Six

3.7K 316 3
                                    

"Vi, tugas mrs. Ana udah beres?" Airin tampak kacau. Aku mengerutkan keningku melihatnya, ia merapikan rambut dan melihat cermin.

"Aku kerjain baru beres pagi, aku belum tidur nih" keluhnya. Aku menggelengkan kepalaku. Ku akui airin ambil S2 seperti orang gabut hanya butuh gelar. Ia banyak menghabiskan waktu dengan main, aku heran berapa banyak uang yang diberi papanya.

Perkuliahan dimulai tepat waktu. Airin bernapas lega ketika mrs.Ana keluar kelas. Ia menjatuhkan kepalanya di meja menghadapku.

"Makan di rumahku yuk" ajaknya. Aku berpikir. Hari ini weekday, biasanya aku dan tesa tidak VC. Aku hanya harus memastikan membalas chat kekasihku itu.

"Aku akan masak yang enak buat kamu" airin menarik tanganku. Airin tak pernah menghiraukan jawabanku, ia yakin aku tak akan menolak ajakannya.

Aku duduk menopang dagu menatap airin yang sedang masak. Aku ternganga melihat cara memasaknya. Ia seperti chef profesional saat ini. Keren.

"Kamu belajar masak dari mana?" Tanyaku ketika airin selesai. Airin meletakkan piring dengan makanan yang cantik menggugah selera. Aku sampai tak tega hancurinnya.

"Dari kecil, my mom chef" jawab airin duduk di hadapanku. Ia meletakkan gelas berisi air putih, dan gelasnya berisi wine.

Aku mengambil hp ku dan memotret makanan ini, masakan pertama airin untukku harus diabadikan.

"Hmm, enak banget" pujiku. Airin tersenyum manis, ia mengangkat bahunya bangga.

"Kalau kamu suka, aku akan sering masak buat kamu"

"Aduh, ngerepotin kamu"

"Its ok, aku suka direpotin kamu"

Aku melirik airin yang menatapku. Aku membuang wajahku ke arah lain.

"Setelah mama pergi, aku gak pernah masak lagi. Papa juga tidak mau makan makanan yang aku masak, karna kata papa rasanya mirip dengan masakan mama, sulit buat papa"

Aku meminum airku, menatap airin yang serius.

"Mama kamu.."

"Kanada, ya dia disini. Papa tidak tahu dia disini. Selain kuliah, aku ingin melihatnya, sebahagia apa dia saat ini bersama keluarga barunya"

Airin menunduk, ia menghela napas berat.

"Jika suatu saat nanti aku siap bertemu mama, kamu mau temenin aku?" Tanya airin. Aku menelan makananku, lalu mengangguk.

"I will" jawabku. Airin tersenyum dn mengangkat gelasnya, aku mengikutinya. Cheers.

Usai makan aku hendak mencuci piring. Airin tidak mengijinkanku, ia menyuruhku duduk. Aku merasa tidak enak ketika airin memasak untukku dan mencuci piring juga.

"Kamu mau nonton?" Tanya airin. Ia langsung saja mengambil remote dan menghidupkan tv yang ada di hadapan kami. Baru 10 menit film berjalan, deg. Aku terkejut ketika kepala airin bersender di bahuku, apakah ia tertidur. Aku bergerak sedikit melihat matanya yang tertutup.

"Kamu ngantuk?, aku pulang deh biar kamu bisa istirahat" ujarku bersiap bangkit.

"Jangan, kamu disini aja!" tahan airin. Ia menatapku, aku terpaku melihat matanya, seperti ada segudang kesedihan disana. Airin bergeser dan meletakkan kepalanya di atas pahaku. Aku tertegun.

"Sebentar" ucap airin memejamkan matanya. Aku kembali bersender di sofa dan menatap layar tv.

Aku menggeliat, badanku terasa kaku. Aku mengerjapkan mataku. Aku tersadar dan segera duduk. Aku tertidur di sini?.

"Kamu sudah bangun?"

Aku menoleh ke arah suara. Airin sedang di pantry. Aku merapikan rambutku dan berjalan ke arahnya.

I Get Tachycardia When I'm With you (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang