nine

811 50 1
                                    

Sulbbi sudah bangun dari tidur nyenyak nya itu, walau tidurnya sebentar tetapi bisa menghilangkan kepenatan dalam diri sulbbi itu,belum beranjak dari ranjangnya sulbbi malah menyambar novel yang berada di nakas,sulbbi sudah terbawa suasana oleh novel itu,sehingga tidak sadar bahwa febro sudah melebarkan pintu bercat pink miliknya itu.

"Keluar sana lu, si Raffa mau ngomong penting katanya"ucap febro dingin,sulbbi yang sedang fokus pun tersentak oleh ucapan febro.sulbbi mendongak ke febro yang sedang menyimpan tangannya di depan dada dan bersandar di pintu kamar sulbbi dengan santai.

"Hah?"bingung sulbbi yang masih belum konek dengan ucapan febro, membuat febro geram yang mendengar responan sulbbi.

"Gak usah sok bego deh Lo, cepet sana tuh si Raffa mau ngomong"ucap febro sinis sembari memutar bola matanya malas, sulbbi beranjak dari ranjangnya lalu membereskan dress yang masih melekat di tubuh mungilnya itu.febro hanya memutar mata nya malas melihat tingkah sulbbi.

"Bentar aku ganti baju dulu kak"ucap sulbbi sembari tersenyum kearah febro, tetapi febro hanya mengacuhkan senyuman itu.

"Terserah lo deh, gue gak peduli walau Lo mau bunuh diri atau pergi di dunia ini sekali pun"ucap febro dingin,"dan ingat Lo jangan so akrab kalo lagi Deket sama si raffa, dan ingat juga ya Lo harus berdrama di depannya dengan bi Inah sebagai ibu kandung pura-pura Lo" setelah mengucapkan itu, febro membanting pintu kamar sulbbi dengan keras, sehingga sulbbi kaget dengan kelakuan kakaknya itu.mengusap dadanya sulbbi berjalan ke arah in closed di kamarnya, lalu membawa bajunya dan menggantinya.

10 menit berlalu, sulbbi sudah siap dengan sweater dan rok mini tetapi tidak terlalu mini hanya saja sepanjang lutut, dan tentunya menampilkan kulit kaki mulusnya itu, memulas mukanya dengan bedak sulbbi memakai kacamatanya dan merapikan rambut nya menjadi di kuncir kuda, sudah siap dengan semuanya sulbbi membuka pintu nya dan menutup nya kembali.

"Cepet nih si Raffa dah lama nungguin lu"ucap febro sinis,Raffa yang mendengarnya hanya acuh, Raffa melengo melihat penampilan sulbbi yang luar biasa itu, bukan bukan karna wajahnya yang bersinar dengan kecantikan ,tetapi Raffa terpesona dengan penampilan gaya nya, seperti anak orang kaya_ gumam Raffa dalam hati.

"Iya sebentar" ucap sulbbi yang terus melangkahkan kakinya di anak-anak tangga, Raffa berdiri lalu mengambil kunci motornya.

"Udah ada, yaudah gue pergi dulu feb" ucap Raffa santai, sulbbi yang mendengarnya pun melengo sekaligus heran, sulbbi pikir akan mengatakannya disini ,jika tau seperti itu sulbbi akan memakai sepatu dan membuka kacamatanya, tetapi sudah terlanjur juga toh yasudah tak apalah, pikirnya

"Ingat Raff Jan pulang malam,karna gue disini akan mengunci rumah sebagai penutup orang,kalau dia belum pulang gue juga yang kena hantam"ucap febro, melihat sulbbi sebentar febro memalingkan wajahnya lagi.

"Iya ah lu bawel amat ah, Lo ngomong gitu seolah-olah Lo adalah kakaknya tau gak"ucap Raffa, setelah itu Raffa melangkahkan kakinya dan tentunya sulbbi mengikuti Raffa dari belakang,walau sulbbi bingung dengan tujuan Raffa yang tiba-tiba itu.dan tentunya untuk pergi ke gerasi mansion milik keluarga febro itu.

"Naik"ucap Raffa dengan muka datar dan tentunya suaranya pun dengan nada dingin,sulbbi hanya memutar mata nya dengan malas tetapi belum naik ke atas motor Raffa yang tinggi itu

"Nggk ah, cepet Lo mau ngomong kan disini aja"ucap sulbbi judes, Raffa yang mendengarnya hanya diam, lalu mendongak ke arah sulbbi

Buluk? Bodo AmatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang