01. Terjebak Dalam Ilusi Mimpi

940 47 6
                                    

“Kenyataan nya semua masih tentang kamu El, hanya saja bukan sebagai tokoh utama di cerita ini, tapi sebagai seseorang yang akan terus disebut namanya sampai bab terakhir, entah sebagai kenangan atau memang sengaja dibiarkan abadi.”

ERYN LYNCIA KEYRAVELIN

Alvaro; In The Time Of Losing You

Kuatkan hati sebelum membaca part ini, jangan skip narasi!

Play song “Tak Ingin Usai”

Keisya Levronkan

... ...


Pernah ketika awal dua cowok yang memiliki sifat dingin bertemu, kala itu Alvaro baru saja kembali setelah mengunjungi pemakaman Bunda nya, keseharian rutin yang dia lakukan, membawakan sebuket bunga untuk Bunda nya. Sebagai tanda permintaan maaf, berharap sebuket bunga darinya setiap hari bisa sedikit mengobati kerinduan.

Kepergian Bunda Tasya tepat saat hari kemenangan pertama Alvaro menjuarai olimpiade, saat itu dia masih berusia 12 tahun menjuarai Bahasa Inggris. Beliau kecelakaan saat diperjalanan menuju tempat perayaan kecil putra nya, di kafe mewah.

Kepergian Bunda adalah luka paling besar yang tidak akan pernah sembuh sampai kapanpun, bukan cuma hatinya yang hancur tapi mental nya juga, keluarga nya berantakan Papa sering menyiksa Alvaro sebagai pelampiasan atas kehilangan istri nya.

Papa tidak lagi menganggap Alvaro putra nya, dia menganggap kematian Tasya adalah karena Alvaro, dan karena Alvaro ingin bertemu Bunda untuk merayakan kemenangan olimpiade nya.

Alvaro membiarkan saja semesta bekerja pada garis takdirnya, dimana luka itu membekas terlalu lama, hingga rasanya lukanya tidak sakit lagi. Mungkin karena Alvaro sendiri juga tidak tau, obat sakitnya itu apa ditambah dia harus menerima kenyataan pahit, pertemanan nya dengan Regan berubah berantakan yang sekarang menjadi dua geng besar bermusuhan.

Alvaro ingin sekali semuanya damai, Alvaro sangat kesepian dan mati rasa, kalau boleh dia minta, Alvaro ingin hidupnya cepat berkahir.

“Papa kenapa gak bilang sama Al kalau nikah lagi?” Alvaro melepaskan tas ransel nya ketika mendengar kabar mengejutkan dari Papa nya, dia baru saja pulang sekolah menengah atas.

“Terserah Papa, lagian anak itu sepertinya sangat berguna buat jadi penerus Dirgantara.” Hendrix dengan santai nya menjawab, dia berdiri di depan Alvaro.

“Anak penerus Dirgantara?” alis Alvaro sedikit terangkat, apa maksudnya dia punya saudara tiri?

“Iya itu dia sudah datang,” tunjuk Hendrix

Alvaro sontak membalikan tubuhnya, tepat di mana  mata nya melihat cowok berada di depan nya.

“Selamat datang di rumah El,” sambut Hendrix berpura-pura ramah.

Butuh waktu untuk Alvaro mencerna semua ini, terlihat jelas Papa sok ramah dengan anak tirinya, yang sepertinya seumuran dengan Alvaro. Cowok yang dipanggil El itu terlihat dingin, seperti membenci kenyataan pahitnya, dan dia enggan membuka suara. Sampai seorang wanita cantik menyapa Alvaro dengan senyum hangat.

“Ini anak kamu juga? Ternyata seumuran ya sama El, dia ganteng lagi kenapa gak diajak ke pernikahan tadi? Nama nya siapa ganteng? Pasti kaget ya, tau-tau punya Bunda baru.” ujar wanita bernama Hana dengan senyum memancarkan ketulusan.

Alvaro mengerjap berusaha menyembunyikan keterkejutan nya, jujur ini sangat mendadak hidupnya akan kedatangan dengan saudara dingin dan seorang wanita yang pernah dia temui, hari itu di rumah sakit saat Alvaro menangis sendirian.

ALVARO ; In The Time Of Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang