twenty-one

500 32 5
                                    

Raffa baru saja keluar dari kamar mandi,mengingat sepulang sekolah ia langsung mengalong dengan gengnya.membuat ia berkeringat dari atas sampai bawah.

Dengan kaos oblong putih,dan jeans selutut,sangat mengesankan orang rumahan.

Menggosok rambutnya dengan handuk kecil,Raffa duduk diatas ranjang king size nya,tadi sebelum Raffa berkumpul bersama gengnya,sulbbi sempat merengek pada Raffa meminta diantar ke indoapril,katanya si perutnya sakit karna datang tanggal bulannya yang sudah ujung,tetapi Raffa tak peduli itu semua,langsung saja ia mengantarkan pulang.

Setelah sampai dirumah,ia tidak melihat tanda ada papih dan mamihnya,padahal hari sudah mulai gelap,mungkin mereka sedang kencan semata dihotel atau direstoran,karna mengingat papihnya suka keromantisan,sehingga keromantisannya itu mengait kepada mamihnya.

Krukk..krukk..

Padahal ia makan banyak dari biasanya bersama geng and kawan kawan,tapi tetap saja lapar,rasanya mual jika terus dihantui lapar dengan cacing yang sudah demo.

Raffa tak ambil pusing dengan cacing yang sudah mulai demo di perutnya itu,ia melangkahkan kakinya untuk kedapur,setidaknya ia boleh makan sedikit untuk mengganjal cacingnya ini.

Tapi setelah menuruni tangga, ia sudah mencium aroma masakan,padahal mamihnya diluar tetapi bau masakan ini percis masakan mamihnya tersayang itu.

'apa mamih udah pulang ya?'_tanya batinnya

Raffa berlari kearah asap di dapur itu,matanya tiba tiba meredup setelah melihat suami istri sedang bermesraan didepan kompor.huh ternyata mamih dan Papihnya toh.

Tapi sejak kapan mereka sudah ada dirumah,padahal tadi tidak ada.ah membuat otak Raffa pusing saja.

"Anak kalian sudah besar loh!!"ucap Raffa mengagetkan sejoli merpati itu.

Mereka mendongak,tapi tidak saling melepaskan pelukan mereka,papihnya mengedipkan matanya,Raffa mendengus lalu duduk begitu saja di kursi meja makan.

"Ini nih papih kamu Raffa, kalo mamih lagi masak dia pasti ganggu,dengan cara memeluk mamih dari belakang!!"ucap mamihnya firlla.

Raffa menghela nafasnya sembari menggelengkan kepalanya pusing.

"Kalian mah kebiasaan ah"ucap Raffa indo dicampur Sunda, seperti nya ia sudah diajarkan oleh si curut curut.

"Iri bilang boss!!"ejek Papihnya,masih dengan memeluk mamihnya.

"Bodo!! Liat aja raffa juga mau bawa sulbbi, biar kagak jadi kamcong mamih sama papih iwhh"ceplos raffa, Raffa membungkam mulutnya.

'sialan!! Anying malah nyebut nama si sulbbi lagi!!'_kesal nya dalam hati.

"What the?! Kamu punya pacar Raffa?!"teriak Papih menggema dari ruang dapur,ia melepaskan istrinya yang sudah kehabisan nafas karena pelukannya.

Papih Raffa berjalan kearahnya,melotot meminta penjelasan lewat matanya,Raffa mengutuk dirinya sendiri karna latah sulbbi selalu menjadi ceplosnya.

"Hhe"cengenges raffa, tangannya menggaruk kepala yang tak gatal,salting juga si babang gwanteung hi-ya!!.

"Hhe hhe, kenapa gak bilang kalo udah punya calon huh?!"kesal yoga papih Raffa

"Calon pala papih peang!! Baru pacar woyy ,yakali udah hubungan lama iya calon,lah ini baru aja dua bulan,udah dibilang calon,CALON MIMPIMU!!" ucap raffa dengan kata akhirnya yang digas kek motor balap.

"Yey dasar anak durhaka Lo, ngegas ke bapak sendiri,gak inget apa Lo dibuat dari BATANG GUA?!"ucap yoga papih raffa tak mau kalah.

"Iya tau iya, lagian kepo banget sama anak sendiri!!, Kan papih juga pernah pacaran sama simamih, yaudah si Jan kepoin anak segala!!"dengus raffa,membuat papih didepannya mengetuk anaknya dengan sendok nasi yang sempat tergeletak dimeja makan.

Buluk? Bodo AmatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang