Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu,kelas Sullbi sudah kosong sejak bel itu berbunyi hampir semuanya pergi ke kantin untuk mengisi perut keroncongannya,hanya tinggal beberapa orang seperti kutu buku saja yang masih bertahan didalam kelas dengan buku ditangannya.
Sullbi baru saja duduk dikantin yang ramai,tadinya ia mau di kelas saja tapi setelah pergi ke kantin untuk membeli roti dan susu,ia jadi males kekelas kembali,ricispun begitu.
Brakk
"Woy buluk"ucap Raffa yang tiba-tiba datang,langsung menggebrak meja yang ditempati Sullbi,Sullbi yang refleks langsung memutar bola matanya malas.
Bisa bisanya lagi lagi Raffa membuat ia kesal,ia baru saja akan memakan roti yang tadi ia beli.
"apaan sih?"ucapnya judes
"Muka jelek Lo itu gak pantes judes"ucap Raffa seenak jidat dengan mata nya seperti malas melihat Sullbi,
Sullbi menghela nafas berat,perasaannya tak enak pasti akan ada sesuatu yang terjadi."Iya Raffa kenapa?"tanyanya sabar, bukan-bukan sabar melainkan mengejek dengan baik-baik, gini-gini juga sulbbi pandai berdrama jadi tak heran bahwa orang tua nya tidak pernah mengetahui tentang anak bungsunya ini selalu di bully termasuk kakaknya sendiri.
"Cih, itu lagi malah di gitu-gituin jijik tau gak dih ih"ucap Raffa lebay,Sullbi yang mendengarnya menahan tawanya di dalam hati,pasalnya Raffa sangat lucu saat bersecih dan memampangkan muka so nya itu,heran ya Sullbi heran pada Raffa, Raffa itu bagaikan bunglon berbeda warna saat berbeda tempat,ya seperti sekarang dirinya hanya seorang yang sedang mengejek Sullbi,tapi sungguh kagum dengan keberaniannya ,bagaimana tidak? cewek-cewek disini menggoda dirinya sedangkan teman-teman nya sedang menikmati hidangan dari kantin termasuk juga kakak nya itu dengan santainya,febro yang disana hanya melihat itu mengeraskan rahang kokoh miliknya saja,walau bagaimana dirinya membenci adiknya itu tapi jikalau dirinya merasa tidak enak dengan sikap semua orang pasti dirinya akan turun,tapi apalah daya dirinya hanya anak buah dari Raffa sang ketua tampan itu,febro hanya bisa menahannya semuanya walau dirinya sang pemilik sekolah.
"Raff, udah lah sini, Lo gak guna banget dah urusan sama si ratu buluk itu"ucap febro tiba-tiba ,seketika itu pula Sullbi mematung dengan ucapan itu,menengok ke arah febro yang hanya di balas oleh mata tajam nya itu,semua siswa yang mendengar ejekan dari febro tertawa keras-keras sampai-sampai Sullbi yang mendengarnya sudah memerah
'kak aku itu adikmu,apakah aku dihukum olehmu seperti ini,kenapa rasanya sangat sakit'gumam nya
"Bentar feb gue belum selesai"ucapnya seraya mengambil susu dari tangan Sullbi ,lalu tanpa sadar Sullbi sudah basah kuyup dengan susu yang di tumpahkan oleh Raffa ke atas rambutnya hingga menetes sampai wajah nya ,tak hanya itu bekas susu itu juga dilempar ke arah muka sullbi dengan lancang.
Memejamkan mata sesaat,Sullbi berdiri untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Raffa,tersenyum sinis lalu mencekal kerah baju Raffa tiba-tiba,Raffa yang biasa saja hanya menyunggingkan senyum liciknya bisa disebut juga smirk nya,Raffa juga tidak mau kalah langsung saja Raffa memegang tangan Sullbi dan secara paksa tangan nya sudah lepas tandas dari kerah bajunya.bisa dipikirkan kan tenaga seorang laki laki dan perempuan itu beda.iya sulbbi tidak mempunyai tenaga kuat seperti raffa,jadilah sulbbi kalah.
"Lo pikir gue bodoh, enak aja ya lu pegang-pegang baju gue dengan tangan buluk Lo itu,cihh"ucap Raffa seraya berdecihh kembali, Sullbi lagi-lagi mematung,sekarang sudah tak daya lagi untuk dirinya.lagi lagi biarkan lah sesuka mereka.
Bahkan sekarang semua orang sudah mengerumuni nya sambil bersorak kepadanya mm lebih tepatnya pada Raffa kale, kali ini benar-benar sialan bagi Sullbi,berbeda dengan Raffa yang senang dengan permainan baru nya ini,melihat sekeriling kantin,Raffa mengedipkan mata kesalah satu nya tepatnya febro,febro yang peka juga sudah ada di depannya yang setia membawa ember dengan isinya air bekas Pell pastinya,mengambil dengan paksa membuat semua teriak dan dengan terpaksa febro melepasnya ,pasalnya jarang-jarang Raffa si play boy itu membully,namun sejarang-jarangnya tetap Raffa dan in the geng nya sudah mempunyai target banyak yang sudah menjadi korban bullyannya, sampai-sampai korban yang pernah terkenalnya mengajukan pindahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buluk? Bodo Amat
Подростковая литература[•ON GOING]_Hati hati cerita semakin rumit!! "𝙶𝚊𝚙𝚊𝚙𝚊 𝚋𝚞𝚕𝚞𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚍𝚞𝚒𝚝" Rasanya sejuk seperti angin. Dan menyakitkan seperti jarum. Kisah Mayra sulbbi haffsania, gadis yang belum pernah ditemukan dinovel...