Eight

3.4K 317 0
                                    

Aku terbangun ketika menyadari ovi tak disampingku. Aku berjalan keluar kamar dan melihat ovi sedang bersiap

"By, aku telat. Aku pergi dulu ya" ia mencium pipiku lalu buru-buru keluar apart.

"Ah by, aku belum buat sarapan." ujarnya lagi sebelum benar-benar pergi. Aku membuka jendela dan melihat ke bawah, memperhatikan ovi yang setengah berlari menuju kampus. Aku tersenyum melihatnya, jadi inget masa kuliah.

Aku membuka kulkas dan lemari makanan. Kosong. Aku menghela napas, bagaimana bisa tak ada apa pun disini.

Aku akan belanja mengisi keperluan ovi, sekalian mencari makan. Aku berjalan menyusuri gang di sekitar. Aku masih hapal jalan ke swalayan yang ada di dekat apart.

Selesai belanja aku duduk di cafe tepat depan swalayan. Aku menikmati kopiku sambil memperhatikan jalanan yang mulai banyak orang berlalu lalang.

"Ovi, coffe?"

Aku melihat segerombolan wanita yang baru masuk. Aku melihat ovi diantara mereka. Posisi dudukku yang berada di sudut membuatku tersembunyi.

"Ini tuan puteri pesanan kamu"
Seorang wanita setinggi ovi, berambut pendek memesan makanan untuk ovi. Apakah itu airin?, mereka tampak akrab.

Aku mendengarkan obrolan mereka yang bahas mata kuliah. Satu persatu mereka keluar dan tinggallah ovi dan wanita itu disana. Aku menghabiskan minumku dan hendak keluar.

"Vi, aku main ke apart kamu ya. Nanti aku masakin kamu makan malam yang enak lagi deh"

Aku mengurungkan niatku untuk pergi ketika mendengar ucapan wanita itu. Aku kembali duduk, membenarkan blazerku, aku menarik napas dalam.

"Lain kali ya, aku lagi ada tamu"

"Tamu?, tumben. Keluarga kamu datang?"

"Umm, iya"

"Bagus dong, aku jadi bisa kenalan sama keluarga kamu"

"Jangan sekarang ya, next time deh"

"...."

"Kita udah beres kan?, aku balik dulu ya"

Aku melirik ovi yang baru keluar cafe. Selang berapa menit wanita itu juga. Aku pun beranjak keluar. Mataku menatap punggung wanita itu. Aku yakin dia airin, hanya orang yang sudah terlalu dekat yang bisa main ke apart. Masak?, dia masakin ovi?.

"Kk kemana aja, aku telponin" ovi menyambutku di depan pintu. Aku meletakkan belanjaan ke meja. Ovi melihat bingkisan itu.

"Aduh jadi ngerepotin kk, aku gak sempat belanja. Kk udah makan?"

"Umm, kenapa kamu bisa sampai kehabisan stok begitu" ucapku. Aku membuka blazerku dan duduk di sofa, memperhatikan ovi yang membereskan belanjaan.

"Uang dari orang tua kamu cukup?" Tanyaku. Ovi menolak uangku. Padahal aku tidak keberatan membantunya memberi uang saku selama disini.

"Cukup"

"Aku akan transfer uang buat kamu mulai nanti"

"Kita udah bahas ini kak, aku gak mau ngerepotin kk lebih lagi. Kk udah cukup bantu aku"

"Kamu gak mau ngerepotin aku, tapi kamu mau ngerepotin orang lain" jawabku membuang wajahku ke arah jendela.

"Maksud kakak?"

"Nothing" aku beranjak masuk ke kamar. Aku kesal sekali. Aku membuka ipadku, berusaha mengalihkan pikiranku dari ovi dan airin.

Aku membuka mata, ah aku tertidur. Aku berjalan ke luar kamar. Aku menyipitkan mataku, ovi sedang sibuk di dapur. Aku mendekatinya, dan duduk di hadapannya.

I Get Tachycardia When I'm With you (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang