Seven

3.6K 348 2
                                    

Theresa Patricia

Melepas ovi ke kanada tentu tak mudah buatku. Namun inilah jalan yang sudah kami putuskan bersama. Aku akan melakukan yang terbaik untuk hubungan ini.

Ovi lulus dengan nilai yang cukup bagus. Namanya ada di urutan ke tiga, walaupun nilainya masih jauh dibawahku dan kak joy ketika mengikuti ujian masuk di kampus yang sama. Tapi aku tetap bangga padanya, ia membuktikan ia bisa.

Aku ingin menghabiskan waktu yang tersisa bersama ovi. Aku lebih sibuk dari biasanya untuk mengosongkan waktu di hari itu. Aku bahkan sudah memesan tiket penerbangan ke bali. Namun aku cancel, karena..

"Nak, ovi berangkat ke kanada kapan?, bapak ibu bisa ketemu ovi?"

Yap, ibu ovi mengirimku pesan di hari yang sama saat aku menyelesaikan pesanan tiket ke bali. Segera saja aku cancel dan ganti dengan membeli tiga tiket penerbangan palembang jakarta.

Aku bangga bisa melihat kebahagiaan keluarha ini di rumahku. Walaupun bayarannya aku merelakan waktu berduaan dengan ovi. Tidak apa, aku akan mengunjunginya sesering mungkin ke sana.

Hari ovi berangkat pun tiba. Cuaca di rumah jadi suram, wajah ibu bapak terlihay sedih. Aku jadi terbawa suasana ini.

Aku tidak ingin melihat mata ovi seharian ini, jika tidak. Aku tak akan membiarkannya pergi, lalu mencari cara lain agar ia tetap disini bersamaku, lalu mendapat restu orang tua ovi. Ah, aku membuang pikiran ini jauh-jauh.

Air mataku tumpah, pertahanan goyah ketika berpisah. Aku menatap punggungnya yang menjauh. Tempat berpulangku sudah pergi. Cintaku sekarang tidak disisiku.

"I wish you were here" ucapan ovi membuat darahku berdesir, aku merinding. Melihat ia memamerkan lehernya, lekukan bahunya. Aku menelan air liurku. Aku rindu menyentuhnya.

Rencanaku untuk membuka cabang di palembang lancar. Hari ini aku di rumah ovi. Awalnya aku akan tinggal di hotel saja, namun ibu memintaku tinggal di rumah. Awalnya aku sedikit kesulitan tanpa ovi, namun ibu mengerti aku, ibu membantu semua keperluanku, akan sangat berterima kasih akan hal itu.

"Semoga kliniknya sukses ya nak"  ucap ibu yang hadir di acara grand opening hari ini. Aku tersenyum dan memeluk ibu.

"Aku akan sering kesini bu" ujarku.

Selesai grand opening aku akan langsung terbang ke jakarta. Sudah cukup 3 hari aku tinggal disana. Aku meletak foto kecil ovi di dompetku, aku meminta ini pada ibu saat melihat album foto di rumah.

*****
Aku mendorong koperku dengan cepat setelah melewati imigrasi. Aku baru saja tiba di kanada, aku tidak sabar bertemu kekasihku.

Aku memesan taxi dan meluncur ke apart. Aku tidak memberitahu mami juga kalau akan kesini, begitu pun kak joy. Aku juga tiba-tiba memesan tiket, aku sudah tak tahan menahan rinduku.

Aku memandang kampus yang baru aku lewati. Melihat jam dan mengira-ngira apakan ovi sedang di dalam, atau dia di apart. Aku tentu saja tak memberi tahu ovi akan kedatanganku.

Aku membuka pintu apart dengan kunci yang aku punya. Aku tersenyum melihat apart ini, seperti sedang flashback masa-masa kuliah. Apart yang sederhana, cukup untuk satu orang. Aku memilih apart ini karena tak ingin merepotkan mami, kak joy memilih apart yang mewah. Mami meminta kami untuk tinggal bersama, namun aku tidak mau dan memilih apart ini.

Aku membuka jendela, melihat ke arah kampus. Aku melihat keramaian, tanda perkuliahan sudah selesai. Aku tersenyum malu menyadari jantungku yang berdegup, wajahku berseri dan aku gugup menunggu ovi pulang.

Aku mendengar suara kunci, aku jalan berjinjit bsrsembunyi di balik pintu.

"Ada orang kah?" Ovi bergumam pelan menutup pintu, ia berjalan ke arah koperku, aku mengikutinya dari belakang dan memeluknya.

I Get Tachycardia When I'm With you (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang