( S and M )..
.
.
..POV off
"Jadi begitu.. aku mengerti kenapa kau melakukan itu padaku ketika para Dragon itu mendekat."
Seorang gadis berambut Merah twintail berbicara pada seorang pemuda berambut Cokelat kehitaman yang duduk di hadapannya dengan memangku sebuah pedang dengan ukuran Besar. Tangan pemuda itu tampak membersihkan gagangnya dengan kain bekas pakaiannya yang robek.
Gadis didepannya itu hanya menyaksikan apa yang dilakukan orang yang menjadi teman ngobrolnya dengan pandangan bingung sekaligus semburat merah tipis di pipinya.
"Yah, itu adalah cara mengatasi Dragon jenis seperti mereka. itu diajarkan oleh Onee-sanku ketika kami keluar desa dan diserang Dragon jenis itu.." balas pria itu datar tanpa melihat gadis yang ada didepannya.
Keduanya tampak telah menggunakan pakaian normal. Hanya saja ada yang berbeda dengan penampilan keduanya.
Gadis itu mengenakan pakaian atasnya yang sebelumnya dilepas berupa kimono sampai di atas lututnya dengan sepatu khusus. Ditambah atasannya mengenakan sebuah jaket berkerah tinggi berwarna biru yang seperti pakaian laki-laki yang tertutup.
Karena pakaiannya robek disana sini akibat naga sebelumnya yang datang.
Sedangkan laki-laki didepannya hanya memakai celana panjang dan sepatu academi. Ditambah atasannya hanya memakai pakaian kaos Hitam polos dengan Tantou yang tersemat di pinggang belakangnya horizontal . membuat bentuk tubuh atletisnya tercetak jelas dengan wajah datarnya yang tak lepas dari pedangnya.
"Begitu ya.. Whyvern Dragon, sama seperti namanya. Tapi, aku berterimakasih walaupun kau membuatku risih dengan caramu itu."
Balas gadis berambut merah twintail itu dengan wajah berpaling datar seraya menekuk kedua lututnya dan memeluknya dengan kedua lengannya. Dagu ia sandarkan di atas lututnya yang seluruh kakinya terbuka tanpa sehelai benang. Hingga memperlihatkan pahanya yang mulus itu.
"Hm? Aneh.. wajahmu memerah, kau demam lagi?"
Naruel hanya melirik sekilas wajah gadis didepannya yang berkata dengan wajah semburat merah. Lalu kembali mengelap pedangnya itu dengan elusan lembut penuh perhatian.
"Tidak. Kau salah lihat.." balas gadis itu cuek.
"Hm.."
Mendengar gumaman Naruel, gadis itu kembali melirik pria didepannya tanpa merubah posisinya. Lebih tepatnya melihat apa yang dilakukan Naruel dari tadi yang membuat pikirannya bingung dengan sikap aneh pria itu yang memperlakukan pedang besar anehnya.
"Kau melakukan apa? pedangmu sudah bersih bahkan tak ada yang lecet sedikitpun. Kau bahkan tak membuka perban kain pada pedang itu." ucap datar gadis itu.
"Hm?.. kau bisa melihatnya." Balas Naruel singkat tanpa melihat pada gadis itu sedikitpun. membuat perempatan muncul di dahi wajah datar lawan bicara Naruel.
"Aku tau kau sedang mengelusnya!. Maksudku, dia itu hanya pedang. Bukan manusia. pedang hanya sebagai alat untuk membunuh bagi masternya. Kau memperlakukannya seperti makhluk hidup... Bahkan, sebuah pedang pun tak mampu merubah jalan hitam sang Master." Ucap gadis itu yang semakin diakhir ucapannya menjadi lirih dan tatapannya kosong.
Naruel hanya tetap melakukan apa yang dilakukannya dengan wajah datar.
"Kau salah.."
Ucapan Naruel membuat gadis itu melirik sejenak pada pria bersurai cokelat tersebut.
"Alter Saber, bukanlah pedang biasa. Aku tak pernah menganggap Alter Saber sebagai alat untuk membunuh. Sebuah pedang, adalah separuh dari jiwaku. Dia adalah tubuh, tangan dan kakiku yang menemaniku selama ini.." Naruel masih mengelus dengan lembut bilah berlapis kain putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinobi And Magic World
Adventureseorang pemuda yang di anggap lemah , dihina ,cacimaki dan tak memiliki lambang di sekolah nya , belum lagi adiknya membenci nya menambah kesengsaraan bagi nya , namun sosok author sendiri datang padanya dan menjadi Patner nya#hihihi