"Ayo Bawa aku El, pergi ke tempat manapun asal hanya ada kamu dan aku. Aku ingin hidup di semesta yang hanya kita berdua saja penghuni nya."
-Eryn Lyncia Keyravelin
Play song 'Cra's Outside' James Arthur
°°°
"Kakak maaf, adek yang kamu jaga sampai umur 17 tahun. Sekarang malah menjadi penjahat, Kakak pasti kecewa ya? Aku tau Kakak pasti marah dan menghukum aku seharian, maaf, maaf Kai."
"Aku takut gelap Kak, aku takut petir, aku takut sendirian. Kak, kapan Kakak kembali? Peluk aku Kak, aku ketakutan. Sangat takut, lebih takut saat Kakak menceritakan akan ada monster mengerikan datang jika aku nakal tidak mau nurut."
"Dingin Kak, Princess kecil kesayangan kamu ini mengigil kedinginan. Princess kecil? Aku bukan lagi Tuan Putri pecinta es krim, tapi aku sudah berubah menjadi monster."
"El? Kamu pasti marah ya sama aku? Kamu pasti mengawasi aku sejak tadi. Lihat El langitnya gelap sekali, setelah ini kamu pasti gak mau masuk ke mimpi aku lagi. Tuan Putri nya El ini udah tergantikan sama penghuni langit sana."
"El... Aku tidak bahagia sejak kamu tiada, aku hancur sejak kamu melembur dengan bumi. Mencintai kamu itu sakit, tapi tanpa kamu lebih menyakitkan. Sakit El, kamu jahat aku jadi berantakan gara-gara kamu, aku akan membenci kamu seumur hidup ku El. Dari sekarang,"
Eryn berlari kencang sepanjang trotoar, berlari ke manapun kaki nya ingin terus menjauh entah dari siapa. Seolah dia sedang di kejar puluhan polisi yang akan menangkapnya, tapi bukan perasaan bersalah setelah dia membuat orang lain buta atau menyayat wajah seseorang. Eryn berlari bukan karena dia pengecut, bukan karena dia ingin ke luar dari perangkap masalah tanpa mau bertanggung jawab.
Eryn kecewa, dia membenci dirinya sendiri. Dia ingin berlari- ke manapun- ke mana saja asalkan dia tidak berubah menjadi monster dan menyakiti orang lain, ke tempat yang lebih abadi. Lebih damai dan tenang.
Ketika napas nya sudah tidak sanggup mengisi rongga dada nya, gadis dengan seragam lusuh dan kini basah kuyup akibat tidak berhenti berlari selama setengah jam di bawah guyuran hujan deras. Tangan kiri Eryn memegang tiang besi halte bus, dia sudah tidak sanggup melangkah lebih jauh. Darah di tangan kanan nya luntur menyisakan luka besar di telapak tangan nya, Eryn duduk sedikit tertatih karena kaki nya bengkak.
Seluruh badan Eryn resmi basah, gemuruh petir menghentikan aktivitas manusia untuk mencari perlindungan. Halte bus sepi, tidak ada orang sama sekali, lagi pula orang gila mana yang mau menyaksikan kilatan petir yang bisa saja melenyapkan nyawa dalam sekali kena.
"Asshhh... sakit Tuhan." ringis Eryn memeluk perut nya sendiri dengan tangan kiri nya.
Sakit akibat pukulan di bagian hati dan perih kelaparan mati-matian Eryn tahan, sejak Eryn memakan es krim dua hari lalu di taman. Mata coklat terang Eryn mendongak, ia berani kan diri melihat cahaya merah merambat di antara gumpalan awan hitam. CTARR!
Sesekali Eryn akan memejamkan matanya sambil menutup telinga nya, suara gemuruh petir memekakkan telinga nya sampai bergetar. Meskipun diselimuti rasa takut, gadis itu memaksakan dirinya untuk melihat atraksi langit di atas nya.
"Tuhan marah banget ya sama Eryn? Maaf Tuhan Eryn salah, Eryn udah jadi manusia jahat. Tolong maafin Eryn, Tuhan Eryn mohon jangan hukum Eryn. Eryn takut," ucap Eryn dengan tubuh menggigilnya sampai mulut nya ikut bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO ; In The Time Of Losing You
Teen FictionKisah ini masih berlanjut, tentang Eryn Lyncia Keyravelin dan Elvan Laska Reyzantara setelah insiden besar yang merubah garis takdir kisah mereka. Apakah garis takdir itu mempersatukan mereka kembali? atau kisah mereka berkahir meninggalkan dan mem...