part 10

2.8K 127 5
                                        

"jadi pacar saya." Ucap Rayyan tersenyum lebar.

"Najis." Decih shevarla.

"Saya gak najis kok saya suci." Ucap Rayyan tak terima.

"Nyenyenye." Ejek shevarla.

"Saya serius jadi pacar saya mau." Tanya Rayyan penuh harap.

"Gak." Balas shevarla singkat.

"Apa susahnya jadi pacar saya." Ucap Rayyan datar.

"Susah Lo itu ribet." Ucap shevarla tak kalah datar.

"Ribet dari mananya justru kamu yang ribet." Ucap Rayyan mengejek shevarla.

"Lo berani sama gue hah." Sinis shevarla.

"Berani siapa takut." Tantang Rayyan.

"Anjir Lo rayyanjing." Sinis shevarla menatap tajam Rayyan.

"Baik jika kamu menolak saya sebagai hukumannya lawan saya." Ucap Rayyan datar.

"Siapa takut." Tantang shevarla dengan smirk di wajahnya.

"Ayo." Ajak Rayyan mengulurkan tangannya di depan shevarla.

"Apa." Tanya shevarla mengangkat sebelah alisnya.

"Ikut saya." Ucap Rayyan. Tanpa bertanya shevarla menerima uluran tangan itu kemudian berjalan mengikuti Rayyan di depannya.

Rayyan menekan tombol di sebelah ranjang hingga tembok yang semulanya tertutup kini terbuka hingga terlihat sebuah tangga, shevarla berjalan menuruni anak tangga dengan tangan yang masih menggengam tangan Rayyan ketika ia menginjak anak tangga terakhir dirinya di buat takjub dengan ruangan yang terkesan klasik namun tidak kuno tapi terlihat elegan.

"Tempat apa ini." Tanya shevarla menatap sekitar dengan tatapan terkagum-kagum.

"Ruang darurat." Balas Rayyan singkat.

Rayyan melepaskan genggaman tangannya kemudian berjalan ke arah pojok ruangan itu dan mengambil beberapa pakaian.

Rayyan hendak memakai bajunya namun ia urungkan ketika shevarla tiba tiba meraba area sekitar perutnya yang terdapat eightpack.

"Anjir Lo punya roti sobek." Ujar shevarla terkagum-kagum dengan tangan mengelus perut Rayyan yang terdapat eightpack. Walaupun ini bukan pertama kalinya ia melihat roti sobek entah kenapa rasanya berbeda dari biasanya mungkin karna ini milik suaminya, suami.

"Ashh udah ya." Lirih Rayyan dengan tangan menggenggam tangan shevarla yang ada di perutnya.

"Kenapa ih." Delik shevarla.

"Saya laki-laki normal kalo kamu lupa." Ujar Rayyan menjauhi shevarla.

"Lah emang dia normal." Bengong shevarla.

"Cepat ganti." Ucap Rayyan datar dengan menyodorkan sebuah pakaian kepada shevarla kemudian ia berjalan menjauh dari Shevarla ke sebuah ring tinju yang ada di sana.

Tanpa banyak kata shevarla mengambil pakaian itu kemudian berjalan kesebuah ruangan yang entah ruangan apa.

Beberapa menit shevarla keluar dengan pakaian yang lebih santai menuju Rayyan yang berada di ring tinju.

"Ayo." Tantang shevarla dengan tangan seakan-akan menonjok.

"Hmm." Dehem Rayyan menatap shevarla datar.

"Lama."

BUGH

"Lumayan juga." Gumam Rayyan mengusap ujung bibirnya yang terkena pukulan shevarla.

Sacred LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang