"bersihin WC perempuan selama seminggu." Ucap Naya menatap shevarla.ia ingin melihat bagaimana reaksi shevarla.
"Oh." Balas shevarla acuh.
"Oh doang." Ucap Naya melongo mendapat ketika mendapatkan balasan yang tak ia harapkan.
"Terus gue harus apa hah, kayang jungkir balik atau salto." Sewot shevarla.
"Ya enggak gitu juga sih, ya minimal Alhamdulillah gituh." Cengeges Naya mendapat tabokan dari kiya.
"Kamu ini nay ada-ada aja." Ucap Kiya tak habis pikir.
"Var harusnya kamu buat masalah lebih besar lagi supaya kita gak sekolah iya gak gays." Saran Yumna yang mendapat pelototan horor dari mereka.
"Tolol." Gumam shevarla menatap mereka.
"Udah mau adzan Dzuhur yu kemesjid." Ajak meyza.
"Ayo." Kompak mereka.
Di tengah jalan tiba-tiba shevarla berhenti yang membuat mereka bertanya-tanya.
"Kenapa var kok berhenti." Tanya Kiya diangguki mereka.
"Gimana kalo kita lomba lari." Balas shevarla menatap kearah mereka.
"Enggak ah cape." Keluh Yumna.
"Ayolah, yang kalah harus traktir gimana." Usul shevarla.
"Setuju." Ucap mereka serempak.
Satu....
Du...
Yumna dengan cepat berlari mendahului mereka.
"YUMNA LO CURANG.....
Dua....
Tiga....
Dengan cepat mereka berlari bersama menyusul Yumna yang sudah berlari terlebih dahulu. Namun di tengah jalan tiba-tiba shevarla tidak sengaja menginjak batu membuat kakinya keseleo.
"Ashhgg." Kesal shevarla menatap kakinya yang bengkak.
"Woiii tolong." Teriak shevarla pada teman-temannya namun karna jaraknya lumayan jauh jadi mereka tidak mendengarkan teriakan shevarla, membuat ia kesal.
"Berdiri, biar saya bantu." Ucapan tersebut membuat shevarla yang semulanya menatap kakinya yang bengkak mendongkak menatap orang di depannya.
"Gak, gue bisa sendiri." Ketus shevarla berusaha berdiri namun berkali-kali ia terjatuh karna kakinya yang terasa sakit.
"Yakin bisa berdiri." Tanya Rayyan. Ya orang yang hendak menolong shevarla Rayyan. Ketika Rayyan hendak kemesjid ia melihat shevarla yang terjatuh tadinya ia tak mau menolong karena ini area pesantren namun karna tidak ada yang menolong shevarla Rayyan merasa kasian jadi ia memilih untuk menolong shevarla.
"Ini area pesantren." Bisik shevarla menatap sekitar.
Rayyan mengambil sorban yang menyampir di pundaknya kemudian mengulurkan sorban itu di depan shevarla "pegang." Ucap Rayyan menatap sekitar yang sudah ramai dengan santriwan maupun santriwati yang hendak ke mesjid.
Tanpa banyak kata shevarla meraih sorban itu ia menggenggamnya dengan erat kemudian mencoba untuk berdiri dengan menahan rasa sakit di kakinya.
"Ayo, pelan-pelan." Ucap Rayyan dingin menatap lurus kedepan tanpa menoleh ke arah shevarla.
Dengan langkah pelan shevarla mengikuti langkah kaki Rayyan di depannya. Kini mereka menjadi sorotan santri disana.
Sesampainya di mesjid Rayyan memanggil meyza adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacred Love
SpiritualBagaimana jadinya jika seorang gadis yang notabe nya wakil ketua geng di jodohkan dengan seorang Gus? Ini kisah Shevarla Tanishka Pradigta yang menjabat sebagai wakil ketua geng dengan sifatnya yang sulit di tebak, di jodohkan dengan seorang Gus ana...