part 13

2.2K 125 6
                                    

"kalian datang ke arena balap terbesar di kota bandung malam ini." Ucap seseorang pada orang diseberang telpon.

"Oke." Balas seseorang di sebrang telpon.

"Tapi sebelum itu jemput gue di pesantren al-Assad bawa mobil." Tanpa mendengar jawaban di sebrang gadis itu lebih dulu mematikan panggilannya.

Tutt...

"Akan menyenangkan jika sedikit bermain-main."

****

"Kalian udah siap kan." Tanya shevarla pada teman-temannya, kini jam sudah menunjukan jam 10 malam suasana pesantren telah sepi.

"Siap." Jawab mereka serempak.

"Kita keluar pelan-pelan,jangan ada suara." Instrupsi shevarla yang diangguki mereka.

Kini mereka mulai berjalan mengendap-endap dengan shevarla yang memimpin jalan.

"Jongkok di depan ada petugas keamanan." Ucap shevarla dengan suara pelan yang diangguki mereka, mereka berjongkok di belakang semak-semak yang tidak jauh dari mereka.

KREKK...

Tanpa sengaja Kiya menginjak ranting membuat mereka panik seketika.

"Siapa disana." Suara dari petugas keamanan membuat mereka terkejut sekaligus panik, mereka bergegas bersembunyi.

Petugas keamanan yang bernama Rangga berjalan mendekat kearah semak-semak di dekat pohon, tadi ia mendengar suara seperti ranting yang di injak membuat ia waspada bila ada santri kabur atau maling.

Dengan pelan ia menyibak semak-semak berharap ada sesuatu yang mencurigakan Rangga dengan pelan menyibak semak-semak itu hingga terlihat.

Srakkkk

Rangga hanya melihat seokor kucing yang tengah Kawin.

"Hadeh kucing kalo kawin malam-malam ya." Ucap Rangga menatap kucing yang sedang kawin membuat ia iri menatap kucing tersebut ia juga ingin namun ia sadar ia jomlo dan belum menikah. Tanpa menghiraukan kucing yang sedang kawin Rangga berjalan menjauhi kawasan tersebut ia akan berkeliling takut ada santri kabur.

"Dah kucing semoga cepat jadi Dede kucingnya." Pamit Rayyan berlalu menjauh.

Shevarla berserta yang lain bernapas lega ketika mendengar suara langkah kaki yang mulai menjauh kini mereka sedang berada di tembok dekat pohon yang terdapat kucing sedang kawin itu.

"Huftttt, untung gak ketahuan." Ujar Yumna bernapas lega.

"Udah ayo kita lanjut,za Lo tahu arah belakang pesantren yang langsung ke jalan raya gak." Tanya shevarla pada meyza dengan sedikit berbisik.

"Tahu,ayo ikuti aku." Ajak meyza,kini meyza yang memimpin jalan dengan sesekali mereka bersembunyi ketika melihat ada beberapa petugas keamanan.

"Ini tembok yang langsung menuju jalan var." Tunjuk meyza pada tembok di depan mereka.

"Kalian bisa majat kan." Tanya shevarla yang diangguki mereka.

"Cepat majat satu persatu." Ujar shevarla mengintrupsi.

"Aku duluan." Ucap Yumna bersiap-siap untuk memanjat tembok yang tinggi itu.

Sacred LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang