Setelah lulus ujian, langkah selanjutnya adalah aku akan melakukan persiapan berangkat ke kanada. Aku mencari tahu banyak hal tentang negara yang akan aku tinggali sekitar 1-2 tahun.
Tesa menemaniku membuat paspor dan visa. Agar tak merepotkan tesa lebih banyak lagi, orang tuaku mengirimiku uang untuk membeli beberapa keperluanku. Pakaian, sepatu, tas, buku. Aku tidak membeli banyak, hanya beberapa yang aku perlukan. Tentu saja aku membelinya di pasar.
Waktu ku berangkat hanya tinggal 3 hari. Tesa masih sibuk dengan kerjaannya. Ia berjanji merampungkan kerjaannya hari ini, ia akan pulang lebih cepat dan akan menghabiskan waktu bersamaku.
"Buk, ini tumben belanjanya banyak banget" ujarku melihat banyaknya bahan makanan dimeja.
"Iya neng, kata non tesa mau ada tamu makan malam disini"
Aku mengerutkan keningku. Belum pernah aku melihat orang lain makan dirumah ini. Aku membantu buk asih di dapur walau buk asih menolak, aku bosan di kamar. Setidaknya aku memanfaatkan tenagaku dengan baik.
"Sudah neng, biar saya yang lanjutin kerjaannya" ucap buk asih ketika hanya tinggal mencuci piring kotor. Aku mengangguk dan segera naik ke kamar.
"Baby, aku jalan pulang ya"
Aku bergegas mandi setelah membaca pesan tesa. Aku harus cantik dan harum ketika ia sampai, karena kebiasaan tesa yang menciumku, aku gak mau berpenampilan kucel bau masakan.
"Baby, i'm home"
Aku tersenyum menyambutnya. Aku sedikit berlari ke arah pintu dan memeluknya. Mencium bibir tesa adalah favoritku.
"Harum sekali pacarku" tesa menciumi leherku, aku tertawa geli.
"Aku punya suprise buat kamu" ucapnya, aku mengerutkan keningku melihat tangannya yang tak bawa apapun.
"Tutup mata kamu"
Aku menuruti tesa. Ia menuntunku perlahan. Aku tau kami memasuki lift dan turun ke bawah.
"Are you ready?" Tanya tesa membuatku semakin penasaran.
Aku yang semula sumringah tiba-tiba menjadi sedih terharu. Aku melihat tiga orang yang sangat kucintai ada di depanku. Aku berlari ke arah ibu, aku menangis. Ntahlah, bukan karena rindu. Aku bahagia mereka ada disini.
Bapak memelukku erat, begitu pun geo."Kok bisa disini bu?" Tanyaku memeluk lengan ibu.
"Nak tesa yang minta bapak, ibu, geo kesini. Nak tesa juga yang belikan tiket" ucap bapak dengan senyum bahagianya. Aku menatap tesa, aku sangat berterima kasih padanya.
"Di bandara gak bingung kan pak?" Tanyaku khawatir, karena ibu bapak belum pernah bepergian dengan pesawat.
"Sedikit neng, lagian dijemput nak tesa" jawab bapak. Aku melirik tesa yang tersenyum.
" Bapak, ibu mau istirahat dulu?, nanti di antar pak maman ya ke kamar" ucap tesa. Pak maman segera membantu bapak membawa barang menuju kamar di lantai ini. Aku ikut mengantarkan ibu bapak ke kamar.
Aku kembali ke depan menghampiri tesa dan geo yang ngobrol.
"Geo tidur di kamar kamu aja, kamu tidur dikamar aku" ucap tesa. Aku mengangguk membawa geo ke kamarku.
"Kak, ini rumah kak tesa?" Tanya geo ketika kami sudah dikamar. Aku mengangguk.
" andai kak tesa cowok, bapak ibu pasti mau punya menantu seperti kak tesa" geo cekikikan. Aku memutar mataku, menggaruk kepalaku. Andai geo tau aku adalah pacarnya.
"Pantes kk betah disini" ucap geo mengelilingi kamarku.
"Ya udah kamu istirahat, nanti makan malam turun ke bawah" ucapku sambil menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get Tachycardia When I'm With you (2)
Romance(GxG) Aku adalah seorang perawat di salah satu klinik kecantikan milik anak sahabat ibuku. Aku dan dia jatuh cinta. menjadi sepasang kekasih ketika kita sama-sama wanita tentu sulit. Aku dan dia bergenggaman tangan, menyusuri jalan langkah demi lang...