam lengkapnya,rambut kepang dua,kacamata bulat besar,tas pink sederhana.yap itu Mayra sulbbi haffsania.

Mondar mandir seperti setrikaan di gerbang rumahnya,sulbbi terus saja melihat ponselnya yang menunjukan jam,sebentar lagi upacara akan dimulai,dan ia masih di depan rumah nya menunggu sang pujaan,siapa lagi kalo bukan si most wantted tampan Raffa itu.

seperti biasa ia harus menunggu,kalo bukan karna Raffa yang meminta untuk menunggunya mana mungkin sulbbi rela menunggu selama ini,ia bukan anak yang pemalas,walau tingkat kepintarannya rata rata , sulbbi masih ingin menjadi murid yang teladan,setidaknya semua orang tak menilai otaknya.

Dan ia juga masih ingin di hargai walau bukan karna kepintarannya,atau pun kekayaan,itu semua yang ia ingin kan ,bersahabat dengan ricis tidak ada salahnya,sama sama mempunyai otak di atas rata rata tak membuat ia mengirikan semuanya,ia juga kaya dan ia juga anak pengusaha,untuk apa menyombongkan yang sudah didepan mata,tak berpaedah bukan.sama seperti ricis,ricis tidaklah seperti itu, beruntung sekali ia mempunyai sahabat seperti ricis,walau bodoh ricis masih bisa di percaya olehnya, seperti menyimpan rahasia,curhatan,curahan hati masing masing,tidak semua orang yang memandangnya remeh, seperti nasi nasi saja yang remehkan.tuhkan malah ke si ricis, sialan!!

Tinn...tin..

"Nungguin ya"ucapnya di balik helm ful face miliknya,motor sport tinggi nya sangat mengkilat dan tampan seperti pemiliknya,gaya sekolahnya sangatlah melanggar aturan,lihat saja baju yang dikeluarkan,celana ketat di bagian paha dan longgar di bagian sepatu, seperti gaya Roma irama saja,tapi tak apalah ia most wantted jadi tak masalah.eh tapi yang membuat masalah adalah sulbbi menjadi pacarnya mana mungkin bukan ia tidak mengomelinya,ah tapi bagaimana caranya,ia kan baru saja pacaran dengan raffa ,masa sudah cerocos sih,tapi apa sala~

"Kalo mau kaya patung terus,yaudah aku berangkat"canda Raffa,membuat sulbbi melotot dibalik kacamata besarnya.

"Eh iya iya"ucapnya,berusaha ia menaiki motor tinggi Raffa tetapi nihil ia tak bisa,tetapi Raffa yang peka langsung membantu sulbbi dengan menahan tangan sulbbi untuk coba menaiki,Al hasilnya sudah berhasil, tetapi saat sudah duduk di jok, roknya malah ke angkat ke atas,membuat paha putih mulus itu terlihat.raffa berpikir sebelum melajukan motornya,jika terus seperti itu sulbbi akan merasa risih dengan roknya,ah Raffa punya ide

"Coba kamu buka tas kamu"ucap raffa,sulbbi menuruti ucapannya,sulbbi masih tidak paham dengan apa yang akan Raffa lakukan jadilah ia hanya membukanya dan mendiamkan tanda tak mengerti.

"CK, terus kamu tutupi paha kamu sama tas kamu"ucap Raffa,dan lagi sulbbi menuruti perintah nya"gitu aja nunggu instruksi segala"cibir Raffa kesal,sulbbi hanya diam di jok motornya.satu katapun tak keluar dari mulutnya entah kenapa,mulutnya tiba tiba kelu.

"Pegangan"ragu-ragu sulbbi pun berpegangan ke pundak Raffa dengan satu tangan,karna tangan yang satunya lagi sedang memegang tas yang menjadikan penutup pahanya.

Buluk? Bodo AmatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang