part 19

2.6K 149 16
                                    

"alah bacot, SERANG."

"astagfirullah anak-anak jaman sekarang emang beda, gak tahu sopan santun." ucap pelan umi Hasna menggeleng yang masih terdengar oleh shevarla.

mereka mulai menyerang begitu pula dengan umi, Abi yang ikut baku hantam. membuat shevarla tercengang melihat mereka yang begitu lihai dalam menangkis serangan musuh dan membalikan keadaan membuat shevarla tidak pokus akan kehadiran seseorang di belakangnya yang ingin menusuknya untung saja Rayyan dengan cepat menarik tubuh shevarla ke dalam pelukannya membuat shevarla tersadar dari situasi yang berbahaya.

"fokus." bisik Rayyan di belakang telinga shevarla membuat shevarla mengangguk tanda mengerti sebelum melangkah untuk memberi pelajaran pada. orang yang akan menusuknya Rayyan mengecup kening shevarla terlebih dahulu membuat umi Hasna yang tidak sengaja melihat adegan itu menggeleng tak percaya di saat keadaan genting Rayyan masih saja modus pikir umi Hasna menggeleng

"CK." decak shevarla menjauh dari Rayyan.

BUGH

KREKK

DUG

BUGH

melihat pemuda yang telah ia kalahkan membuat umi Hasna menjitak kening pemuda yang sudah terkapar tidak berdaya itu"dasar anak muda gak tahu sopan santun, huh."

sedangkan di sisi lain Abi Rahman tengah bertarung dengan salah satu pemuda yang menurutnya pemimpin kawanan kelompok itu.

BUGH

BUGH

KREKK

"hitam,darah, misteri." bisik Abi Rahman di belakang telinga pemuda yang ia pelintirkan tangannya membuat pergerakannya di batasi.

pemuda yang mendengar bisikan itu seketika membulatkan mata nya seolah ada makna di setiap kata yang di ucapkan oleh Abi Rahman membuat tubuh kekar pemuda itu tanpa sadar bergetar.

BUGH

Abi Rahman menghempaskan tubuh yang sudah lemah itu begitu saja kemudian berjalan menuju ketempat istrinya yang sedang menatap pemuda yang terkapar di aspal dengan keadaan yang sudah mengenaskan membuat Abi Rahman tanpa sadar meringis ngeri.

"udah." tanya Abi Rahman lembut mengusap butiran keringat di dahi istrinya.

"hmm." dehem umi Hasna menanggapi ucapan Abi Rahman.

"seneng." tanya Abi Rahman yang di angguki antusias oleh umi Hasna." hmm, udah lama gak pukul orang." ucap umi Hasna tersenyum lebar, tanpa sadar Abi Rahman yang mendengar itu meringis.

"CABUT." intrupsi pemuda yang diyakini sebagai ketua kelompok itu.

*****

"umi ayo kesana." ujar shevarla dengan antusias menggandeng tangan umi Hasna.

"ayo." ucap umi Hasna tak kalah semangat sedangkan para lelaki mengawasi dari belakang dengan menatap malas para perempuan yang sedari tadi berjalan-jalan tak tentu arah membuat mereka kesal mengikuti para perempuan itu namun apalah daya jika menolak pasti akan mendapat amukan dari mereka.

kini mereka tengah berada di festival pasar malam yang di adakan ti lapangan yang lumayan jauh dari pesantren.

"heh kalian mau ikut tidak." ucap umi Hasna pada pria yang sedari tadi mengikuti mereka siapa lagi jika bukan Abi Rahman serta Rayyan.

"tidak, kami akan menunggu di sini saja." ucap Abi Rahman menatap malas istrinya yang sangat antusias. sebenarnya ia merasa risih dengan tatapan orang-orang pada dirinya namun ia memilih mengabaikan hal itu.

"yaudah." acuh umi Hasna menggandeng tangan shevarla menuju permainan yang akan mereka naiki yaitu biang Lala.

shevarla menikmati pemandangan indah kota Bandung di atas biang Lala dengan sesekali bergaya untuk selfi dengan umi Hasna. mereka begitu menikmati pemandangan indah di malam hari sehingga tidak menghiraukan para pria yang sedari tadi menunggu dengan mendumel kesal menunggu mereka yang belum kunjung turun.

setelah beberapa menit mereka turun menghampiri para pria yang berwajah masam mungkin terlalu lama menunggu namun mereka hanya menatap acuh kemudian berlalu meninggalkan mereka yang menggerutu tidak jelas.

"var pulang yok." bisik Rayyan di telinga shevarla yang hanya di balas gelengan kepala membuat Rayyan menghela nafas berat.

"mi kesana yu." ajak shevarla menunjuk kearah tenda bergambar festival lukisan yang terpajang di dingding.

"ayok." tanpa pikir panjang umi Hasna menarik tangan shevarla berjalan menuju festival lukisan mereka sama-sama pencinta lukisan jika kalian tahu.

"liat deh mi yang ini bagus banget." ucap shevarla berbinar menatap lukisan abstrak yang terkesan indah terpajang di dingding.

"heem bagus, umi izin liat yang di sebelah sana." ucap umi Hasna menunjuk beberapa lukisan terpanjang di dingding yang diangguki oleh shevarla.

setelah umi Hasna berlalu dengan di ikuti Abi Rahman Rayyan berjalan kesamping shevarla yang melihat-lihat koleksi lukisan yang menurutnya sabat bangus.

"suka lukisan?." tanya Rayyan yang hanya diangguki oleh shevarla yang meneliti setiap sudut lukisan yang sedang ia amati.

tanpa sepengetahuan mereka umi Hasna memotret mereka dari belakang membuat Rayyan serta shevarla yang mendengar suara jepretan tersebut menoleh ke belakang.

"liat bangus kan." tanya umi Hasna menunjukan hasil potret nya pada Rayyan yang diangguki olehnya.

"kirim umi." ucap Rayyan mengedipkan sebelah matanya.

"heh." lirik Abi Rahman tajam membuat Rayyan mengalikan tatapannya pada shevarla.

****

"tidur." ucap Rayyan menatap shevarla yang belum tidur dari tadi.

"gue mau beli lukisan." ucap shevarla yang hanya diangguki oleh Rayyan.

"ih Rayyan gue srius gue mau beli lukisan." geram shevarla melihat respon Rayyan yang acuh.

"iya nanti saya beliin." ucap Rayyan pasrah." sekarang tidur." lanjut Rayyan dengan mengusap-usap puncak kepala shevarla membuat shevarla tanpa sadar terlelap menikmati usapan tangan Rayyan di kepalanya membuat shevarla terasa nyaman.

melihat shevarla yang sudah tertidur Rayyan mengambil ponselnya yang berada di nakas.

"kirim lukisan abstrak terkenal sebanyak 100 lukisan harus datang besok pagi." ucap Rayyan pada seseorang di sebrang telpon itu. tanpa mendengar balasan dari sebrang Rayyan menutup telponnya.

tutttt..

Ting..

melihat adanya notifikasi dari ponsel Rayyan membuka Chet paling atas yang bertuliskan "umi"

Rayyan menatap ponselnya dengan senyum tipis di bibirnya melihat gambar yang dikirimkan oleh umi Hasna.

Rayyan membuka aplikasi Instagram mengaplod Poto tersebut di akun Instagram miliknya seketika postingannya di banjiri komentar, namun Rayyan acuh tentang itu kemudian menyimpan ponselnya di nakas menatap shevarla yang sudah tertidur pulas Rayyan dengan senyum tipis memeluk shevarla kemudian ikut terlelap, tanpa memikirkan postingannya yang kini menggemparkan banyak orang diluaran sana.





TBC.

Sacred LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang