12. Malaikat Kecil dan Princess

159 21 10
                                    

“Selama aku di sini, kamu akan selalu memiliki seseorang yang bangga padamu dalam segala hal.”

°°°

Seusai wali kelas memberikan wejangan panjang membahas persiapan ujian dan segala macam yang harus dilaksanakan di kelas 12 semester akhir.

Mendiami kelas di penghujung semester menuju kelulusan, bukannya semangat Eryn malah merasa bosan. Entah kenapa dia merasa garing tiap hari, cewek bening itu merotasi matanya ke belakang, tepatnya pada satu kursi kosong yang dibiarkan tidak diisi siapapun.

Napas Eryn terasa berat, jauh sekali rasa rindunya pada cowok dingin itu, mau dikatakan sebanyak apapun tetap saja itu tidak pernah cukup. 

Cukup Eryn yang tau bagaimana sakitnya koma, amnesia, penyakitan dan menyedihkan menjalani hidup selama hampir 18 tahun penuh konflik mengerikan, tidak tau bagaimana nasibnya untuk tahun-tahun ke depan. Eryn sudah pasrah, cukup jalankan saja nanti juga ketemu resolusi dari hidupnya. Yang pasti orang lain tidak akan tau, jadi Eryn sudah tidak peduli lagi!

“El sedang apa ya di surga?” gumam Eryn yang hanya terdengar dirinya sendiri.

Tangan Eryn meraba kedua sisi bagian tubuhnya, di mana kedua organ tubuh yang ada di dalam sana adalah milik cowok baik yang Eryn cintai.

“Jadi seperti ini rasanya dicintai sama Elvan Laska Reyzantara?”

Kamu adalah satu-satunya Tuan Putri kesayangan aku.

Menikah dengan aku, mau?

Maaf, aku pergi.

°°°

“Alan, Aska!” panggil Eryn setengah berteriak.

Kedua cowok yang membelakangi Eryn sontak langsung menoleh, berhadapan dengan Eryn yang sudah sampai di depannya.

“Ada apa Queen? Butuh bantuan kita ngerjain tugas?” tanya Alan dengan sangat ramah.

Eryn menggeleng, “Kalian mau ke mana jalannya ngendap-ngendap gitu kayak jadi buronan Pak San Joo Ko aja?” tanya Eryn heran.

“Kita mau bolos Ryn, males harus ulangan lisan mumpung guru kampret itu gak ada!” ketus Alan dengan santai nya.

Pak San Joo Ko adalah guru beka yang menggantikan Pak Darto dua bulan yang lalu.

Bibir Eryn ber oh kecil, “Eryn mau ikut!” seru Eryn.

“Nggak Ryn! Gue gak mau nerima konsekuensi nya kalau Al tau!” tolak Aska dengan cepat.

Mendengar penolakan dari Aska, bibir Eryn seketika mengerucut lucu. “Eryn bosan banget pengen ikutan bolos juga, pasti seru kalau bolos nya bareng-bareng.” cicit Eryn dengan wajah cemberut.

“Tapi Ryn–”

Aska tidak melanjutkan ucapannya lagi, cowok itu menggaruk lehernya bingung merasa tidak tega menolak kemauan Eryn.

”Boleh ya please ...” Eryn menggunakan puppy eyes agar mereka luluh.

Aska membuang napas, “Gak bisa nolak gue, lo berhasil Ryn.”

“ASIKKK BOLOS SEKOLAH!” Eryn berteriak kegirangan sambil melompat-lompat seperti pocong.

“Jangan teriak nanti ketauan!” larang Alan pada Eryn.

ALVARO ; In The Time Of Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang