“Ada yang jatuh ketika dari sekian banyak manusia berteduh di bawah naungan langit, di bumi nya hanya dia yang nampak terlihat di sana. Sepasang obsidian yang jatuh pada netra coklat terang milik perempuan yang telah menjadi genggaman seseorang.” –Aksara Alvarodirgantara
Play 'Orang Yang Sama' -Virgoun
°°°
Selepas melaksanakan sholat subuh sebagai kewajibannya, hari ini sedikit terlambat lantaran semalam Alvaro tidak bisa tidur lagi.
“Sekali aja gue pengen istirahat,” gumam Alvaro, helaan napas berat keluar dari mulutnya.
Cowok itu memasang dasi di kerah seragamnya, dia sudah bersiap menghadapi tahun ajaran sekolah di kelas 12. Meskipun semuanya akan terasa jauh lebih berat, ada begitu banyak yang harus dia perjuangkan antara menjaga Eryn, mimpinya dan tanggung jawabnya sebagai ketua.
Jam hitam yang melingkar di tangan kirinya menunjukkan pukul 06:20, Alvaro mencangkol tas ranselnya di bahu kanan, lalu keluar dari kamarnya untuk memeriksa kondisi Eryn yang berada di sebelah nya.
“Eryn udah bangun?” panggil Alvaro pelan takut mengganggu.
Dua menit berlalu tanpa ada sautan dari sang pemilik kamar, Alvaro masih menunggu dengan sabar suara dibalik pintu kayu tersebut.
“Eryn lo masih tidur?” tanya Alvaro merasa khawatir dengan kondisi Eryn sekarang, pagi-pagi sekali Lyona dan Azuri pulang setelah menemani Eryn tidur, kata mereka kondisinya sudah membaik Eryn mau makan sedikitnya semangkuk bubur ayam.
Mendengar itu Alvaro merasa lega, bersyukur akhirnya Eryn mau mengisi perutnya setelah tiga hari tanpa menyentuh makanan, Alvaro sempat khawatir Eryn akan dehidrasi dan ginjalnya bisa kambuh lagi.
Ceklek!
Suara engsel pintu bergerak, pintu kamar terbuka lebar menampilkan Eryn memakai seragam sekolahnya, penampilan Eryn sedikit rapih walaupun terlihat wajahnya seperti mayat hidup.
“Mau sekolah?” Alvaro menelisik penampilan Eryn lebih lekat, perban di pelipis Eryn masih terdapat cairan darah. Luka sayatan di tangan Eryn juga belum kering, Alvaro tidak yakin Eryn sudah sepenuhnya membaik.
Eryn mengangguk singkat.
Alvaro meletakan tangannya di puncak kepala Eryn, memeriksa suhu badan Eryn.
“Masih panas, yakin mau sekolah? Mending lo istirahat aja nanti ada dokter yang bakal periksa lo hari ini.” saran Alvaro merasa khawatir dengan kesehatan Eryn yang terlihat masih lemah.
“Nggak mau, Eryn bosen ketemu dokter terus.” Eryn menggeleng pelan.
“Eryn luka di tangan lo aja masih basah, yakin tetap mau sekolah?” tanya Alvaro lagi.
“Iya Al, Eryn kuat kok!” kekeh Eryn
Alvaro tersenyum tipis, “Ya udah, jangan cemberut gitu. Lucu,” Alvaro merapihkan sedikit rambut Eryn.
“Mau sarapan dulu?”
“Nggak usah nanti telat, di jalan aja sarapan nya.” tolak Eryn
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO ; In The Time Of Losing You
Teen FictionKisah ini masih berlanjut, tentang Eryn Lyncia Keyravelin dan Elvan Laska Reyzantara setelah insiden besar yang merubah garis takdir kisah mereka. Apakah garis takdir itu mempersatukan mereka kembali? atau kisah mereka berkahir meninggalkan dan mem...