Hari-hariku kembali berwarna. Aku bahagia ada ovi disisiku. Walau resikonya harus bolak balik jakarta palembang, tak apa. Aku tetap bahagia. Kadang ovi yang ke jakarta menemuiku, namun lebih sering aku yang ke palembang dengan alasan kerjaan. Padahal aku hanya ingin mencium kekasihku.
Birthday ovi tiba. Ini pertama kalinya aku rayain birthday ovi, setelah tahun lalu putus. Aku akan melakukan yang terbaik untuk birthdaynya.
Aku sudah menyiapkan semuanya di klinik. Selain perayaan bersama seluruh pekerja di klinik, aku juga memberi diskon gede pada treatment hari itu. 50% all item. Ovi sempat menolaknya, namun aku ingin ovi memiliki penuh keberkahan di birthday nya ini.
Bapak dan ibu juga memberi kejutan sebelum kita ke klinik. Ibu memasak kue sendiri, memasak banyak makanan enak yang ibu bagikan juga ke tetangga dan teman kerjanya.
"Terima kasih by" ucap ovi ketika kami sudah diruangan. Aku yang sedang dudk di sofa menarik ovi yang masih berdiri untuk duduk bersamaku.
Ovi membuka kedua pahanya, ia duduk dipangkuanku. Aku sedikit terkejut ketika ia melingkarkan tangannya di leherku.
"By kita di klinik, ruangan kamu kedengeran dari luar" ucapku
"Emang kita mau apa kak?, aku gak apa-apain kk kok" bisik ovi, aku geli. Aku merinding, ovi menciumi leherku.
"I like kissing you" ucapnya, ovi menciumiku. Kami berciuman sampai lipstik kami berantakan, kami tertawa cekikikan sambil saling membersihkan bibir dengan tissue
Aku udah ijin ke bapak ibu akan membawa dinner ovi. Masih dengan pakaian kerja, aku membawanya makan malam di resto terbaik palembang.
"Cheers" aku meminum wineku. Ovi memilih minum hal yang sama denganku.
"Besok balik jakarta by?" Tanya ovi
"Iya, besok aku ada kerjaan penting by. Kamu tau aku harus visit tiap 3 bulan kan, lusa aku mulai keliling" jelasku.
"Hmm, by.."
"Kenapa?" Tanyaku ketika ovi ragu berbicara
"Capek gak LDR begini?"
"Kenapa by?, kamu capek?"
"Kebiasaan deh, tiap ditanya, tanya balik" kerusnya.
"Gak by, aku gak capek. Selama kita oke begini"
"Tapi aku capek"
Aku menghentikan makanku menatap ovi lekat.
"Aku capek harus nahan rindu tiap hari, mau ketemu harus berjuang dulu. Padahal kita bisa hidup bareng seperti dulu, aku mau tidur ada kk, aku bangun ada kk, aku mandi juga bisa bareng kk"
"Kamu mau pindah ke jakarta?" Tanyaku. Ovi terdiam, ia mengaduk-aduk makanannya. Aku menggenggam tangannya agar berhenti
"Aku gak masalah kalau kamu mau pindah ke jakarta, aku bisa urus semuanya. Tapi bagaimana bapak dan ibu?, mereka juga belum tahu kan kita pacaran?"
"..."
"Atau kamu mau aku ijin ke mereka?" Tanyaku. Ovi menatapku.
"Menikahlah denganku by!"
Aku tersentak. Napasku terhenti. Aku mematung. Ucapan ovi bukan hal biasa. Tatapannya serius. Ia sedang tak bercanda.
"Vi"
"Aku mau nikah sama kk. Aku akan ijin ke bapak ibu, aku gak peduli mereka setuju atau tidak. Aku cuma mau kakak"
Aku menarik napas dalam dan menghembuskannya. Aku menggenggam kedua tangan ovi.
"Kita akan ijin bersama" ucapku. Ovi mengangguk. Kami berpelukan saling menguatkan. Aku akan maju lebih berani, karena ovi disampingku, ia juga bertekad untuk hubungan ini. Kami pasti bisa.
*****
Setelah sarapan. Bapak ibu bersantai di depan menonton tv. Aku dan ovi bersiap untuk berbicara. Kami saling pandang."Bu, ovi mau bicara" ovi memulai. Bapak ibu menatap kami.
"Sebelumnya ovi minta maaf. Kita belum pernah duduk bareng buat bahas masalah ovi dan kak tesa. Masalah ini berlalu gitu aja, bapak ibu juga gak pernah bertanya ataupun mendengar penjelasan dari ovi"
"..."
"Ovi tahu, ovi kecewain bapak ibu. Ovi tahu kesalahan ovi gak bisa di maafin. Tapi ovi juga tahu, bapak ibu sayang sama ovi. Bapak ibu gak pernah nyalahin ovi, bahkan ibu bapak bersikap seperti biasa. Tapi hal itu masih ganjal dihati ovi pak, bu"
"..."
"Ovi dan kak tesa masih saling mencintai.. kita.." aku menoleh ke ovi, suara ovi terhenti.
"Kita masih berhubungan pak, bu. Kita pacaran lagi" lanjutku. Bapak dan ibu saling pandang.
"Kita ijin menikah pak, bu" sahut ovi. Ia menundukkan kepalanya. Aku menatap bapak ibu, aku turun dari kursi, jalan merangkak dan berlutut di depan ibu bapak.
"Saya minta maaf pak, bu. Saya masih mencintai ovi. Saya tidak bisa meninggalkan ovi, ovi adalah hidup saya. Tolong ijinkan kami pak, bu" aku menunduk. Aku berharap orang tua ovi memberi kami restu seperti mami papiku. Tapi aku tak akan marah jika restu itu tak ku dapat. Karena bagiku, keluarga ini adalah keluargaku juga, aku tak akan menghancurkannya.
Ovi beranjak dan berlutut di sampingku. Ia menggenggam tanganku.
"Ibu bilang yang penting aku ceria lagi. Aku akan ceria jika aku bahagia bu, bahagiaku bukan cuma keluarga ini. Tapi dia bu, kak tesa"
"...."
Hening. Tak ada ucapan apapun. Aku menoleh pada tesa yang masih menatap kedua orang tuanya. Ovi masih menggenggamku erat.
"Pak, bu" ovi mulai tak sabar dengan diamnya orang tua.
"Kalian yakin nak?" Tanya bapak. Aku dan ovi mengangguk serentak.
"Kalian pasti bahagia kan?" Tanya ibu. Kami mengangguk lagi.
"Kalian bisa saling jaga nak?" Tanya bapak. Aku dan ovi saling tatap.
"Saya akan menjaga ovi sekuat tenaga pak, aku akan terus belajar menjadi orang yang lebih baik. Dengan begitu, aku bisa menjaga ovi, seperti menjaga diriku" ucapku. Ovi tersenyum.
"Tapi kaliam tidak bisa hidup seperti ini di sini, kalian akan dapat kecaman dari orang-orang" ujar ibu
"Ini hidupku buk, hidup kami. Orang tidak berhak jatuhin kami. Kami akan lewati sama-sama bu" jawab ovi
"Bapak sama ibu takut kalian gak bahagia nak" ucap bapak
"Pak, bu. Pasti udah tahu gimana kak tesa. Kk selalu ada untukku dari awal sampai saat ini, bahkan saat kita putus pun kk gak lepas tangan. Kk tetap pastiin aku kuliah, kk siapin klinik buat aku. Kk selalu ada buat keluarga ini. Tidak ada seorang pun yang bisa seperti kak tesa"
Kata-kata ovi barusan sangat menyentuh hatiku. Tiba-tiba saja air mataku mengalir. Ibu menyentuh bahuku, menarikku hingga sejajar dengan ibu.
"Terima kasih ya nak, ibu cuma minta jaga ovi" ibu memelukku erat. Tangisku semakin deras ketika ibu pun menangis. Aku tahu kekhawatiran mereka, aku berjanji tak akan mengecewakan bapak ibu.
Ovi memeluk bapak dan ibunya. Kini mereka bertiga nangis bersama. Aku menepuk-nepuk pelan bahu ovi yang sesenggukan.
Aku dan ovi bisa tersenyum lega. Aku akan kembali ke jakarta penuh dengan kebahagiaan. Kali ini aku akan pergi ke bandara sendiri. Aku menoleh ke belakang, aku menatap bapak ibu dan ovi yang berdiri di depan rumah menungguku berangkat. Ovi tersenyum manis, bapak ibu melambaikan tangan padaku. Ah, tuhan terima kasih untuk semuanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/332647899-288-k424025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Get Tachycardia When I'm With you (2)
Romance(GxG) Aku adalah seorang perawat di salah satu klinik kecantikan milik anak sahabat ibuku. Aku dan dia jatuh cinta. menjadi sepasang kekasih ketika kita sama-sama wanita tentu sulit. Aku dan dia bergenggaman tangan, menyusuri jalan langkah demi lang...