part 5

2.9K 169 3
                                    

Setelah sholat subuh keluarga Ratazka pamit memboyong shevarla untuk tinggal bersama mereka.

"Kakek jaga kesehatan jangan terlalu banyak bekerja, jangan bergadang, ingat untuk minum obat----."

"Iya she kakek inget kamu udah ngulang perkataan kamu 10x." Ujar geswa jengah, tak di pungkiri ia juga akan merasa kehilangan cucu perempuannya.

"Kakek hiks." Isak shevarla memeluk geswa dengan erat.

"Udah jangan nangis, masa cucu kakek nangis mana cucu nakal kakek hah" Ucap geswa menjawil hidung shevarla gemas, walau dalam hati tidak rela melepas cucunya tapi mau gimana lagi ini semua demi kebaikan shevarla.

"Ih kakek mah hiks" Ucap shevarla lalu melangkah memasuki mobil tak ingin melihat lebih lama lagi bisa bisa ia tak jadi pergi.

"Kami izin membawa varla darimu, jangan sungkan untuk mengunjungi kami pintu rumah ndalem akan selalu terbuka untuk mu" Ucap kyai Rahman memeluk kakek geswa karna ia sangat dekat dengan beliau seperti ayahnya.

"Jaga dia dengan baik! Aku mohon jaga dia." Bisik geswa membalas pelukan kyai Rahman.

"Pasti! Bukan hanya aku yang akan menjaganya, Rayyan suaminya akan selalu menjaga cucumu, aku janji akan menjaganya dan menyayanginya seperti anakku." Balas kyai Rahman.

Geswa melepaskan pelukannya mengangguk ia percaya pada sahabat almarhum putranya.

"Nak kakek mohon jaga dia, kakek percaya kamu adalah pilihan yang tepat untuk varla nak! Kakek serahkan tanggung jawab varla padamu." Ucap geswa menepuk pundak Rayyan.

"Insyaallah dan terima kasih atas kepercayaannya, saya tidak akan pernah mengecewakan kakek dan mohon doanya untuk kami kek....." Ucap Rayyan tegas memeluk tubuh kakek geswa.

"Kalo gitu kami pamit." Ucap kyai Rahman diikuti oleh yang lain

"Assalamualaikum." Ucap serempak

"Waalaikumsalam."

****

Di dalam mobil hanya mereka berdua. Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan tanpa ada yang mau membuka percakapan.

"Mau ke makam papa dulu?" Tanya Rayyan memulai percakapan.

"Hmm." Dehem shevarla kembali hening.

Sesampainya di TPU mereka berjalan beriringan menuju makam ayah shevarla yang bernama Gavin Menzies Pradigta.

Shevarla menyerit heran ketika melihat gundukan tanah di depannya banyak taburan bunga seperti ada yang sudah berjiarah.

"Mungkin ada seseorang yang habis berziarah." Ucap Rayyan dingin yang di angguki shevarla tanpa berpikir hal lebih yang dapat membuat kepalanya pusing.

"Hmm mungkin." Ujar shevarla kemudian berjongkok di depan makam sang papa kemudian menaburkan bunga beserta air yang sempat ia beli.

"Assalamualaikum papa aaaaa sebentar lagi airnya mau masuk vila hehehe canda. Pah apa papa di sana bahagia she udah nikah tapi tanpa papa sebagai wali she, kenapa papa ninggalin she secepat ini. Papah tahu mama udah gak sayang sama she, mama juga udah punya keluarga baru she benci mama, maafin she karna baru kesini lagi, she sekarang Dateng gak sendiri lagi heheh she bawa suami she pah, papa tahu she di jodohin sama kakek padahal she masih sekolah, pah semenjak papa gak ada, hidup she gak berwarna lagi seakan-akan warna she hilang dengan perginya papa." Batin shevarla dengan terus menatap gundukan tanah di depannya ia selalu menceritakan apapun pada papanya. Tak terasa cairan bening keluar dari mata indahnya dengan cepat ia menghapusnya lalu menoleh pada pria di sampingnya yang entah sedang apa.

Sacred LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang