"Jangan melihat sudut pandang seseorang dari masa lalu nya, hanya karena orang itu tidak bisa mengendalikan dirinya di masa lalu. Bukan berarti dia tetap sama, kamu tidak tau pasti apa alasan dia melakukan nya dan apa yang dilewatinya selama ini."
°°°
"Lo mungkin punya hal yang gak dimiliki siapapun, tapi lo bukan yang pertama jadi spesial buat Alvaro."
Malam sudah dini hari, Eryn belum menghubungi Dirgaska terkait kabar Alvaro. Kondisi cowok itu sudah mulai membaik, hanya saja dia masih belum siuman.
Eryn duduk di samping ranjang Alvaro, sudah satu jam berlalu gadis itu senantiasa mengamati deru napas teratur Alvaro dari selang oksigen, tangan Eryn menarik selimut sampai dada, lalu mengusap rambut cowok itu penuh rasa ketulusan.
"Al jangan bohongi Eryn, Al janji waktu itu mau terus sama Eryn. Eryn sayang sama Al, cepat sembuh hero nya Eryn." ucap Eryn bermonolog sendiri.
Eryn menguap kecil, merasa lelah gadis itu melipat tangan nya sebagai bantalan tidur, dia menangkup kan wajah nya di sebelah kanan Alvaro.
°°°
Setelah mengirim pesan izin tidak masuk pada Lyona dan memberitahu Dirgaska terkait kabar Alvaro, Eryn memasukkan lagi ponsel nya ke dalam saku hoodie oversize rubah. Cewek yang memakai celana santai dengan rambut terikat kuncir kuda itu baru kembali dari rumah, untuk membawakan Alvaro bubur spesial buatannya sendiri.
Langkah kaki nya masuk ke ruang inap VIP, Eryn meletakan wadah bubur dan air mineral ke atas meja.
"Al udah merasa lebih baik?"
Cowok yang di perban dahi nya itu mengangguk, "Lo pulang sama ke sini sendiri? Kalau lo kenapa-kenapa gimana Ryn?"
Alvaro merasa tidak nyaman dengan kondisi nya merepotkan Eryn, apa lagi Eryn harus bolak-balik sendirian. Alvaro takut Eryn lecet sedikit saja dia merasa bersalah.
"Eryn gak papa Al, lagian Eryn ini udah besar. Bukan anak kecil lagi, Eryn ke sini nya naik taksi kok." ucap Eryn dengan tulus nya.
"Tetap aja gue khawatir, gue gak terima kalau lo lecet dikit aja karena gue gak becus jagain lo. Ngerti gak?" pungkas Alvaro
Eryn mengangguk pelan, "Posesif amat kayak abang aja!" ceplos Eryn terkikik sendiri.
Alvaro mendengus. "Terserah,"
Eryn duduk di samping Alvaro dengan nampan di tangan nya.
"Time to breakfast,"
Alvaro seperti anak kecil yang disuapi Ibu nya ketika sakit, cowok itu menurut saja ketika Eryn menyuapi bubur hangat ke mulut nya.
"Enak, siapa yang bikin?" tanya Alvaro begitu sisa bubur dia habiskan dengan lahap.
"Eryn dong, pacarnya El!" ketus Eryn menyombongkan diri.
Eryn tertawa hambar mengatakan kalimat nya tadi, rasanya hati dan pikiran Eryn mulai lelah. Saking lelah nya semua perasaan nya jadi mati rasa, batin nya sudah tidak sanggup berharap terus-terusan tanpa ada jawaban.
Eryn tersenyum kecut, pada akhirnya sebanyak apapun dia membuat angsa origami, hasilnya tetap saja tidak akan menjadi nyata. Gadis itu menaruh kembali nampan ke atas meja, dia berusaha mati-matian menyembunyikan wajah sedih nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO ; In The Time Of Losing You
Teen FictionKisah ini masih berlanjut, tentang Eryn Lyncia Keyravelin dan Elvan Laska Reyzantara setelah insiden besar yang merubah garis takdir kisah mereka. Apakah garis takdir itu mempersatukan mereka kembali? atau kisah mereka berkahir meninggalkan dan mem...