XVIII - Kidnapping

2.1K 408 92
                                    

"Adik ipar, ini sudah ke tujuh kalinya aku ngajak kamu pindah rumah. Kalau kamu tetap nggak mau, Mommy Daddy ku yang bakal jemput kamu sendiri."

Joanne jalan mondar-mandir dengan tangan sedekap. Aimee melirik Peter yang duduk di sofa yang kemudian mengangkat bahunya.

"Waktu sewa rumah ini masih lama Jo, kalian balik pulang saja. Nggak papa, aku kan sudah biasa dari dulu di sini."

Joanne memutar bola matanya, capek. Baginya, Aimee ini keras kepala sekali. Tapi harus tetap sayang karena calon adik ipar. Begitu kata Joanne beberapa hari yang lalu ke Peter.

Genap seminggu Peter dan Joanne tinggal bersama Aimee. Orang tua Joanne juga mengizinkan, mengingat Aimee juga salah satu anak yang harus mereka cari selain Peter waktu itu. Dan di rumah mereka masih ada Steve.

"Aku mau mandi." kata Aimee lalu pergi. Mereka bertiga juga harus siap-siap pergi ke sekolah

Setelah Aimee masuk kamar mandi, Joanne jalan mengendap-endap menuju kamar Aimee seperti penyusup.

"Mau ngapain?" tanya Peter cukup keras.

Joanne menggertakkan giginya kesal. "Diam, mau ngemasin baju Aimee." jawabnya lalu masuk kamar tanpa menunggu persetujuan Peter.

Cukup sekitar 10 menit, Joanne berhasil membawa koper kecil keluar kamar. Dia langsung berlari keluar, memasukkan koper ke bagasi mobilnya.

Apakah Peter menahannya? Tidak. Karena percuma. Sekarang hidup Peter dikelilingi oleh dua orang yang sama-sama keras kepala. Artinya, dia harus bisa jadi penengah.

"Joanne dimana?" tanya Aimee begitu keluar kamar mandi yang sudah memakai baju untuk sekolah, tapi tidak melihat batang hidung Joanne.

"Di kamar." jawab Peter asal.

Aimee mengangguk kecil. "Aku siap-siap dulu." ucapnya dengan gesture menunjuk wajahnya yang artinya dia mau memakai make up.

Jam menunjukkan pukul tujuh-tiga puluh. Dua vampire dan satu manusia di rumah kecil itu sudah mulai keluar pekarangan rumah.

Sejauh ini tidak ada halangan dalam 'misi penculikan' Aimee. Gadis itu nampaknha tidak sadar, sebagian pakaiannya tidak ada di lemarinya.

Peter menyunggingkan senyumnya mengingat adik satu-satunya ini memang polos tapi juga kurang teliti.

"Ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Joanne yang dapat melihat pacarnya tersenyum dari ekor matanya.

"Nggak." jawab Peter singkat.

***

Pemandangan munculnya Peter, Joanne dan Aimee sekarang sudah menjadi hal biasa. Semua orang di sekolah sudah mengetahui fakta Aimee adalah adik Peter.

Aimee jalan lebih dulu, disusul Peter dan Joanne di belakangnya.

"Peter." Sebuah tangan mendarap di pundak Peter.

Pria itu menoleh mendapati Jaeden yang menenteng tas ransel pada pundak kirinya.

"Ikut aku sebentar." lanjutnya.

Peter menoleh ke Joanne yang memberikan ekspresi 'tidak tau' lalu berucap, "Jangan macem-macem, jangan lama-lama. Awas kalo sampe ada goresan ditubuh Peter." ancam Joanne ke Jaeden.

"Nggak aku gebukin Jo, malah mau aku sayang-sayang."

Ekspresi Joanne berubah seketika. "Disgusting!"

***

Jaeden mengajak Peter ke belakang sekolah, tempat yang dia rasa aman dari orang lain.

The Hales [Haechan x Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang