Two

5.8K 427 9
                                    

Aku membereskan buku-buku dan laptopku. Aku mengakhiri belajarku hari ini. Besok pagi aku akan mengikuti ujian. Persiapan ujianku ditutup dengan kelas bahasa. Aku masih duduk di kursiku ketika yang lain sudah pulang. Aku memperhatikan ruangan tempatku belajar 2 bulan ini.

Kututup mataku dan berdoa dalam hati untuk kemudahan dalam ujian besok.

Drrrttt....drrttt...

"Baby, where are you?"

"Masih di kelas by, kenapa?"

"Aku di depan"

Aku beranjak keluar gedung. Aku melihat sedan hitam. Tangan tesa keluar jendela melambai.

"Tumben jemput?" ucapku senang sekaligus menyindir tesa yang jarang anter jemput aku akhir-akhir ini. Ia berdehem tak menjawab pertanyaanku.

"Bagaimana kelas terakhirnya?"

"Good"

"Laper?, mau makan apa?"

Aku berpikir sejenak sebelum menjawab. Apa yang akan aku makan sesuai sama mood ku hari ini. Aku harus makan yang manis-manis.

"Es krim" ucapku. Tesa mengerutkan keningnya.

"Ok, eat first!"

Tesa membawaku makan shabu-shabu. Pilihan yang tepat, dia tau aku harus makan yang segar dan sehat untuk persiapan diri menghadapi ujian besok. Tapi,. Ada yang salah disini, dia gak tau apa-apa dalam perdapuran, bagaimana mungkin di bisa masak bahan-bahan segar di meja kami ini.

Aku melirik tesa yang hanya diam melipat tangannya di depan dada dan menatap meja

"Kak pernah makanan ini kan?" Tanyaku, ia mengangguk.

"Mereka yang melakukannya untukku"

Tesa mendongak matanya mencari pelayan yang akan memasak untuknya.

"Sstt.. aku aja" tahanku.

"Kamu bisa?" Tanyanya ragu

"Baby, aku bahkam belajar masak menu western buat kamu" ucapku sedikit kesal. Bagaimana bisa dia membuatku masak di luar rumah.

"Ah, aku lupa pacarku serba bisa" bisiknya dengan senyum jahil. Aku tersipu dengan kata-katanya.

Usai makan kami jalan-jalan sebentar mengelilingi mall. Ketika rasa begah akibat kekenyangan kami berkurang, tesa mengajakku makan yang manis. Dia memesan es krim untukku, kopi untuknya.

"By, aku besok gak bisa temenin kamu"

"Yah, katanya mau tungguin aku, anter jemput aku juga" aku protes. Tesa udah menjanjikannya untukku dari jauh hari.

"Sorry by. Tapi aku bisa anter kamu"

Aku kesal. Aku turun dari mobil dan ninggalin tesa di belakang. Kenapa dia harus sesibuk itu. Ia bilang saat hari ujianku, dia akan disisiku. Aku jalan memghentakkan kakiku naik ke kamarku. Aku akan tidur sendiri malam ini.

"By, jangan marah"

Tesa sedang diluar kamar mengetuk pintu. Aku membiarkannya dan memilih tidur.

Aku bangun lebih pagi. Berdoa, mandi dan segera turun sarapan. Aku tertegun melihat tesa sudah duduk rapi disana dengan meja yang sudah berisi makanan, ada buk asih disana.

"Selamat pagi neng ovi. Ibu udah masakin nasi goreng kesukaan neng, semangat neng ujiannya" kata buk asih menyemangatiku.

"Terima kasih ibu, emang ibu paling best deh perhatiannya" ucapku sambil melirik tesa yang menatapku.

I Get Tachycardia When I'm With you (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang