"Oh...Hale and Lafington, hello my old friends!"
Stephen merentangkan kedua tangannya begitu melihat Jeffery dan Jordan—yang diklaim sebagai teman lamanya—memasuki rumah Branstone. Aroma kayu tua menambah kesan kalau rumah yang mereka tempati sudah tua, mungkin sudah berdiri sebelum Stephen lahir.
"Old friends? Kamu bahkan jauh dibawah kita." timpal Jordan dengan remeh.
"Ayolah, lihat saja sekarang diri kalian, masih sangat muda tapi aku, sudah tua renta."
"Memang seharusnya begitu, sesuai usiamu." balas Jordan.
Stephen terkekeh, "Seharusnya kalian sudah paham apa kemauanku sejak dulu. Kalau kalian turuti, aku tidak akan membuat kekacauan ini."
"Kita tidak akan pernah menuruti permintaan manusia menjadi vampire yang tujuannya hanya ingin menjadi makhluk immortal." ucap Jeffery dengan nada datarnya.
"Hale, kamu orang yang bijaksana. Harusnya kamu bisa berpikir dulu sebelum menolakku berkali-kali saat itu. Lihat apa yang terjadi sekarang? Semua ini karenamu."
"Jangan pernah kau salahkan orang lain atas tindakanmu, Stephen! Sekarang lepaskan gadis itu. Jangan berbuat onar, nikmati masa tuamu." pesan Jordan yang sudah jelas akan ditertawakan oleh Stephen.
"Rupanya gadis itu berhasil menjadi umpan. Memang cerdas sekali cucuku." ucapnya remeh.
"Berhenti melibatkan orang-orang yang tidak ada hubungannya denganmu!" bentak Jeffery.
Stephen merogoh saku dalam jasnya, lalu mengeluarkan botol putih pekat yang sudah pasti isinya adalah obat.
"Lihatlah ini. Aku sekarat. Setiap hari aku harus minum benda menjijikkan ini. Jika saja kalian menuruti kemauanku, tidak akan banyak nyawa melayang demi menjadi umpan kalian."
"Itu semua hanya alasan konyolmu saja. Tidak ada yang menjamin ketika kamu menjadi vampire akan menjadi vegetarian. Aku yakin kamu pasti lebih mengincar darah manusia daripada hewan." sahut Jason yang mulai mendekat sedikit demi sedikit ke posisi Stephen berdiri.
Stephen menyadari pergerakan Jordan, namun dia sama sekali tak bergeming. Masih berdiri dengan tegap ditempatnya.
"Kalian jangan pernah berpikiran konyol, begitu kalian menyerangku, gadis itu akan menemaniku menuju kematian." ancam Stephen.
Kali ini Jeffery dengan langkah pasti mendekati Stephen. Namun pergerakan tangan Stephen cukup cepat untuk mengambil busur dengan anak panah yang sudah dia siapkan di meja sebelahnya, membuat Jeffery dan Jordan diam ditempat.
Stephen tertawa remeh, "Lihat apa yang ada di ujung, " cairan kental berwarna keunguan terlihat dengan jelas. "Begitu cairan ini menembus kulit kalian, ucapkan selamat tinggal pada dunia keabadian kalian ini."
"Aku sudah puas hidup di dunia ini, jadi mari kita akhiri bersama kekacauan yang sudah kamu perbuat." Jordan mengambil posisi kuda-kuda, detik berikutnya secepat kilat dia berlari ke arah Stephen.
Bersamaan dengan langkah Jordan, Stephen benar-benar melepaskan anak panah ke arahnya. "JORDAN!" teriak Jeffery memperingatkan. Sayang, goresan kecil telah mengenai lengan Jordan, namun Jordan tetap bergerak.
Jeffery mengikuti langkah Jordan, dan kini dua vampire itu berhasil memegang kedua tangan Stephen.
"It's my time I guess..." ucap Stephen pasrah dengan takdirnya.
"NO! Please! Please!" Pekik seorang perempuan dari arah pintu luar. Wyne, anak dari Stephen berdiri membawa busur panah yang sudah siap dia tembakkan. Di belakangnya muncul suaminya, Carl dengan membawa sebuah pistol.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hales [Haechan x Ryujin]
VampireSiapa bilang di dunia ini cuma ada manusia?