eight

850 56 2
                                    

Badan nya terasa begitu remuk,keringat yang deras terus membasahi dress nya,rambut yang dikucir kuda itu sudah melorot kebawah,kacamata yang dipakainyapun terus melorot dari hidungnya,kakinya pegal serta berkeringat.

Kepulangan dari rumah ricis,sulbbi sungguh cape dengan perjalanannya sendiri, ya sulbbi pulang berjalan kaki dengan seorang diri,sempat tadi Reza dan Andhika menawarkan tumpangan tetapi sulbbi menolak mentah-mentahan ,karna ia tidak ingin semuanya tau sebelum ia selesai dengan sekolahnya,hanya ricis yang boleh tau bahwa ia Adik dari febro,ya ricis mengetahui itu dan semua seluk-beluk pun tau tentang hidup sulbbi,jadi tak salah jika sulbbi sangat mempercayai ricis walau ricis bodoh sekalipun itu.

Setelah sampai di mansion nya sulbbi,pergi ke taman untuk menyejukkan semuanya dengan tenang,setelah tenang sulbbi pun melangkahkan kakinya masuk,pintu yang besar pun dibuka lebar-lebar,dan menutupnya dengan rapat-rapat.

Sulbbi berjalan santai ke arah ruang tamu dan mendudukkan pantatnya yang pegal itu di sofa miliknya,menengkan nya sulbbi terbawa suasana sehingga memejamkan matanya dengan perlahan, tetapi tak sampai mata nya tertutup rapat-rapat sulbbi sudah di omeli oleh kakaknya di teras.

"Bagus ya, dari mana aja lo?!!"ucap febro dingin,tetapi sangat mengesankan kekejaman,membuat sulbbi mendongak kearahnya

"Jawab bego bukan liatin doang, emang gue pelawak diliatin terus melengo?!!"ucap nya kembali, sekarang sulbbi menundukkan kepalanya sembari membenarkan kacamatanya yang terus menerus melorot dari hidung nya itu.

"Abis kerja kelompok ka"ucap nya menahan tangisan,dengan menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang sekejap pun akan turun jika satu kata yang membuat nya menyakitkan.

"Gue pikir akan pergi selamanya lo, kalo gitu gue tadi gak paedah nanya dong, hahaha"ujarnya mengejek,DEG!! hati sulbbi sekejap mematah mendengar ucapan kakaknya itu, benar-benar kakaknya tidak mempunyai hati kemanusiaan.setelah itu febro meninggalkan sulbbi dengan menahan tangisan dikantung matanya.

Penatnya yang tadi sempat hilang sekarang kembali penat setelah mendengarkan ucapan kakaknya,jika sulbbi terus seperti ini akan kah ia sehat atau sebaliknya?! ntahlah jika sulbbi iya pasti ia akan mengontrol kekacauan nya, tetapi jikalau tidak ia akan gila ataupun depresi dengan dramanya di dunia ini.

"Non sulbbi sudah pulang non"ucap biinah asisten rumah tangga sulbbi membuyarkan lamunan sulbbi,sulbbi mendongak ke arahnya lalu tersenyum manis walau dirinya sekarang kacau dengan penampilan dan juga hati kecilnya.

"Ah iya bii, bibi sudah kembali lagi bi?"ucap sulbbi ramah,Bi inah tersenyum lalu mengangguk

"Iya non"ucap bi Inah sembari membersihkan meja di depan sulbbi,sulbbi kembali tersenyum.

"Emang sudah tak apa dengan anak bi Inah?"ucap sulbbi penasaran,biinah yang semula membersihkan meja pun mendongak ke arah sulbbi dengan senyumannya terus-menerus

"Sudah non, ia hanya demam saja"ucap biinah kembali melanjutkan aktivitas nya setelah menjawab tuan besarnya itu,sulbbi yang mendengarkan hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari biinah.

"Ya sudah non, non istirahat saja, non terlihat kacau saat ini, maaf ya non biinah lancang"ucap biinah hati-hati,tetapi sulbbi tidak mempermasalahkan itu,karna ucapan biinah ada benarnya.

"Iya bi, tak apa bi,tak sepantasnya bibi berucap seperti itu, bibi itu adalah orang tua keduaku selain ibuku jadi bibi tak usah meminta maaf atau yang lainnya"ucap sulbbi tulus,biinah yang mendengarnya pun tersentuh oleh ucapan sulbbi

"Yaudah aku ke atas dulu ya bi,kalo makan sore sudah siap antarkan saja,karna aku tak ingin ke bawah bi, dadah bibi"ucap sulbbi melambaikan tangannya sembari melangkahkan kakinya ke arah tangga,biinah pun membalas lambaian nya dengan senang hati.

Buluk? Bodo AmatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang